Dibuka Langsung Hijau, IHSG Diprediksi Bergerak Sideways Hari ini
Bank Indonesia (BI) bakal menerapkan 'Active Monetary Operation'

Bank Indonesia (BI) bakal menerapkan 'Active Monetary Operation'
Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung menguat pagi ini, Kamis (24/01). IHSG berada di level 6.456 pada pukul 09.25 atau menguat 0,08 persen.
Penguatan itu setelah IHSG ditutup melemah 0.27 persen ke level 6,451 pada perdagangan Rabu (23/01) kemarin, mengakhiri reli penguatan selama enam hari berturut-turut.
Sektor keuangan tercatat melemah 1,09 persen menjadi penekan utama IHSG. Investor asing mencatatkan net sell Rp142.34 Miliar, mengakhiri reli net buy selama 17 hari berturut-turut.
Promo Terbaru di Bareksa
IHSG melemah seiring dengan pelemahan Bursa Saham Asia seiring kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global dan perang perdagangan China - AS yang sedang berlangsung menjauhkan investor dari aset berisiko.
Sedangkan di Amerika Serikat, Wall Street ditutup fluktuatif dengan Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,5 persen, Indeks S&P 500 cenderung flat, dan Nasdaq Composite ditutup melemah.
Bursa Saham AS ditutup variatif menyusul berbagai sentimen seperti kinerja kuartalan positif dari emiten-emiten besar seperti IBM, P&G, United Technologies, dan lain-lain, diimbangi oleh kekhawatiran tentang potensi penurunan ekonomi, ketegangan perdagangan dan penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS.
IHSG Cenderung Sideways
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah berada di level 6,451. Indeks tampak sedang melanjutkan konsolidasi yang terjadi selama sepekan terakhir dan berpotensi untuk berlanjut menuju support level 6,420.
Bearish crossover yang terjadi pada stochastic berpotensi membawa indeks terkoreksi. Namun jika indeks bergerak menguat, dapat menguji resistance level 6,500. Hari ini diperkirakan indeks kembali bergerak sideways, cenderung melemah terbatas.
BoJ Pertahankan Arah Kebijakan Moneter
Bank of Japan (BoJ) mempertahankan arah kebijakan moneternya berupa kebijakan moneter longgar dan stimulus masif dalam rapat dewan BoJ pada 23 Januari 2019. Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, menyatakan peringatan terkait kondisi ekonomi dunia yang melambat akibat perang dagang yang terjadi serta penurunan permintaan global.
Dalam pertemuan tersebut pula, BoJ merevisi perkiraan inflasi inti pada 2019 menjadi 0,9 persen, setelah sebelumnya berada pada level 1,4 persen. Perkiraan inflasi ini memberikan sinyal BoJ tidak akan mengentikan stimulusnya, setidaknya pada tahun 2019.
Bank Indonesia akan Terapkan 'Active Monetary Operation'
Operasi moneter yang merupakan kontraksi-ekspansi likuiditas secara aktif ini diharapkan mampu memberkan kepastian bagi pengelolaan likuiditas perbankan.
Untuk OPT ekspansi reguler, Bank Indonesia akan mengaktivasi instrumen Term Repo Regular untuk bank konvensional dan syariah, yaitu :
1. Lelang dilakukan secara reguler
2. Frekuensi lelang Term Repo reguler maksimal seminggu 3 kali untuk semua tenor Term Repo (1 pekan, 2 pekan dan 1 bulan).
3. Untuk tahap awal, Term Repo Reguler akan diaktivasi setiap Selasa dan Kamis.
Sejak Agustus 2018, OPT ekspansi reguler telah dilakukan melalui penyelenggaraan lelang Forex Swap sebanyak 3 kali seminggu, yaitu Selasa, Rabu, dan Kamis yang ditujukan untuk memberikan kepastian bagi pengelolaan likuiditas perbankan terutama bagi bank yang memiliki eksposur valas.
(KA02/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.