Apa yang mau kamu cari?

Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.

BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Dinilai Sudah Cenderung Undervalue, Ini Alasan IHSG Berpeluang Menguat

Bareksa06 November 2018
Tags:
Dinilai Sudah Cenderung Undervalue, Ini Alasan IHSG Berpeluang Menguat
Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/3). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

IHSG menjadi salah satu bursa saham berkinerja terbaik di Asia kemarin

Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan kedua di bulan November 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup dengan kenaikan tipis setelah seharian hampir bergerak di zona merah.

Performa IHSG kemarin layak diacungi jempol karena menjadi salah satu bursa saham terbaik di Asia, yang mayoritas berakhir di zona merah. Indeks Nikkei 225 anjlok 1,55 persen, Hang Seng jatuh 2,08 persen, Shanghai Composite turun 0,41 persen, Kospi melemah 1,02 persen, Straits Times berkurang 1,79 persen, dan KLCI (Malaysia) terkoreksi 0,3 persen.

Harga aset di pasar saham dan obligasi Indonesia yang sudah cenderung murah (undervalue) sepertinya menggoda pelaku pasar untuk melakukan aksi beli. Sejak awal November, IHSG memang sudah menguat 1,53 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Akan tetapi, penguatan tersebut belum sebanding dengan IHSG yang turun 6,85 persen sejak awal Oktober.

Kemudian, keputusan pemerintah yang tidak akan menaikkan cukai rokok untuk tahun depan juga masih menjadi penopang saham emiten produsen rokok, yakni HMSP yang naik 2,89 persen dan GGRM 3,66 persen. Naiknya dua saham ini mampu mengerek indeks saham konsumsi hingga naik 1,52 persen.

Selain itu, sentimen positif lain datang dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 yang tercatat tumbuh 5,17 persen. Meskipun angka tersebut melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,27 persen, tetapi masih lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar 5,15 persen.

Pada perdagangan Senin, 5 November2018, IHSG ditutup menguat 0,24 persen dengan berakhir di level 5.920,59. Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai di mana tercatat 7,85 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp6,7 triliun.

Sebanyak 180 saham mengalami kenaikan, sementara 213 saham mengalami penurunan, serta 118 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) yang signifikan pada perdagangan kemarin senilai Rp922,55 miliar.

Secara sektoral, penguatan dan pelemahan terbagi rata ke dalam masing-masing lima sektor pada perdagangan kemarin. Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu konsumer (1,53 persen), manufaktur (0,9 persen), dan aneka industri (0,78 persen).

Sementara itu, tiga sektor dengan pelemahan terdalam yaitu infrastruktur (-0,66 persen), industri dasar (-0,50 persen), dan properti (-0,34 persen).

Saham - saham yang menopang kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin :

• PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) : 2,9 persen
• PT Gudang Garam Tbk (GGRM) : 3,7 persen
• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : 0,7 persen
• PT Astra International Tbk (ASII) : 0,9 persen
• PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) : 0,8 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan IHSG mengalami pergerakan yang positif dalam rentang yang relatif sempit.

Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya sempat menguat di 20 menit awal perdagangan sesi pertama sebelum akhirnya berangsur bergerak turun.

Memasuki sesi kedua, IHSG terlihat masih cenderung bergerak dalam zona merah meskipun dalam rentang yang relatif sempit. Namun saat memasuki sesi pre-closing, IHSG terlihat mengalami mark-up hingga berhasil ditutup di zona hijau.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik mengindikasikan IHSG masih berusaha melanjutkan momentum positifnya. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas.

Selain itu, kondisi Bursa Saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup bervariatif pada perdagangan kemarin diharapkan bisa lebih dominan menjadi sentimen positif yang mendorong IHSG kembali melaju pada hari ini.

Indeks Dow Jones ditutup naik 0,76 persen, S&P500 menguat 0,56 persen, namun Nasdaq terkoreksi 0,38 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.187,13

Up1,33%
Up6,14%
Up8,22%
Up9,34%
Up20,98%
Up13,32%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.169,31

Up1,07%
Up5,48%
Up7,59%
Up9,30%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund

1.139,49

Up1,41%
Up5,15%
Up8,34%
Up10,58%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.019,93

Up1,91%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua
info
Bareksa Community
close
Community illustration

Gabung komunitas investor eksklusif.
Ikuti kelas pembelajaran tentang investasi secara online gratis via Aplikasi Telegram

checkAkses gratis
checkKonten edukasi tiap minggu
checkDiskusi dengan investor lain
checkUpdate promo & event terbaru
Bagikan Artikel
Dinilai Sudah Cenderung Undervalue, Ini Alasan IHSG Berpeluang Menguat

Dinilai Sudah Cenderung Undervalue, Ini Alasan IHSG Berpeluang Menguat

IHSG menjadi salah satu bursa saham berkinerja terbaik di Asia kemarin

Bareksa