BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Dibayangi Sentimen Defisit NPI dan Imbas Krisis Turki, Ini Peluang IHSG

Bareksa14 Agustus 2018
Tags:
Dibayangi Sentimen Defisit NPI dan Imbas Krisis Turki, Ini Peluang IHSG
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada perdagangan Senin, 13 Agustus 2018, IHSG ditutup turun tajam 3,55 persen dengan berakhir di level 5.861,25

Bareksa.com - Mengawali pekan ketiga di bulan Agustus, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah signifikan pada perdagangan kemarin. Faktor internal dan eksternal menekan pasar keuangan serta saham Indonesia kemarin.

Dari dalam negeri, investor merespons negatif data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang defisit US$4,31 miliar pada kuartal II 2018. Angka defisit tersebut lebih dalam dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang juga defsiit US$3,85 miliar. Apalagi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih surplus US$739 juta.

NPI yang defisit menggambarkan devisa yang keluar lebih banyak ketimbang yang masuk, baik itu dari ekspor-impor barang dan jasa maupun investasi (sektor riil dan portofolio). Artinya, perekonomian Indonesia dinilai rentan menghadapi gejolak eksternal karena minimnya sokongan devisa.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara dari sisi eksternal, tekanan datang dari gejolak ekonomi yang terjadi di Turki. Sejak akhir pekan lalu, lira melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kejatuhan lira terjadi pasca Presiden AS, Donald Trump, menyetujui penggandaan bea masuk bagi impor baja asal Turki 50 persen dan aluminium 20 persen.

Kebijakan Trump ini merupakan balasan terhadap langkah Turki yang menahan seorang pendeta asal AS, Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding Brunson sebagai salah satu pendukung upaya kudeta Presiden Erdogan pada 2016 silam. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.

Pada perdagangan Senin, 13 Agustus 2018, IHSG ditutup turun tajam 3,55 persen dengan berakhir di level 5.861,25. Tercatat sebanyak 8,94 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp7,95 triliun.

Hanya ada 52 saham yang mengalami kenaikan, sementara 366 saham mengalami penurunan, serta 88 saham tidak mengalami perubahan harga. Selain itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) pada perdagangan kemarin senilai Rp646,88 miliar.

Secara sektoral, seluruh sektor kompak berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin. Adapun tiga sektor yang mencatatkan pelemahan terdalam yaitu sektor pertambangan (-4,97 persen), keuangan (-4,15 persen), dan industri dasar (-4,03 persen).

Saham - saham yang membebani IHSG pada perdagangan kemarin antara lain :

• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : -7,4 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : -5,8 persen
• PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) : -3,7 persen
• PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) : -2,3 persen
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) :-3,7 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk black marubozu yang menggambarkan IHSG menghadapi tekanan jual yang hebat hingga harus berakhir pada level terendahnya dengan penurunan tajam.

Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat telah dibuka pada zona merah sejak awal pembukaan yang ditandai dengan sebuah open gap down. Sepanjang perdagangan, IHSG tampak tidak berdaya sedikit pun untuk melawan penurunannya.

Selain itu, penurunan kemarin IHSG bahkan terlihat telah menembus MA 60 yang menandakan adanya potensi downtrend. Kemudian indikator relative strength index (RSI) terlihat bergerak turun tajam mengindikasikan sinyal penurunan yang kuat.

Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami tekanan lanjutan.Kondisi global yang kurang kondusif serta minimnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar diperkirakan akan menjadi faktor yang bisa kembali menekan IHSG pada hari ini.

Selain itu, Bursa Saham Amerika Serikat (AS) juga ditutup kompak melemah pada perdagangan Senin, di mana Indeks Dow Jones ditutup turun 0,5 persen, kemudian S&P 500 melemah 0,4 persen, dan Nasdaq Composite berkurang 0,25 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua