BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Terjun Bebas, Asing Jual Saham Empat Bank Ini Rp1,33 Triliun

26 April 2018
Tags:
IHSG Terjun Bebas, Asing Jual Saham Empat Bank Ini Rp1,33 Triliun
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

IHSG menyentuh level terendah di 6.070,79 secara intraday, level penutupan terendah sepanjang 2018

Bareksa.com - Pasar saham Indonesia terjun bebas pada perdagangan hari ini, Rabu, 25 April 2018, seiring dengan sentimen negatif yang datang dari global. Investor asing terpantau masih keluar dari Bursa Efek Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini anjlok 2,4 persen, atau turun 150 poin dibanding penutupan kemarin, menyentuh level terendah tahun ini di 6.070,79 secara intraday. Kemudian IHSG akhirnya ditutup di level 6.079,85.

Sepanjang hari ini telah terjadi transaksi senilai Rp8,52 triliun di Bursa dengan jumlah saham 8,87 miliar yang diperjualbelikan. Investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) dari saham-saham Indonesia senilai Rp1,96 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Seluruh sektor saham yang ada di Bursa hari ini mencatat penurunan dengan dipimpin oleh sektor keuangan (finance) yang anjlok 4,07 persen.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) anjlok 7,44 persen ke Rp7.150. Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 5,16 persen ke Rp3.310 dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 5,13 persen ke Rp21.750. Lalu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga turun 1,79 persen ke Rp8.225.

Adapun empat saham perbankan tersebut juga menjadi yang paling banyak dijual oleh investor asing.

Saham BMRI mencatat net sell asing Rp437,8 miliar, diikuti BBRI yang dijual asing Rp412,24 miliar. Selanjutnya, saham BBCA dijual asing Rp332,39 miliar serta saham BBNI senilai Rp147,3 miliar. Keempat saham bank itu saja mencatat net sell asing senilai Rp1,33 triliun.

Sentimen negatif yang menekan IHSG pada hari ini datang dari pasar global. Imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun kembali naik dan sempat menembus level 3 persen atau yang pertama kalinya sejak Januari 2014.

Seiring dengan peningkatan yield US Treasury, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun juga naik hingga menembus level 7 persen. Yield yang meningkat mengindikasikan harga obligasi di pasar yang turun seiring dengan lemahnya permintaan.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) meskipun menguat tetapi masih dekat dengan level psikologi Rp14.000 per dolar AS. Depresiasi terhadap rupiah ini diakibatkan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lain di dunia.

Sementara itu, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua