BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Semester I 2017 Saham BBRI Naik Tertinggi, BJBR Turun Terdalam

Bareksa03 Juli 2017
Tags:
Semester I 2017 Saham BBRI Naik Tertinggi, BJBR Turun Terdalam
Petugas menghitung pecahan uang yang baru di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kudus, Jateng, Selasa (15/7) - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

IHSG secara tahunan naik 10,06 persen dari 5.296,71 menjadi 5.829 pada semester I 2017

Bareksa.com – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester I tahun ini berakhir pada Kamis, 22 Juni 2017. Hingga periode itu, IHSG secara tahunan naik 10,06 persen dari 5.296 menjadi 5.829.

Kenaikan IHSG tidak lepas dari saham-saham penggerak yang sebagian besar dari kalangan Indeks LQ45. Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Menurut catatan BEI, saham BBRI menduduki posisi pertama sebagai saham penggerak IHSG.

Hingga 22 Juni 2017, saham BBRI naik 30,6 persen dan memberikan 80,2 poin terhadap IHSG yang naik 533 poin. Posisi terakhir, saham BBRI ada pada level Rp 15.250 dari posisi akhir tahun 2016 Rp 11.675.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Pergerakan Saham BBRI Periode 30 Desember 2016 – 22 Juni 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Harga terakhir pada 22 Juni 2017 merupakan level tertinggi saham BBRI. Bahkan pada perdagangan hari ini, Senin, 3 Juli 2017 saham BBRI kembali menyentuh level tertinggi ke Rp 15.500.

Tabel: Indeks Movers Semester I 2017 (hingga 22 Juni 2017)

Illustration

Sumber: BEI

Selain BBRI, saham-saham bank cukup mendominasi penggerak indeks hingga semester I. Di antaranya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Saham Laggard

Membicarakan saham penggerak indeks, tidak lengkap tanpa membahas saham yang dalam pertumbuhan minus (laggard). Lagi-lagi, saham bank yang menduduki posisi pertama. Saham yang dimaksud adalah PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Catatan BEI, saham BJBR mengalami penurunan 34,8 persen sepanjang semester I tahun ini. Harganya turun dari Rp 3.390 pada akhir 2016 menjadi Rp 2.210. BJBR pun memberikan minus 10,4 persen kepada IHSG.

Grafik: Pergerakan Saham BJBR Periode 30 Desember 2016 – 22 Juni 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sedikit berbeda dengan saham penggerak indeks, saham yang berada dalam deretan laggard tidak didominasi perbankan. Beberapa justru berasal dari kalangan saham BUMN. Di antaranya PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Tabel: Indeks Laggard Semester I 2017 (22 Juni 2017)

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sebagai tambahan informasi, IHSG pada hari ini (Senin, 3 Juli 2017) kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarahnya. IHSG berada pada level 5.910, naik 1,38 persen atau 80,529 poin. Tercatat, kenaikan IHSG terjadi atas transaksi bernilai Rp 8,37 triliun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua