BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Sistem Informasi Terganggu, Bursa Efek Indonesia Jamin Tak Ada Serangan Siber

10 Juli 2017
Tags:
Sistem Informasi Terganggu, Bursa Efek Indonesia Jamin Tak Ada Serangan Siber
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa (19/7)

Semua transaksi perdagangan sebelum terjadinya gangguan pada sistem online trading diakui dan disimpan dalam JATS

Bareksa.com – Otoritas Bursa Efek Indonesia memberikan konfirmasi atas keterlambatan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin, 10 Juli 2017 ini. Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, menjamin gangguan sistem penyebaran informasi bukan disebabkan oleh adanya kerusakan di jaringan online BEI akibat serangan siber (cyber attack). Melainkan hanya gangguan pada sistem data feed yang terhubung kepada para broker.

“Karena itu, kondisi sistem untuk mendukung transaksi perdagangan BEI pada pagi ini tidak bermasalah dan tetap stabil,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 10 Juli 2017.

Menurut Tito, gangguan datang dari sistem data feed yang tidak bisa terhubung ke para broker di awal perdagangan Senin pagi ini. Jika kondisi normal, sistem itu biasanya dapat menghubungkan data feed kepada para broker yang ingin melakukan transaksi perdagangan pada pagi secara serentak.

Promo Terbaru di Bareksa

Tito mengemukakan karena adanya peraturan perdagangan jika sistem data feed tersebut dalam waktu 15 menit tidak bisa terhubung dengan sedikitnya 30 broker yang akan melakukan transaksi, maka perdagangan harus dihentikan selama 1 jam.

“Karena itu, pihak bursa menghentikan perdagangan di awal pekan ini selama satu jam. Selain demi kepatuhan terhadap peraturan, waktu selama 60 menit itu kami gunakan untuk mengecek kesiapan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan online trading. Kami dari pihak Bursa Efek Indonesia memohon maaf atas kejadian ini dan berjanji akan terus berusaha agar hal-hal semacam ini tidak akan terjadi lagi ke depan,” ungkap Tito.

Mengenai potensi kerugian yang timbul akibat masalah ini, Tito menjamin semua transaksi perdagangan sebelum terjadinya gangguan pada sistem online trading tersebut diakui dan disimpan dalam sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Dengan begitu, transaksi perdagangan yang terjadi sebelum dan sesudah gangguan sistem online pada pagi hari ini akan terus berlanjut dan terus diawasi oleh divisi pengawasan perdagangan Bursa Efek Indonesia.

“Tetapi seluruh penawaran jual dan permintaan beli yang belum match pada open order akan dihapus oleh sistem JATS. Sedangkan acuan harga untuk perdagangan efek yang bersifat ekuitas yang dimulai pada pukul 10.00 waktu JATS tetap menggunakan harga penutupan pada perdagangan Jumat, 07 Juli pekan lalu,” ujarnya.

Untuk diketahui, Sistem penyebaran informasi Bursa Efek Indonesia pagi ini, Senin 10 Juli 2017 mengalami gangguan teknis. Tercatat sekitar pukul 10.00 WIB, sistem informasi BEI baru kembali bisa diakses. Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, mengatakan gangguan penyebaran informasi BEI terjadi sejak pukul 08.52 WIB. “Kami mendapati bahwa terdapat gangguan teknis pada penyebaran informasi dari data feed,” ujarnya.

Salah seorang pelaku pasar modal mengestimasi potensi kehilangan nilai transaksi mencapai Rp 800 miliar per jam. Dalam sehari rata-rata nilai transaksi di BEI sekitar Rp 5 triliun. “Jadi jika 1 jam sekitar Rp 800 miliar,” ujarnya kepada Bareksa, Senin, 10 Juli 2017.

Dalam sehari rata-rata jam efektif perdagangan sekitar 6 jam atau 5,5 jam. Adapun komisi broker diestimasikan sebesar 0,15 – 0,2 persen dari total nilai transaksi. Dengan begitu, total potensi nilai kehilangan komisi broker sekitar Rp 1,2 miliar hingga Rp 1,6 miliar hanya untuk 1 jam transaksi.

Untuk diketahui, Jumat pekan lalu Otoritas Bursa Efek Malaysia mengumumkan sedang menginvestigasi gangguan terhadap sistem perdagangan saham online di Negeri Jiran pada beberapa broker. Juru Bica Bursa Malaysia, seperti dilansir Nikkei, menyatakan Komisi Komunikasi dan Multimedia turut membantu investigasi tersebut. Dia mengklaim perdagangan di Bursa Malaysia tidak terpengaruh dengan kejadian tersebut.

Gugus tugas yang melakukan investigasinya di dalamnya termasuk melibatkan Kepolisian Malaysia dan Agensi Keamanan Siber Nasional. Mereka akan meneliti apa penyebab terjadinya gangguan tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan otoritas menyusul setelah lima broker saham di Malaysia melaporkan bahwa layanan perdagangan online mereka terganggu Jumat pagi pekan lalu, setelah pada Rabu juga mengalami gangguan yang sama.

Sebelumnya serentetan serangan siber ransomware terjadi pada Mei dan Juni telah melumpuhkan komputer di beberapa pusat layanan publik seperti rumah sakit pada lebih dari 100 negara. Serangan ini diidentifikasi sebagai pemerasan online terbesar yang pernah terjadi. (K19)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua