Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Selama tujuh hari perdagangan terakhir, investor asing telah tercatat net sell Rp3 triliun
Selama tujuh hari perdagangan terakhir, investor asing telah tercatat net sell Rp3 triliun
Bareksa.com- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal pekan lalu hingga penutupan perdagangan kemarin kembali ditutup pada zona negatif. Selama tujuh hari perdagangan terakhir, IHSG sudah melemah 2 persen, seiring dengan keluarnya arus dana investor asing.
Selama tujuh hari perdagangan, IHSG telah melemah 2 persen menyentuh level 4.812,26 pada 3 Mei 2016 dari sebelumnya 4.914,74 pada 22 April 2016. Sementara pada periode yang sama penjualan bersih pemodal asing juga mencapai Rp3 triliun.
Grafik: Pergerakan IHSG dan Arus Dana Asing 24 April- 3 Mei 2016
Sumber: Bareksa.com
Lantas apa penyebab turunnya IHSG menurut sejumlah analis?
Menurut Analis Avrist Asset Management, Billy Nugraha sejak minggu lalu IHSG bergerak di zona negatif seiring data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal- I 2016 Indonesia yang hanya 4,92 persen atau berada di bawah angka konsensus yang sebesar 5,07 persen. Selain itu, kinerja keuangan dari beberapa emiten yang tidak sesuai prediksi menambah tekanan pada indeks global.
Pada saat yang sama, outlook negatif perekonomian Jepang membuat Bank Of Japan (BOJ) memutuskan untuk tidak menambah dana stimulus sebesar 80 triliun yen (US$715 juta) dan mempertahankan suku bunga negatif sebesar 0,1 persen. "Hal itu menunjukkan pemerintah Jepang mengambil sikap yang tidak sesuai dengan harapan pasar," ujarnya ketika dihubungi Bareksa pada 4 Mei 2016.
Sementara itu, tekanan terhadap saham-saham perbankan yang belum usai juga membuat indeks melemah. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,44 persen, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melemah 1,25 persen, PT Bank Negara Indoensia Tbk (BBNI) turun 5,41 persen dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah sebesar 0,57 persen.
Grafik: Pergerakan Harga Perbankan 25 April- 3 Mei 2016
Sumber: Bareksa.com
Selain itu, rilis data keuangan kuartal I-2016 beberapa emiten big caps seperti PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang dibawah ekspektasi menambah tekanan terhadap IHSG. (Baca Juga: Inilah Penyebab Laba Bersih Astra Anjlok Hingga 22% pada Kuartal I-2016)
Hal senada diungkapkan oleh Head Of Research NH Korindo, Reza Priyambada yang menyatakan awan positif belum berpihak pada laju IHSG sehingga masih melanjutkan pelemahannya. Hingga kini Belum adanya katalis positif serta berakhirnya masa pencatatan kinerja emiten di kuartal I- 2016 membuat para pelaku pasar masih enggan untuk melakukan aksi beli nya dalam jumlah besar.
Memasuki bulan Mei, nampaknya masih dihinggapi awan mendung bagi para investor mengingat istilah “sell in May and go away” kini menghinggapi para pelaku pasar meskipun kami nilain kondisi tersebut tidak sepenuhnya benar terutama untuk pasar saham Indonesia.
Pada saat yang sama, Reza melihat adanya berita fraksi baru yang mulai berlaku pada awal Mei diharapkan dapat menjadi katalis positif jelang diumumkannya data inflasi Indonesia bulan April. Akan tetapi, kenaikan tersebut tetap saja tidak diimbangi dengan peningkatan volume beli sehingga kenaikan yang terjadi pun sifatnya terbatas.
Selain itu, Reza menilai kenaikan ini pun juga rawan terjadi pembalikan arah jika sentimen yang ada tidak sepenuhnya didukung oleh kondisi yang ada. "Diharapkan sentimen pelemahan laju bursa saham global tidak banyak menekan IHSG untuk merubah tren yang ada. Tetap perlu mewaspadai kembali terhadap perubahan sentimen yang ada,” ungkap Reza
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.184,48 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.164,44 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.993,74 | ||||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.077,68 | - | - | - | |||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.128,33 | - | - |
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.