IHSG Rebound, Saham Sektor Infrastruktur & Konstruksi Banyak Diminati Asing
Indeks sektoral yang mengalami penguatan paling tinggi adalah infrastruktur sebesar 1,84 persen

Indeks sektoral yang mengalami penguatan paling tinggi adalah infrastruktur sebesar 1,84 persen
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan kenaikan sebesar 0,65 persen menjadi 4.541,85 pada pukul 10.15 hari ini (Rabu, 13 Januari 2016).
Menurut Satrio Utomo, Head of Research Broker Universal Indonesia, IHSG sebenarnya sudah memberi sinyal positif semenjak pergerakan kemarin dan berhasil ditutup di atas batas resisten pertama di level 4.500. Jika IHSG bergerak naik pada pergerakan hari ini, berarti merupakan konfirmasi bahwa untuk jangka pendek, IHSG sudah berada dalam tren naik. Namun, untuk tren turun jangka menengah, IHSG baru akan memberi sinyal positif jika mampu mencetak level tertinggi baru di atas resisten 4.639
Kenaikan ini juga diikuti kenaikan seluruh indeks sektoral. Indeks sektoral yang menguat paling tinggi adalah infrastruktur sebesar 1,84 persen. Adapun indeks sektoral yang paling kecil kenaikannya adalah sektor perkebunan sebesar 0,04 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Pergerkan Indeks Sektoral Secara Intraday

Sumber: Bareksa.com
Kenaikan indeks infrastruktur juga terdorong banyaknya minat investor asing pagi ini, yang memborong saham-saham dari sektor tersebut, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp23,6 miliar.
Selain itu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) juga menarik investor asing, sehingga mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp12,8 miliar.
Tabel: 5 Daftar Saham Yang Paling Banyak Dibeli Asing Secara Intraday

Sumbe: Bareksa.com
Sementara, sektor konstruksi, properti dan real estate membukukan kenaikan terbesar kedua pagi ini, dan didukung naiknya saham-saham dari sektor tersebut, seperti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang diborong asing sebesar Rp15,2 miliar.
"Meredanya ketakutan terhadap harga minyak menjadi salah satu pendorong naiknya saham-saham konstruksi dan saham-saham terkait dengan sektor tersebut. Meskipun harga minyak WTI semalam masih bergerak turun hingga ditutup pada level $30,44 per barrel," ujar Satrio dalam blognya.
Banyaknya minat investor terhadap saham LPKR disebabkan adanya pengumuman perusahaan tentang penjualan aset properti berupa pusat perbelanjaan senilai Rp800 miliar kepada dana investasi real estat (real estate investment fund/REIT) yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Developer milik Grup Lippo itu berpotensi mendapatkan untung sebesar Rp307 miliar dari selisih nilai asetnya per September 2015. (Baca juga: Jual Aset ke REIT di Singapura, Lippo Karawaci Potensi Cuan Rp307 Miliar)
Selain LPKR, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga banyak diborong asing sebesar Rp11,3 miliar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.