Perang Israel-Iran Belum Signifikan Kerek Harga Emas, Apa Strategi Investasinya?
Ketegangan Timur Tengah belum signifikan mengerek harga emas karena harganya kesulitan bertahan di atas US$3.400 per ons

Ketegangan Timur Tengah belum signifikan mengerek harga emas karena harganya kesulitan bertahan di atas US$3.400 per ons
Bareksa.com - Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah masih tetap tinggi, meskipun setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Hal ini menyusul serangan rudal AS terhadap fasilitas nuklir Iran, dan Iran membalas dengan serangan rudal ke pangkalan udara AS di Qatar. Namun memanasnya ketegangan Timur Tengah belum signifikan menarik minat investor memborong emas sebagai aset safe haven, karena harganya kesulitan bertahan di atas level US$3.400 per ons.
Dilansir Kitco News (23/6), beberapa analis mencatat permintaan emas sebagai aset lindung nilai terbatas, karena konflik masih terkonsentrasi di kawasan tersebut. Seiring dengan emas, harga minyak juga kesulitan mempertahankan kenaikan yang dipicu oleh gejolak yang sedang berlangsung.
Meski begitu, para analis pasar di UBS menekankan kekuatan utama emas bukanlah perannya sebagai aset lindung nilai terhadap peristiwa geopolitik, melainkan fungsinya yang lebih luas dalam portofolio yang terdiversifikasi.
Promo Terbaru di Bareksa
“Investor mungkin akan lebih diuntungkan dengan memandang emas dari sudut pandang diversifikasi portofolio, bukan hanya sebagai perdagangan yang bergantung pada level harga,” kata Julian Wee, Penulis Investasi di UBS.
Mengutip data Annual Central Bank Gold Survey oleh World Gold Council, Wee menyoroti para manajer portofolio memandang emas sebagai aset dengan banyak fungsi. Menurut survei itu tiga alasan utama memegang emas adalah kinerjanya selama periode ketidakpastian, kegunaannya sebagai alat diversifikasi, dan fungsinya sebagai penyimpan nilai.
Meskipun harga emas saat ini bergerak dalam pola mendatar (sideways), UBS tetap optimistis terhadap logam mulia ini, dengan mempertahankan target kenaikan di level US$3.800 per ons tahun ini.
Mengutip data investing.com, harga emas di pasar spot dunia memelamah 0,48% jadi US$3.352,9 per ons pada Selasa pukul 10.05 WIB (24/6). Adapun harga emas dalam negeri di fitur Bareksa Emas hari ini (24/6), untuk harga emas Pegadaian Rp1,86 juta per gram, emas Treasury Rp1,82 juta per gram dan emas Indogold Rp1,82 juta per gram.
Harga Emas Hari Ini (24/6/2025)
Sumber: fitur Bareksa Emas
Defisit Anggaran AS
Analis Bank of America (BofA) menyatakan perang dan konflik geopolitik biasanya bukan pendorong pertumbuhan jangka panjang harga emas. Meski konflik Israel-Iran memanas, prospek harga emas kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh defisit anggaran AS. BofA memperkirakan harga logam mulia bisa mencapai US$4.000 per ons setahun ke depan.
“Emas sering dipandang sebagai aset safe haven di tengah gejolak global, namun perang dan konflik geopolitik jarang menjadi penggerak utama harga emas dalam jangka panjang,” tulis Analis Bank of America (BofA) dalam laporannya dikutip dari Yahoo Finance (22/6).
Faktanya, harga emas justru turun 2% dalam sepekan sejak Israel memulai serangan udara ke Iran. Dalam catatannya, analis BofA memperkirakan harga emas akan mencapai $4.000 per ons dalam satu tahun, atau naik 18% dari level saat ini.
“Meskipun perang antara Israel dan Iran bisa saja meningkat, konflik jarang menjadi pendorong harga yang bertahan lama. Karena itu, arah negosiasi anggaran AS akan menjadi faktor krusial, dan jika kekurangan fiskal tidak menurun, ditambah dengan volatilitas pasar, maka bisa menarik lebih banyak pembeli emas,” mereka menjelaskan.
Konflik Israel-Iran telah mengalihkan perhatian publik dari RUU pajak dan belanja Trump yang sedang dibahas di Kongres. Meski versi RUU dari DPR dan Senat memiliki perbedaan yang perlu diselaraskan sebelum menjadi undang-undang, namun dampak fiskalnya diperkirakan akan menambah defisit triliunan dolar AS dalam beberapa tahun mendatang.
Hal ini memicu kekhawatiran atas keberlanjutan utang AS dan permintaan global terhadap obligasi Treasury yang akan diterbitkan untuk membiayai defisit tersebut. Di tengah perang dagang yang dipicu Trump, dolar AS yang biasanya menjadi aset safe haven juga ikut melemah terhadap mata uang utama lainnya, sehingga memberikan dorongan tambahan bagi harga emas.
Bank sentral di seluruh dunia telah menjual obligasi Treasury senilai $48 miliar sejak akhir Maret. Di saat yang sama, bank sentral terus membeli emas, melanjutkan tren yang sudah berlangsung selama beberapa tahun. BofA memperkirakan kepemilikan emas oleh bank sentral kini setara dengan hampir 18% dari total utang publik AS yang beredar, naik dari 13% satu dekade lalu.
Sementara itu, pasar tampaknya belum terlalu banyak mengekspos portofolionya ke emas. BofA memperkirakan investor baru mengalokasikan sekitar 3,5% dari portofolionya untuk emas. Dan terlepas dari hasil akhir pembahasan RUU anggaran di Kongres, analis memperkirakan defisit akan tetap tinggi.
Rekomendasi Investasi Emas
Menurut Tim Analis Bareksa. bagi investor dari semua profil risiko bisa mempertimbangkan untuk diversifikasi investasi di emas logam mulia guna mengamankan portofolio investasinya dari dampak gejolak pasar akibat ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik.
Perlu diingat, meskipun tren harga emas sejak tahun lalu cenderung terus menguat, namun tetap ada fluktuasi dalam jangka pendek. Sehingga strategi akumulasi bertahap (dollar cost averaging) akan lebih tepat, dibandingkan dengan strategi investasi lump sum, karena masih ada risiko penurunan harga emas.
Untuk itu, investor juga perlu bijak dalam berinvestasi di instrumen emas untuk mengelola risiko dengan baik. Menurut Tim Analis Bareksa, secara teknikal, harga emas dapat konfirmasi melanjutkan tren kenaikan, jika mampu menembus harga US$3.500. Sementara jika harga emas belum mampu menembus level tersebut, maka investor bisa tetap berinvestasi secara bertahap.
Investasi Emas di Bareksa Emas
Untuk diketahui, saat ini negara-negara melalui bank sentralnya sedang ramai-ramai memborong emas guna mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Kamu juga ingin mengoleksi emas batangan? Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa.
Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.148,47 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.106,73 | - | - | ||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.134,59 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.936,18 | ||||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.049,75 | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.