BeritaArrow iconEmasArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Harga Emas Tembus Rekor US$1.800, Pembobol BNI Ditangkap

Bareksa09 Juli 2020
Tags:
Berita Hari Ini : Harga Emas Tembus Rekor US$1.800, Pembobol BNI Ditangkap
Ilustrasi emas batangan logam mulia dengan tumpukan koin dan kertas berisikan grafik menampilkan harga emas

Penyelundupan emas di India, Kejagung periksa 7 pejabat OJK terkait Jiwasraya, Sri Mulyani akan permanenkan WFH Kemenkeu

Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 9 Juli 2020 :

Harga Emas

Harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan hari ini Rabu (8/7/2020) berhasil menembus level US$1.800 per troy ons pada perdagangan sore waktu Indonesia. Dilansir CNBC Indonesia, harga emas naik di tengah kekhawatiran bahwa jumlah kasus virus corona baru yang terus meningkat di seluruh dunia.

Promo Terbaru di Bareksa

Hal itu dapat memicu tindakan pembatasan aktivitas kembali (lockdown) dan sekali lagi menghentikan kegiatan ekonomi. Pada gilirannya, mengurangi prospek untuk pemulihan ekonomi berbentuk kurva V dan berdampak pada sentimen risiko global.

Jumlah penderita Covid-19 secara global angkanya hampir tembus 12 juta orang. Korban jiwa akibat infeksi virus ganas ini telah mencapai angka 543 ribu orang. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak disusul Brazil dan India.

Pergerakan harga emas sejak kemarin sekali lagi mengikuti arah bursa saham dunia. Kemarin bursa saham Asia, Eropa, hingga Wall Street di Amerika Serikat mencetak penguatan. Bahkan hingga saat ini pasar saham kembali menunjukkan kinerja yang impresif dan sekali lagi berbarengan dengan lonjakan harga emas dunia pada hari ini.

Bahkan jika dilihat dalam jangka panjang, harga emas menguat saat indeks saham melesat naik. Lihat saja ketika emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$1.920 per troy ons pada September 2011, bursa saham AS saat itu juga turut menguat. Artinya kenaikan harga emas ini hampir mendekati level tertinggi 9 tahun.

Penyebabnya, kebijakan quantitative easing (QE) yang dilakukan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Kebijakan yang sama diterapkan saat ini, bahkan dengan nilai pembelian aset (obligasi pemerintah dan surat berharga) yang lebih besar. Sehingga pergerakan emas dan Wall Street bisa jadi akan seirama lagi, meski terkadang berlawanan akibat aksi profit taking.

Sementara permintaan dolar AS alias greenback yang lemah selanjutnya memperpanjang beberapa dukungan untuk komoditas berdenominasi dolar yakni logam mulia emas. Saat ini, indeks dolar AS yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya terpantau mengalami pelemahan 0,02 persen pada 96,86 hingga pukul 15.30 WIB. Sementara secara week to date (WTD) indeks dolar melemah 0,32 persen dari level 97,17 pada Jumat lalu (3/7/2020), melansir Refinitiv.

Dilansir Kontan, hingga Rabu pukul 22.09 WIB harga emas untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 menguat 0,78 persen di US$1.824 per troy ons. Ini adalah level tertinggi emas sejak September 2011. Tren bullish emas ini membuat peluang emas menuju ke level tertinggi baru kembali terbuka. Sementara harga emas di pasar spot pada waktu yang sama naik 0,89 persen di US$1.810,92 per troy ons.

Wahyu Tribowo Laksono Analis Central Capital Futures mengatakan, setelah menembus US$1.800 per troy ons maka level resistance yang signifikan harus dikonfirmasi. "All time high harga emas ada di US$1.919 pada September 2011," kata dia, Rabu (8/7).

Penyebab kenaikan harga emas masih The Fed dan beberapa bank sentral utama yang menggelontorkan stimulus. Selain itu ancaman penyebaran virus corona jilid kedua membuat harga emas bisa merangsek ke level atas lagi. "Jelas tren harga emas sudah strong bulls," tegas Wahyu.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly membawa kabar menggembirakan dari lawatannya ke Serbia. Delegasi yang dipimpinnya, sukses menyelesaikan proses ekstradisi terhadap buronan pelaku pembobolan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Maria Pauline Lumowa dari negara tersebut.

"Dengan gembira saya menyampaikan bahwa kami telah secara resmi menyelesaikan proses handing over atau penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari pemerintah Serbia," tutur Yasonna dalam keterangan pers dilansir Kontan (8/7/2020).

"Keberhasilan menuntaskan proses ekstradisi ini tak lepas dari diplomasi hukum dan hubungan baik kedua negara. Selain itu, proses ekstradisi ini juga menjadi buah manis komitmen pemerintah dalam upaya penegakan hukum yang berjalan panjang," imbuh Yasonna.

Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas Bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif. Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai US$136 juta dan 56 juta euro atau setara Rp1,7 Triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi Bank BNI. Pada Juni 2003, pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.

Penyelundupan Emas

Pertikaian politik pecah di India setelah puluhan kilogram (kg) emas ditemukan saat diselundupkan ke negara itu dalam bagasi diplomatik. Melansir BBC, seperti dikutip Kontan, pejabat bea cukai di bandara internasional di negara bagian selatan Kerala menemukan lebih dari 30 kilogram emas yang tersembunyi di dalam perlengkapan kamar mandi. Paket itu ditujukan ke konsulat Uni Emirat Arab (UAE) di Thiruvananthapuram.

UAE telah membantah mengetahui paket itu dan mengatakan seorang mantan karyawan lokal telah ditangkap. Laporan media lokal menunjukkan, sejumlah pihak lain juga telah ditahan. Dalam sebuah pernyataan di Twitter pada hari Selasa, kedutaan UEA di ibukota India Delhi mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan setelah penemuan penyelundupan diumumkan.

"Pihak berwenang (Emirat) telah menekankan para pelaku tidak hanya melakukan kejahatan besar, tetapi juga berusaha untuk menodai reputasi misi UEA di India tidak melenggang dengan mudah," kata kedutaan. "Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang India dalam mencari akar kejahatan."

Duta Besar UEA untuk India mengatakan kepada surat kabar Gulf News bahwa mantan pekerja di konsulat telah diberhentikan beberapa bulan lalu "karena dia tidak melakukan pekerjaannya".

Jiwasraya

Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa tujuh pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tersangka Fakhri Hilmi dalam kasus tindak pidana korupsi PT Asuransi Jiwasraya. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Hari Setiyono mengemukakan bahwa alasan penyidik periksa ketujuh pejabat OJK tersebut yaitu untuk mendalami sejauh mana tersangka Fakhri Hilmi menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Kepala Pasar Modal 2 A tahun 2014-2017, terutama dalam mengawasi aktivitas jual-beli saham PT Asuransi Jiwasraya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.

"Total ada tujuh orang saksi dari OJK yang kami periksa. Ketujuh saksi ini diperiksa untuk tersangka FH," tuturnya, Rabu (8/7/2020) dilansir Bisnis.com.

Ketujuh saksi dari unsur OJK yang diperiksa tim penyidik tersebut adalah :
1. Indry Puspita Sari Kepala Bagian Kepatuhan Pengelolaan Investasi Direktorat Pengelolaan Investasi OJK.
2. Deny Rizal (jabatan masih dirahasiakan Kejagung)
3. Rusly Y Johannes (jabatan masih dirahasiakan Kejagung)
4. Agustin Widhiastuti
5. Tjandraningrum selaku International Banking dan Financial Institution Group PT Bank Mandiri
6. Bimah Yunaidi Umayah selaku Kepala Bagian Pemantauan pada DPIV OJK
7. Sujanto selaku Direktur Pengelolaan Investasi Departemen Pengawasan Pasar Modal 2 A pada OJK.

Kementerian Keuangan

Keadaan pasca Covid-19 masih belum bisa dipastikan hingga vaksin ditemukan. Meskipun begitu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa masa krisis ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan reformasi dengan pemanfaatan teknologi. “Semua ini akan dapat dilakukan karena saat ini teknologi berperan penting dalam kehidupan masyarakat luas,” jelas Menkeu dalam webinar yang diadakan oleh Bank Dunia mengenai pengalaman Indonesia terkait respons krisis dan perbaikan pasca pandemi Covid-19, Selasa (7/7/2020).

Namun demikian, masih terdapat kendala besar terkait data per orang maupun data UMKM terdampak. Sehingga, pembaharuan data penting untuk dilakukan selaras dengan pemanfaatan teknologi. Misalnya dalam hal data perpajakan, teknologi dapat meningkatkan tax compliance dengan kemudahan menyampaikan SPT secara online serta kecepatan dan ketepatan proses tax return.

“Teknologi bisa bantu kita. Reformasi di bidang kesehatan dan pendidikan di Indonesia akan bergantung pada penggunaan teknologi. Sekarang saya transfer uang langsung ke sekolah atau Puskesmas. Mereka bisa menggunakan anggarannya menggunakan aplikasi. Semua yang mereka butuhkan, material untuk kesehatan dan pendidikan akan masuk ke aplikasi. Nanti akan ada laporan langsung ke Menterinyaa," kata Sri Mulyani.

Hal ini lanjut Menkeu, memang tidak akan menyelesaikan semua masalah, tapi paling tidak meringankan bebannya. Adapun penggunaan teknologi ini juga bisa digunakan untuk menjangkau masyarakat di daerah terpencil mendukung pembangunan yang lebih inklusif.

Dengan situasi yang kian menantang, Pemerintah terus berupaya menghadirkan payung hukum bagi kebijakan yang dikeluarkan. Kebijakan ini diperlukan untuk memberikan jaminan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional seoptimal mungkin. Pemerintah juga telah melakukan langkah cepat dengan menyesuaikan defisit anggaran. “Situasi ini sangat menantang. Defisit kita dari 5,4 persen menjadi 6,4 persen dari PDB hanya dalam 3 bulan belakang,” kata Menkeu.

Upaya pemerintah untuk pelebaran defisit ini ditujukan untuk mengembalikan kepercayaan dalam hal ekonomi bahwa Pemerintah hadir untuk mendukung penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Dengan tersedianya anggaran, Menkeu berharap hal tersebut akan dapat memberikan dorongan bagi unit teknis untuk untuk dapat melakukan pembelanjaan yang lebih baik (better spending) mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dengan dibelanjakannya dana tanggap darurat Covid-19 ini diharapkan dapat memperbaiki tingkat pertumbuhan ekonomi kita yang diperkirakan negatif pada kuartal kedua 2020 akibat diberlakukannya upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 secara meluas.

Pada masa krisis Covid-19 inilah, perubahan menuju arah perbaikan juga harus dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi untuk dapat meningkatkan produktivitas dengan mengurangi waktu perjalanan ke kantor, yakni dengan bekerja dan rapat secara online.

Menyadari efektifnya teknologi dalam menjembatani interaksi dan kolaborasi berjarak, di dalam organisasi Kementerian Keuangan sendiri, Menkeu telah membentuk sebuah gugus tugas (task force) untuk melakukan transformasi. “Sekarang kita akan membuat pola work from home untuk permanen. Kita sedang merumuskan pola flexible working space juga. Intinya kami akan menghilangkan proses bisnis yang tidak efektif. Dan ini harus bisa kita lakukan saat ini juga, saat ada krisis,” ungkap Menkeu.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua