BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: Bangkok Bank Akuisisi Permata; Garuda Restrukturisasi Bisnis

Bareksa13 Desember 2019
Tags:
Berita Hari Ini: Bangkok Bank Akuisisi Permata; Garuda Restrukturisasi Bisnis
Sejumlah pilot maskapai Garuda Indonesia memberikan penghormatan terakhir kepada pesawat Boeing 747-400 di hangar 4 GMF, Tangerang, Banten, Senin (9/10). Garuda Indonesia secara resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak tahun 1994. (ANTARA FOTO/Fajrin R)

BRIS kerja sama dengan Investree, BRI luncurkan kredit online Ceria, BI lihat potensi dana asing masuk

Bareksa.com - Berikut rangkuman berita dan informasi yang disarikan dari sejumlah media nasional dan keterbukaan informasi Jumat, 13 Desember 2019.

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

Maskapai penerbangan milik negara ini fokus merestrukturisasi bisnisnya setelah skandal yang menimpa jajaran direksi. Sementara itu, perseroan juga tengah mengkaji penerbitan obligasi global (global bond) yang ditargetkan pada Februari 2020.

Promo Terbaru di Bareksa

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Januari 2020 untuk menetapkan formasi baru jajaran direksi perseroan.

Sebelum RUPSLB digelar, perseroan akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian Perhubungan terkait operasional dalam menyambut musim libur Natal dan Tahun Baru.

“Selain itu, good corporate governance (GCG) juga akan kita terus tingkatkan sesuai dengan arahan Kementerian BUMN. Kami minta masukan apa saja yang perlu diperbaiki. Pesan Pak Menteri untuk menjaga akhlak dan loyalitas kepada negara” jelas dia, usai melangsungkan pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Akuisisi Bank Permata

Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) hari ini mengumumkan bahwa telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII). untuk mengakuisisi total 89,12% kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Berdasarkan siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (12/12/2019), transaksi diharapkan selesai pada 2020. Bangkok Bank mengantisipasi penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk sisa 10,88 persen saham di Permata setelah merampungkan akuisisi saham kepemilikan sebesar 89,12 persen

Transaksi akan dilaksanakan berdasarkan penilaian yang disepakati sebesar 1,77 kali lipat dari nilai buku Permata (yang masih akan disesuaikan).

Hal ini menyiratkan bahwa berdasarkan nilai buku Permata pada 30 September 2019, harga pembelian indikatif Rp1.498 per saham dan nilai transaksi indikatif Rp37,43 triliun (sekitar US$ 2,674 miliar atau 81,02 miliar bath Thailand) untuk 89,12 persen saham dan Rp 42,001 triliun (sekitar US$3 miliar atau 90,91 bath Thailand) untuk kepemilikan 100 persen saham.

Kerja Sama BRIS dan Investree

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah dan fintech peer to peer lending Investree resmi bekerja sama, dalam sebuah pilot project dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 50 miliar.

"Kita ada MoU signing dengan BRI Syariah karena selama ini belum ada institusi syariah yang kita bekerja sama, ini yang pertama," ucap Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi seperti dikutip Kompas.com, Kamis (12/12/2019).

Diketahui Investree merukapan satu-satunya fintech peer to peer lending yang memiliki fasilitas pinjaman konvensional dan pembiayaan syariah dan sudah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adrian berharap ke depannya dengan adanya institusi syariah yang menjadi pemberi pinjaman Investree dengan prinsip syariah bisa menjadi lebih besar lagi.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BRI merilis aplikasi BRI Ceria, layanan paylater atau kartu kredit virtual untuk menyasar debitur yang underbanked. Aplikasi sudah dapat diunduh, namun baru tersedia versi Android.

Dalam penjelasannya, BRI Ceria memberikan pinjaman mulai dari Rp500 ribu sampai Rp20 juta dan tenor 1-12 bulan. Bunga per bulannya 1,42 persen atau 17,04 persen dalam setahun. Bila terlambat membayar, nasabah akan dikenakan tambahan 3 persen dari jumlah tagihan atau maksimal Rp150 ribu.

Fasilitas tersebut hanya diberikan untuk nasabah BRI. Hal ini sebagai strategi BRI dalam melakukan credit scoring dan mencegah wanprestasi. Prosedur lainnya yang harus dipenuhi nasabah adalah berusia 21-50 tahun, minimal penghasilan Rp3 juta, dan memiliki NPWP.

Pihak BRI mengklaim bila seluruh data sudah diserahkan, proses verifikasi hanya memakan waktu 30 menit. Bila disetujui, limit kredit dapat digunakan untuk berbelanja di merchant online. Konsep ini sama dengan produk sejenis yang dikeluarkan Kredivo dan Akulaku.

Untuk tahap awal, BRI Ceria sudah dapat digunakan berbelanja di Tokopedia dan pembelian tiket penerbangan di situs Panorama JTB.

Potensi Aliran Dana Asing

Bank Indonesia (BI) yakin masih ada potensi masuknya aliran modal dalam nilai yang cukup besar ke Indonesia pada tahun ini, meski masih ada ketidakpastian global.

Hal ini disebabkan oleh masih adanya ekspansi likuiditas yang dilakukan oleh beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia di tengah ketidakpastian yang disebabkan oleh tingginya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menurut Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, saat ini aliran modal sebagian besar masuk ke portofolio. Namun, Dody meminta agar tidak cepat berpuas, karena Indonesia masih memiliki tugas besar, yaitu untuk mengarahkan arus modal yang masuk untuk tidak hanya mengalir ke portofolio.

BI pun memandang aliran modal yang masuk ini mampu menutup defisit transaksi berjalan (TB) atau current account deficit (CAD). BI pun menargetkan CAD Indonesia pada 2019 ini akan berada di kisaran 2,7 persen - 2,8 persen dari PDB. Menurut Dody, angka ini masih merupakan angka ideal karena masih dalam batasan, yaitu di bawah 3 persen dari PDB.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua