BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: Investor Asing Mulai Masuk di BEI, BI Perkirakan NPI Surplus

Bareksa10 Desember 2019
Tags:
Berita Hari Ini: Investor Asing Mulai Masuk di BEI, BI Perkirakan NPI Surplus
Logo Bank Indonesia di pagar gedung Bank Indonesia, Jakarta (shutterstock)

Bank Mandiri siapkan capex untuk digital, OJK rilis aturan sinergi bank syariah, Telkom dan KB Financial bentuk aliansi

Bareksa.com - Berikut rangkuman berita dan informasi yang disarikan dari sejumlah media nasional dan keterbukaan informasi Selasa, 10 Desember 2019.

Foreign Net Buy

Dalam dua pekan terakhir, investor asing melakukan aksi beli bersih alias net foreign buy di bursa saham Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan data Bloomberg, pada periode 25-29 November 2019, net foreign buy mencapai Rp 479,68 miliar, sedangkan pada periode 2-6 Desember 2019, net foreign buy Rp 516,8 miliar. Dalam dua pekan, total pembelian bersih asing mencapai Rp 996,48 miliar.

Dalam sepekan, saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT MNC Kapital Indonesia Tbk. Pada Jumat (6/12), terdapat transaksi beli oleh asing di pasar negosiasi untuk saham BCAP sebesar Rp 702,62 miliar.

Belum ada penjelasan dari manajemen mengenai transaksi ini. Namun, pada 16 Juli 2019, MNC Kapital memiliki rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement sebanyak 3,71 miliar dengan nominal Rp 100.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Bank Mandiri mengaku akan terus fokus dalam pengembangan digital dalam tahun 2020 mendatang. Tak tanggung-tanggung, pihaknya mengaku akan menaikan alokasi belanja modal alias capital expenditure (Capex) digital miliknya sebesar 30 persen bila dibandingkan dengan tahun 2019.

Hal tersebut disampaikan Direktur Treasury, International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat menghadiri konfrensi pers RUPLB Bank Mandiri. Dirinya menyebut, pihaknya akan mengembangkan inisiatif produk layanan digital.

“Secara tahunan kita punya budget cukup besar tapi khusus digitalisasi, Capex kita pertumbuhan tahunannya 30 persen, di dalamnya banyak proses pengembangan digital banking,” kata Darmawan di Plaza Mandiri Jakarta, Senin 9 Desember 2019.

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyiapkan Capex senilai Rp2,4 triliun untuk pengembangan layanan digitalnya pada 2019. Darmawan berharap dengan semakin mudahnya layanan digital baik secara internal maupun ke nasabah akan semakin menekan cost dari biaya oprasional miliknya, serta memperkecil peran kantor cabang dan membuat perbankan semakin efisiensi.

Neraca Pembayaran Indonesia

Bank Indonesia (BI) memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir tahun ini akan berbalik mencetak surplus US$ 1,5 miliar, setelah mengalami tekor US$ 7,1 miliar tahun lalu. Hal tersebut dikemukakan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono dalam acara pelatihan wartawan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/12/2019).

"Neraca transaksi berjalan akan lebih baik di bawah 3 persen PDB atau sekitar 2,7 persen dengan secara keseluruhan neraca pembayaran surplus US$ 1,5 miliar," kata Endy.

NPI Indonesia sepanjang tahun lalu memang mencatatkan defisit US$ 7,1 miliar. Adapun defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sepanjang tahun lalu pun nyaris menembus 3 persen dari PDB, yakni 2,98 persen.

Aturan Sinergi Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan POJK Nomor 28/POJK.03/2019 tentang Sinergi Perbankan Dalam Satu Kepemilikan Untuk Pengembangan Perbankan Syariah sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi industri perbankan syariah melalui pengoptimalan sumber daya Bank Umum oleh Bank Umum Syan'ah (BUS) yang memiliki hubungan kepemilikan.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Teguh Supangkat mengatakan melalui sinergi dapat menciptakan kerja sama antara Bank Umum dan Bank Unit Swasta (BUS). “Sinergi kerja sama antara BUS dan Bank Umum ini memiliki hubungan kepemilikan melalui pengoptimalan sumber daya manusia, teknologi informasi dan jaringan kantor milik Bank Umum guna menunjang pelaksanaan kegiatan BUS yang memberikan nilai tambah bagi BUS dan Bank Umum,” ujaranya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (9/12/2019).

Penerbitan POJK ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing BUS dalam memberikan pelayanan kepada nasabah BUS serta memperluas akses layanan perbankan syariah bagi masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan syariah (inklusi keuangan).

Aliansi Telkom dan KB Finansial

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom (TLKM) melalui unit bisnis modal venturanya MDI Ventures, resmi menjalin aliansi bisnis dengan perusahaan asal Korea Selatan KB Investment, yang merupakan bagian dari KB Financial Group.

Mengutip sumber Investor Daily 10 Desember 2019, aliansi tersebut merupakan perwujudan dari rencana kolaborasi untuk pendanaan perusahaan rintisan (start-up) yang sudah digaungkan sejak September. Aksi tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama pada kemarin, 9 Desember 2019.

Berdasarkan catatan sebelumnya, Principal and Head of Investor Relations MDI Ventures Kenneth Li mengatakan target penggalangan asing dana dari kerja sama ini bisa mencapai US$100 juta, untuk disuntik ke start-up.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua