Berita Hari Ini : Biaya Pindah Ibu Kota Rp466 Triliun, Omzet Avengers Rp17 T
Laba BMRI naik 23,4 persen, capex MNCN US$40 juta, transaksi merger BDMN-BBNP Rp52 triliun, eks CEO OVO jadi CEO MPPA
Laba BMRI naik 23,4 persen, capex MNCN US$40 juta, transaksi merger BDMN-BBNP Rp52 triliun, eks CEO OVO jadi CEO MPPA
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 30 April 2019 :
Wacana Pemindahan Ibu Kota
Pemerintah memperkirakan biaya pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke luar Jakarta mencapai Rp323 triliun hingga Rp466 triliun (US$22 miliar hingga US$33 miliar).
Promo Terbaru di Bareksa
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan terdapat dua skenario untuk pemindahan Ibu Kota tersebut. Skenario pertama dibutuhkan lahan seluas 40.000 hektare dan skenario kedua 30.000 hektare.
"Porsi pemerintah, misalkan, skenario satu itu Rp250an lebih triliun dan swasta hampir sama yaitu sekitar Rp215 triliun. Demikian juga untuk skenario dua pemerintah sedikit lebih besar dari pada swasta," kata Bambang dalam rapat terbatas membahas pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Bambang menyebutkan salah satu contoh biaya pemindahan Ibu Kota di Korea Selatan dari Seoul ke Sejong US$22 miliar. Menurutnya, beberapa kantor kementerian telah berada di Sejong kendati sebagian masih berada di Seoul. Selain itu, Bambang juga menyebut sejumlah contoh pemindahan ibu kota di Malaysia dan Brazil.
"Putra Jaya (Malaysia) memang lebih kecil karena dia sifatnya hanya pusat pemerintahan saja, bukan kota yang mandiri, sedangkan Brasilia karena dibangun sudah lama sekali tahun 1955, biayanya kelihatan besar waktu itu yaitu US$8,1 miliar untuk biaya konstruksi kotanya. Awalnya direncanakan 500.000 penduduknya, sekarang sudah 2,5 juta orang," kata Bambang.
Bambang mengakui rencana pemindahan Ibu Kota ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Menurutnya, sumber pembiayaan rencana pemindahan tersebut dapat berasal dari 4 sumber yaitu APBN, BUMN, swasta dan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil meraih laba bersih Rp7,2 triliun pada periode Januari-Maret 2019. Capaian tersebut tumbuh 23,4 persen (yoy) dibandingkan kuartal I 2018 dengan raihan laba Rp 5,9 triliun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan penopang utama pertumbuhan laba Bank Mandiri berasal dari pendapatan bunga yang tumbuh 15,05 persen (yoy) menjadi Rp 22 triliun hingga akhir Maret 2019. Sementara pendapatan bunga bersih Bank Mandiri tumbuh 9,1 persen (yoy) menjadi Rp14,3 triliun.
“Kami mencatat pertumbuhan kredit 12,4 persen (yoy) menjadi Rp790,5 triliun, berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan di kisaran 12,1 persen (yoy). Dari capaian tersebut, Bank Mandiri berhasil membukukan pertumbuhan laba 23,4 persen yoy menjadi Rp7,2 triliun. Adapun, aset Bank Mandiri pada periode tersebut tercatat Rp1.206,0 triliun, naik 9,8 persen (yoy),” kata Siddik dalam paparan kinerja di Jakarta, Senin (29/4).
Di sisi lain pertumbuhan Kredit bank berlogo pita emas ini menurut Siddik juga ditopang oleh perbaikan kualitas kredit ditambah makin minimnya biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang dialokasikan Bank Mandiri.
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
PT Media Nusantara Citra Tbk membukukan kinerja yang cukup positif di periode tiga bulan pertama tahun 2019. MNCN membukukan pendapatan bersih Rp1,88 triliun di kuartal I 2019, naik 18 persen dari Rp1,6 triliun pada periode yang sama di 2018.
Direktur Utama MNCN David Fernando Audy mengatakan kenaikan pendapatan perseroan di kuartal I 2019 karena ditopang oleh naiknya pendapatan iklan TV dan pendapatan terkait internet online.
Selanjutnya David juga mengungkapkan pada tahun ini pihaknya menyiapkan belanja modal atau capex US$30 juta hingga US$40 juta yang bersumber dari kas internal. Angka ini hampir serupa dengan alokasi belanja modal yang digelontorkan MNCN pada 2018 lalu yakni US$35 juta.
"Itu hanya untuk maintenance saja, pergantian spare parts dan sebagainya. MNCN saat ini belum ada rencana anggarkan capex besar minimal 5 tahun ke depan karena kami sudah memperbaharui hampir seluruh peralatan studio dan broadcasting kami pada 2016-2017," paparnya.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
Setelah mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 April, transaksi merger PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) terealisasi. Realisasi transaksi ini terjadi pada Senin (29/4).
Pada Senin, 29 April 2019 terjadi transaksi net buy Rp49,58 triliun saham Bank Danamon. Sedangkan net buy pada saham BBNP mencapai Rp3 triliun.
Transaksi atas saham BDMN terjadi pada pukul 09.00 WIB tepat saat pembukaan bursa. Transaksi di harga Rp9.590 per saham ini melibatkan 5,17 miliar saham BDMN. Transaksi non reguler dilakukan dengan broker Mandiri Sekuritas.
Menurut data RTI, tercatat pembelian bersih asing atas saham BBNP Rp3 triliun. Transaksi yang merupakan bagian dari merger ini terjadi di tengah suspend atas saham BBNP. Sekadar mengingatkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetop perdagangan saham BBNP untuk proses merger.
Avengers: Endgame
Barisan superhero yang beraksi di Avengers: Endgame tak hanya andal menaklukkan musuh, namun juga menaklukkan layar bioskop untuk meraup US$1,2 miliar atau Rp17,04 triliun dalam waktu tercepat sepanjang sejarah.
Dikutip dari New York Times, angka US$ 1,2 miliar ini adalah capaian terbesar film yang pernah ada dan tercepat. Bukan cuma itu, Iron Man Cs ini juga menjadi jawara box office di 54 negara sekaligus.
Endgame sukses mengantongi US$350 juta di Amerika Serikat, mengalahkan Star Wars The Force Awakens yang di akhir pekannya meraup US$248 juta pada 2015.
Dengan omzet akbar ini, pertanda baik bagi bisnis bioskop di dunia. "Ini menunjukkan bahwa sinema masih diminati, bahkan di tren yang sangat hiper fragmentasi ini. Karena bioskop masih memberikan pengalaman komunal yang luar biasa," ujar President Imax Filmed Entertainment Megan Colligan, dikutip dari New York Times, Senin (29/4/2019).
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2018 di Hotel Aryaduta Tangerang, Rabu (24/4). Dalam RUPST kali ini, para pemegang saham menyetujui pergantian susunan pengurus baik dari jajaran direksi maupun komisaris.
"Pak Bunjamin J. Mailool berubah dari sebelumnya Presiden Direktur menjadi Komisaris," ujar Danny Kojongian, Corporate Secretary MPPA pada public expose.
Sementara itu, para pemegang saham juga menyetujui mengangkat Adrian Suherman sebagai Presiden Direktur. Asal tahu saja, Adrian sendiri sebelumnya pernah menjabat di beberapa posisi penting seperti Vice President PT Telkomsel, CEO PT aCommerce Logistik Lestari, Commissioner PT Solusi Ecommerce Global, Presiden Direktur PT Visionet International, dan CEO OVO.
Pada RUPST itu, Donny juga menyebutkan ada penghapusan jabatan Direktur Independen sehingga Fendi Santoso kini menjabat sebagai Direktur.
"Juga Komisaris Independen kami hapuskan sehingga Rudy Ramawy kini menjabat sebagai Komisaris," lanjutnya.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.