BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : OJK Bekukan Dua Multifinance, INDF Tender Offer Indofood Agri

Bareksa12 April 2019
Tags:
Berita Hari Ini : OJK Bekukan Dua Multifinance, INDF Tender Offer Indofood Agri
Logo OJK (Bareksa)

ELSA siapkan capex Rp1 triliun, BBRI resmi miliki perusahaan ventura, BIPI fokus garap infrastruktur tambang

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 12 April 2019 :

Multifinance

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan kegiatan usaha dua perusahaan pembiayaan. Mereka adalah PT Tirta Finance dan PT Otomas Multi Finance.

Promo Terbaru di Bareksa

OJK menghentikan kegiatan usaha Tirta Finance karena melanggar beberapa ketentuan mulai dari mitigasi risiko, kualitas piutang pembiayaan, hingga pemeriksaan langsung lembaga jasa keuangan non bank.

Sementara, pembekuaan Otomas Multi Finance sesuai dengan surat Nomor S-180/NB.2 /2019 tanggal 8 April 2019, karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 10 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

"Perusahaan Pembiayaan dilarang melakuakan transaksi Anjak Piutang dengan Pemberian Jaminan dari Penjual Piutang Dengan jangka waktu piutang usaha lebih dari 10 tahun" ujar surat tersebut.

Dengan dibekukannya kegiatan usaha PT Otomas Multi Finance tersebut, maka perusahaan dilarang melakukan kegiatan usaha.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Perseroan berniat melakukan tender offer atas saham Indofood Agri Resources Ltd (IFAR) yang tercatat di Bursa Efek Singapura.

Indofood berniat membawa IFAR keluar dari bursa tersebut. Menurut keterbukaan informasi, kepemilikan INDF di IFAR tercatat 74,34 persen. INDF nantinya tender offer untuk 25,66 persen saham float. Maka, usai tender offer, kepemilikan INDF akan meningkat menjadi 100 persen.

Corporate Secretary INDF Victor Suhendra dalam keterangan resmi mengatakan harga penawaran saham IFAR yang diajukan INDF S$0,28. Penawaran akan didanai melalui pinjaman bank.

Saham beredar IFAR mencapai 357,6 juta saham. Dengan hitungan kasar, INDF harus menyiapkan dana sekitar S$100,13 juta atau Rp1,05 triliun.

"Dalam hal free float requirement tidak terpenuhi, perseroan tidak bermaksud mempertahankan status IFAR sebagai perusahaan publik dan tidak bermaksud melakukan tindakan apapun untuk memenuhi free float requirement," kata Victor.

PT Elnusa Tbk (ELSA)

Perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp1 triliun tahun ini, nilai tersebut meningkat 66,67 persen ketimbang alokasi belanja modal pada tahun lalu Rp600 miliar.

Head of Corporate Communications Elnusa, Wahyu Irfan menyampaikan dana belanja modal ini diperoleh dari pinjaman serta pembiayaan dari internal perusahaan.

Direktur Utama perseroan Elizar P. Hasibuan mengatakan akan memperkuat bisnis di sektor hulu pada tahun ini. “Kita perkuat upstream karena banyak kegiatan services akan meningkat. Investasi akan banyak kita lakukan,” ujarnya.

Karena itu, salah satu alokasi belanja modal akan digunakan untuk membeli pertalatan untuk mendukung lini bisnis jasa hulu migas.

BRI Ventura

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk resmi memiliki anak perusahaan di bidang modal ventura. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengeluarkan izin usaha di bidang modal ventura kepada PT BRI Ventura Investama (BRI Ventures).

Melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tertanggal 1 April 2019, Dewan Komisioner OJK memberikan pemberlakuan izin usaha di bidang perusahaan modal ventura kepada PT Sarana Nusa Tenggara Timur yang bersalin nama menjadi PT BRI Ventura Investama.

"Dalam menjalankan kegiatan usahanya wajib menerapkan praktik usaha yang sehat dan senantiasa mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku," kata Kepala Departemen Pengawasan IKNB 1A OJK Ariastiadi.

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)

Perseroan mulai merealisasikan restrukturisasi bisnisnya tahun ini. Perusahaan yang dulu bermain di sektor pertambangan minyak ini akan lebih fokus menggarap pengembangan infrastruktur pertambangan, khususnya batu bara, di Indonesia.

Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony mengatakan, fluktuasi harga minyak menjadi alasan perusahaan tidak lagi fokus menggarap minyak. “Per hari ini kami sudah lepas unit usaha minyak milik kami,” ujar dia seperti dikutip Kontan.

Saat ini, BIPI akan lebih fokus pada penyediaan infrastruktur tambang batubara mulai dari pelabuhan, penghancur batubara, coal preparation plant (CPP) hingga overland conveyor (OC). Unit usaha ini saat ini bahkan sudah tersebar di Sumatra, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. PT Astrindo Mahakarya Indonesia dan PT Mitratama Perkasa, merupakan dua anak usaha BIPI yang mengelola unit tersebut.

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)

Perseroan masih terlihat ekspansif pada tahun ini. Produsen komponen otomotif tersebut tak ragu mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) hingga sebesar Rp800 miliar. Dana belanja modal 2019 untuk membiayai peningkatan kapasitas pabrik yang sudah beroperasi. "Kami memprioritaskan untuk menambah produk-produk baru," ujar Direktur PT Astra Otoparts Tbk Wanny Wijaya.

Astra Otoparts berencana melunasi surat utang jangka menengah atawa medium term notes (MTN). Perusahaan tersebut memiliki tanggungan MTN Astra Otoparts Tahun 2016 Seri B dengan jumlah pokok utang Rp350 miliar dan kupon 9 persen per tahun. Periode jatuh temponya 11 Agustus 2019. Sumber dana pelunasan MTN berasal dari kas operasional. Astra Otoparts atau yang tercatat dengan kode saham AUTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan tidak berencana mencari pinjaman baru.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua