BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham BMRI Melonjak Diburu Investor Asing, Begini Prospeknya

Bareksa10 Januari 2019
Tags:
Saham BMRI Melonjak Diburu Investor Asing, Begini Prospeknya
Petugas melakukan pengisian data pada "e-money" atau kartu transaksi non tunai di Sentra Mandiri, Jakarta, Senin (18/9). Menjelang pemberlakuan transaksi pembayaran non tunai pada seluruh gerbang tol pada 31 Oktober 2017, Bank Mandiri akan menerbitkan 2,5-3 juta kartu transaksi non tunai hingga akhir tahun 2017. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Investor asing catat net buy saham BMRI senilai Rp127,62 miliar pada 9 Januari 2019

Bareksa.com - Harga Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada perdagangan Rabu, 9 Januari 2019 ditutup menguat 3,06 persen dengan berakhir pada level Rp7.575 per saham.

BMRI bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menduduki peringkat keempat saham dengan nilai transaksi perdagangan terbesar di bursa yang mencapai Rp395,06 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham BMRI pada perdagangan kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) senilai Rp104,61 miliar, kemudian JP Morgan Sekuritas (BK) Rp102,76 miliar, dan Mandiri Sekuritas (CC) Rp31,46 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan BMRI masing-masing sebesar 26,48 persen, 26,01 persen, dan 7,96 persen.

Transaksi E-money Rp13,4 Triliun

Penggunaan pembayaran kartu elektronik semakin masif di tengah masyarakat. Apalagi setelah pemerintah mewajibkan pembayaran tol secara non-tunai sejak 2017 lalu.

Salah satu layanan kartu elektronik adalah e-money dari Bank Mandiri. SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri, Jasmin mengatakan penetrasi e-money ke masyarakat sangat baik.

"Hingga Desember 2018, perseroan telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu dengan akseptansi Mandiri e-money di lebih dari 45.000 merchant dan 60.000 lokasi top up," ungkap Jasmin usai peresmian kerja sama top up e-money dengan Kantor Pos di gedung Kantor Pos Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2019) seperti dilansir Tribunnews.

Sementara itu, frekuensi transaksi Mandiri e-money sepanjang Januari hingga Desember 2018 mencapai 1,1 miliar kali dengan total nilai nominal transaksi mencapai Rp13,4 triliun.

"Frekuensi transaksi terbesar e-money terjadi di sektor transportasi yang mencapai 94 persen, terutama jalan tol seperti ruas tol Trans Jawa, tol Bali Mandara, ruas tol Medan-Kualanamu serta ruas tol Ujungpandang Seksi 1 dan 2," papar Jasmin.

"Mayoritas saat ini memang masih di jalan tol. Kita menyusul nanti merchant-merchant yang lain misalnya TransJakarta, Commuter Line, MRT, dan LRT," imbuhnya.

Dengan pencapaian memuaskan sepanjang tahun lalu, bank pelat merah tersebut menargetkan ada kenaikan pada frekuensi dan nilai transaksi e-money sebesar 30 persen di tahun 2019. Hal tersebut seiring dengan akan diterbitkannya 5 juta kartu e-money tahun ini.

Selain itu, Jasmin mengungkapkan pihaknya bakal menambah channel penjualan e-money tahun ini. Sebelumnya, layanan top up Mandiri e-money sudah bisa dilakukan di Indomaret, Alfamart, dan Tokopedia. Kemarin, Bank Mandiri bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk melayani pengisian saldo agar semakin memberikan alteratif pilihan bagi masyarakat.

Analisis Teknikal Saham BMRI

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BMRI pada perdagangan kemarin membentuk hammer yang menggambarkan adanya pergerakan positif pada saham ini setelah sempat bergerak di bawah level pembukannya, namun mampu berbalik arah hingga berakhir di level tertingginya.

Volume terlihat mengalami kenaikan dibandingkan sehari sebelumnya menandakan adanya aksi beli serta antusiasme yang meningkat dari pelaku pasar.

Kemudian investor asing juga terpantau banyak mengoleksi saham BMRI dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp127,62 miliar, atau yang terbesar nomor kedua di bursa setelah saham BBRI (Rp222,23 miliar).

Indikator stochastic juga terlihat mulai bergerak naik, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level psikologis Rp7.700.

(KA01/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua