BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

PLN Efisiensi, Produsen Batu Bara Mana Pasok Domestik Terbesar?

Bareksa30 April 2018
Tags:
PLN Efisiensi, Produsen Batu Bara Mana Pasok Domestik Terbesar?
A worker of state-coal miner PT Bukit Asam (PTBA) cleans a conveyor belt at the Tarahan coal port in Lampung province in this August 20, 2011 file photo. REUTERS/Dwi Oblo/Files

PLN meminta pemerintah menetapkan patokan harga batu bara untuk dalam negeri (DMO)

Bareksa.com - Pemerintah menetapkan batasan harga batu bara untuk kewajiban pasar domestik atau Domestic Market Obligation (DMO) bagi pembangkit listrik, yang bertujuan utamanya untuk efisiensi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Penetapan harga ini tentu sangat berdampak bagi marjin produsen batu bara yang memasok bagi PLN, di tengah tren penguatan harga di pasar global.

Sejak akhir tahun lalu, harga batu bara menjalani reli yang panjang dan bertengger di level US$105 per metrik ton per Maret 2018. Meroketnya harga komoditas ini menjadi kabar baik tersendiri bagi para produsen batu bara. Namun, menjadi katalis negatif bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sekitar 60 persen pembangkit listriknya bertenaga batu bara.

Sebagai gambaran, dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PLN tahun 2017, harga batu bara dipatok US$63 per metrik ton. Namun, realisasinya harga batu bara acuan yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berada di atas US$80 per metrik ton.

Promo Terbaru di Bareksa

Padahal, di sisi lain, pemerintah berkomitmen tidak menaikkan tarif listrik tahun ini. Solusinya, PLN meminta pemerintah menetapkan patokan harga batu bara untuk dalam negeri (DMO). Perinciannya, US$60 per metrik ton untuk batas bawah dan batas atas US$70 per metrik ton.

Dampak terhadap emiten batu bara

Kisruh penetapan batasan harga batu bara DMO ini telah memukul performa harga saham emiten produsen komoditas tersebut, terutama emiten dengan porsi penjualan domestik yang tinggi. Sebab, penetapan harga di bawah harga pasar itu akan mengurangi potensi pendapatan para emiten yang berdampak kepada penurunan margin seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Grafik : Besaran Penjualan Domestik Terhadap Total Penjualan Produsen Batu Bara

Illustration

*ITMG per Desember 2017, ADRO & PTBA per Maret 2018
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa.com

Emiten yang terkena dampak paling besar adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dikutip dari laporan keuangan kuartal I 2018, porsi domestik produsen batu bara milik negara ini mencapai 45,3 persen. Ini merupakan yang terbesar dibandingkan emiten lain yang porsinya di bawah 40 persen.

Emiten lain yang juga bakal terpapar kebijakan DMO tersebut adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang punya porsi domestik sebesar 27,3 persen dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan porsi 11,5 persen. Meskipun demikian, porsi penjualan domestik ini belum tentu mencerminkan keseluruhan penjualan kepada PLN.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua