Jika ELTY Restrukturisasi Utang, Akankah Mengulang Kesuksesan BUMI?
Harga saham BUMI sempat meroket hingga 570 persen dan menyentuh level Rp505 per saham dari sebelumnya Rp75
Harga saham BUMI sempat meroket hingga 570 persen dan menyentuh level Rp505 per saham dari sebelumnya Rp75
Bareksa.com- PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berencana untuk bersih-bersih utang. Unit usaha Grup Bakrie itu bakal merestrukturisasi utang senilai US$289,9 juta atau setara Rp3,92 triliun termasuk bunga dan denda dengan skema debt to equity swap.
Restrukturisasi ELTY akan dilakukan dengan menerbitkan waran sebanyak 2.518.461.951 lembar, di mana satu satu waran memberikan hak untuk membeli 10 saham seri B Perseroan dengan masing-masing nilai nominal sebesar Rp100 per saham. Rencana itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Januari 2018
Selain itu, pemegang saham juga menyetujui rencana penyerahan saham milik PT Prima Bisnis Utama (PBU) yang dimiliki ELTY dalam PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) sebanyak 8.563.472.860 lembar saham atau 37,9 persen saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelumnya pada tanggal 27-28 Februari telah terdapat transaksi hingga 79,8 juta lot saham senilai Rp917 miliar di pasar negosiasi atass saham JGLE. Nilai tersebut mendekati jumlah saham yang akan direstrukturisasi ELTY sebanyak 85,6 juta lot. (Baca juga: Transaksi Nego Saham JGLE Tembus Rp916 Miliar, ELTY Mulai Restrukturisasi Utang?)
Meskipun demikian, pada perdagangan hari ini 1 Maret 2018, harga saham ELTY masih mentok di Rp50, level terendah di pasar reguler Bursa Efek Indonesia. Saham ELTY tidak bergerak di level gocap sejak setahun lalu, setelah sempat berfluktuasi sebulan pada akhir Januari-Februari 2017. Saham ELTY menyentuh level Rp50 pertama kali pada 2012.
Jika menelisik saham Grup Bakrie lainnya yang telah melakukan restrukturiasi sebelumnya, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), hal ini akan berdampak sangat signifikan terhadap harga saham BUMI. (Baca : Meroket 22,22 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham BRMS)
BUMI kembali ramai diperdagangkan seiring adanya rencana restrukturisasi utang BUMI pada Oktober 2016. Bahkan dengan disetujuinya permohonan restrukturisasi utang atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh pengadilan pada 28 November 2016, harga saham BUMI terus meroket.
Dalam kurun waktu kurang dari empat bulan, saham BUMI meroket hingga 570 persen dan menyentuh level Rp505 per saham pada akhir Januari 2017 dari sebelumnya hanya berada di level Rp75 per saham pada pertengahan Oktober 2016. (Lihat : Juarai Nilai Transaksi, Bagaimana Prospek Saham BUMI?)
Pergerakan Harga Saham BUMI Sejak Awal Tahun 2016
Sumber: Bareksa.com
Meskipun kini saham BUMI telah turun ke harga Rp316 per saham pada 28 Februari 2018 atau turun 42,5 persen dari level tertingginya di Rp550 pada 27 Januari 2017, harga saham BUMI tetap lebih dari 3 kali lebih tinggi jika dibandingkan harga sebelum restrukturisasi di harga Rp75 per saham. (Baca : Dapat Upgrade Rating S&P Setelah Moody's, Saham BUMI Menguat Lagi)
Sebagai informasi mega restrukturisasi utang memasuki tenggat efektif. Hampir 100 persen kreditur turut mengambil bagian dalam konversi utang ke sejumlah istrumen restrukturisasi itu. Hanya kreditur setara sekitar US$16 juta yang tidak melakukan konversi. (Lihat : Harga Saham BUMI Meroket 5 Persen, Namun Asing Catat Net Sell Rp52 Miliar)
Usai konversi utang menjadi saham dan fasilitas kredit baru, susunan pemegang saham BUMI berubah. China Investment Corporation (CIC) akan menguasai sekitar 22,7 persen saham BUMI. Lalu, kreditur dan pemegang obligasi lainnya memiliki 26,3 persen. Sisanya merupakan saham publik.
Total utang BUMI yang masuk dalam agenda restrukturisasi mencapai US$4,2 miliar. Artinya, hanya 0,3 persen kreditur yang tidak ikut agenda konversi. Utang yang tidak dikonversi nantinya akan masuk ke laporan laba rugi BUMI. (AM) (Baca : Merosot Tajam 14 Persen, Bagaimana Prospek Harga Saham BUMI?)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,01 | 0,33% | 4,11% | 7,65% | 8,53% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,34 | 0,43% | 4,30% | 7,08% | 7,44% | 3,35% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,79 | 0,62% | 3,99% | 7,30% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,01 | 0,56% | 3,87% | 6,86% | 7,41% | 17,86% | 40,92% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,12 | 0,87% | 3,97% | 6,86% | 7,35% | 20,27% | 35,71% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.