BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BI Resmi Jadi Anggota CPMI, Ikut Berperan Tetapkan Standar Internasional

21 Maret 2018
Tags:
BI Resmi Jadi Anggota CPMI, Ikut Berperan Tetapkan Standar Internasional
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (tengah) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers akhir tahun Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (28/12). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum

Bareksa.com - Bank Indonesia resmi diterima menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI) yang ditetapkan di Global Economy Meeting dari Bank for International Settlement (BIS) pada 18 Maret 2018 di Buenos Aires, Argentina. Hal itu tentu membanggakan karena menjadi salah satu bentuk pengakuan dunia internasional.

BIS merupakan organisasi keuangan internasional yang bertugas mencapai stabilitas moneter dan keuangan, mendorong kerja sama internasional, dan merupakan bank bagi para bank sentral. BIS beranggotakan 60 bank sentral dari negara-negara dengan total GDP 95 persen dari GDP dunia.

Dalam hal ini, CPMI merupakan komite di BIS yang berperan menetapkan standar internasional untuk mempromosikan, memonitor dan membuat rekomendasi terkait keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

Promo Terbaru di Bareksa

Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum. Bersama Bank Indonesia, turut bergabung pula Central Bank of Argentina dan Bank of Spain sebagai anggota CPMI baru, yang merupakan penambahan anggota pertama kali sejak 2009.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan BI telah menerapkan secara penuh prinsip-prinsip infrastruktur pasar keuangan (Principles for Financial Market Infrastructures/PFMI) dalam systemically important financial market infrastructure yang dimiliki.

"Yaitu Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) System dan Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS)," ungkap Agus, Selasa, 20 Maret 2018.

Saat ini, Indonesia memiliki infrastruktur sistem keuangan yang signifikan tercermin dari volume maupun nominal berukuran besar yang ditransaksikan. Selama 2017, Bank Indonesia menyelesaikan 10,2 juta transaksi nilai besar melalui BI-RTGS, sebanyak 129,3 juta transaksi melalui kliring nasional dan 305 ribu untuk BI-SSSS.

"Dalam update terakhir yang dilakukan oleh CPMI atas asesmen implementasi PFMI, BI-RTGS dan BI-SSSS mendapat predikat tertinggi dengan nilai empat," ungkap Agus.

Menurut Agus keanggotaan Bank Indonesia dalam CPMI merupakan bentuk partisipasi aktif Bank Indonesia setelah keanggotaan pada Basel Committee on Banking Supervisors (BCBS) di BIS. Keanggotaan tersebut juga merupakan pengakuan dunia internasional atas pencapaian dan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

"Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam turut serta menciptakan stabilitas moneter dan keuangan global, sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan nasional," kata Agus.

Usai menjadi anggota, Bank Indonesia akan berkesempatan memperoleh insight mengenai isu-isu terkini di sistem pembayaran, seperti tren digital innovation, yang dapat memperkaya proses perumusan kebijakan di Bank Indonesia. (K03/K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua