BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Analisa Fundamental dan Teknikal ADRO: Terbanyak Dikoleksi Asing, Ini Prospeknya

19 Maret 2018
Tags:
Analisa Fundamental dan Teknikal ADRO: Terbanyak Dikoleksi Asing, Ini Prospeknya
Heavy dump truck menurunkan muatan batubara di kawasan tambang batubara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Saham ADRO justru masih dikoleksi asing Rp981,19 miliar atau merupakan yang terbesar di antara seluruh emiten yang ada

Bareksa.com - Derasnya arus keluar yang terjadi di pasar saham Indonesia turut menjadi sentimen yang menekan penurunan IHSG khususnya pada Maret ini. Namun masih ada beberapa saham yang masih dikoleksi oleh investor asing. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) adalah salah satunya.

Di saat investor asing telah melepas kepemilikan sahamnya di Indonesia hingga mencapai Rp17,93 triliun sepanjang 2018 ini, saham ADRO justru masih dikoleksi investor asing senilai Rp981,19 miliar atau merupakan yang terbesar di antara seluruh emiten yang ada.

Harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) pada perdagangan Jumat, 16 Maret 2018 ditutup melemah 0,48 persen dengan berakhir di level Rp2.040 per saham. Saham ADRO ditransaksikan sebanyak 4.014 kali dengan nilai transaksi Rp224,5 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham ADRO antara lain Credit Suisse Sekuritas (CS) dengan nilai penjualan Rp37,30 miliar, JP Morgan Sekuritas (BK) Rp24,91 miliar, dan Panin Sekuritas (GR) Rp24,44miliar.

Ketiganya berkontribusi terhadap nilai transaksi ADRO masing-masing sebesar 16,61 persen, 11,1 persen, dan 10,89 persen.

Saham ADRO menjadi salah satu saham blue chip yang turut menekan pergerakan IHSG pada Maret ini, di mana secara month to date hingga penutupan kemarin saham ADRO telah terdepresiasi 13,19 persen.

Lantas bagaimana dengan fundamental ADRO itu sendiri?

Fundamental ADRO

Menurut analisis Bareksa, secara fundamental, kinerja produsen batu bara ini terbilang masih cukup solid. Sepanjang tahun 2017, ADRO berhasil membukukan kenaikan laba tahun berjalan secara signifikan yakni 57,76 persen dari US$340,69 juta pada 2016 menjadi US$ 536,44 juta pada 2017.

Capaian laba tahun berjalan tersebut tak lepas dari peningkatan pendapatan usaha yang mampu tumbuh dua digit yaitu 29,37 persen dari US$2,52 miliar pada 2016 menjadi US$3,26 miliar pada 2017.

Kenaikan pendapatan yang cukup signifikan tersebut merupakan dampak dari harga komoditas khususnya batu bara yang rally sepanjang tahun lalu, serta diiringi dengan efisiensi biaya yang cukup baik yang dilakukan manajemen ADRO.

Hal tersebut tercermin dari persentase kenaikan beban pokok pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan pendapatannya, yaitu hanya naik 15,22 persen dari US$1,84 miliar pada 2016 menjadi US$2,12 miliar pada 2017.

Laba kotor ADRO pun melonjak 65,22 persen yang pada akhirnya diikuti oleh kenaikan margin laba kotornya (gross profit margin) dari 27,15 persen pada 2016 menjadi 35,03 persen pada 2017. Kondisi tersebut menandakan tingkat profitabilitas ADRO yang semakin baik.

Rasio Likuiditas ADRO

Illustration
Sumber : LK ADRO, diolah Bareksa

Adapun secara likuiditas, ADRO masih mencatatkan pertumbuhan cukup baik yang tergambar dari rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio) yang terlihat konsisten naik dalam tiga tahun terakhir. Namun rasio kas (cash ratio) sedikit mengalami penurunan pada tahun lalu. Kondisi tersebut menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya terbilang semakin baik dari tahun ke tahun.

Rasio Solvabilitas ADRO

Illustration
Sumber : LK ADRO, diolah Bareksa

Kemudian secara solvabilitas, ADRO juga terbilang sangat solvable di mana perusahaan mampu untuk konsisten menekan porsi utang pada neracanya dalam lima tahun terakhir. Hal itu mengindikasikan risiko yang semakin kecil pada keuangan ADRO.

Analisis Teknikal ADRO
Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham ADRO pada perdagangan Jumat kemarin membentuk hanging man yang menggambarkan masih adanya tekanan pada saham ini meskipun terlihat mulai ada perlawanan beli.

Volume terlihat mengalami peningkatan pada jumat kemarin menandakan adanya tekanan jual yang masih tinggi pada saham ADRO sehingga terus menekan saham ini.

Selain itu, pergerakan saham ADRO terlihat telah patah dari uptrendnya dan saat ini cenderung bergerak downtrend yang ditandai dengan MA 5 yang telah death cross dengan MA 60, dan terlihat akan diikuti pula oleh MA 20. Indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak negatif dan mulai memasuki area jenuh jual.

Pergerakan negatif pada saham-saham pertambangan, termasuk ADRO, pada bulan Maret ini tak lain akibat sentimen negatif dari pemberlakuan kebijakan harga batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/dmo) yang telah diresmikan pemerintah pada 7 Maret lalu.

Hal tersebut dikhawatirkan menyebabkan adanya penurunan kinerja keuangan emiten batu bara akibat pembatasan harga batu bara dalam negeri yang lebih rendah dari harga yang berlaku di pasar saat ini.

Namun, sebenarnya bagi ADRO kebijakan tersebut tidak akan terlalu berdampak signifikan pada kinerja keuangannya mengingat porsi penjualan domestiknya hanya sekitar 20 persen. Sehingga dampak yang terjadi saat ini kemungkinan hanya bersifat temporer saja, mengingat manajemen perusahaan pun masih optimistis untuk membukukan kinerja yang gemilang pada tahun ini. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua