Dinobatkan Sebagai Menteri Terbaik Dunia, Bagaimana Kinerja Sri Mulyani?

Bareksa.com – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, meraih penghargaan sebagai Menteri Terbaik Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates.

World Government Summit merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Dubai, UAE, dan melibatkan segenap pemimpin pemerintahan dari seluruh dunia dalam suatu forum dialog global tentang proses pemerintahan dan kebijakan publik serta kaitannya dengan teknologi, inovasi, dan topik lain.

Adapun penghargaan menteri terbaik tersebut diserahkan langsung oleh pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum. Ini merupakan penghargaan global yang diberikan kepada satu orang menteri dari semua negara di dunia setiap tahunnya dan mulai diberikan pada 2016.

Proses seleksi dan penentuan pemenangnya dilakukan oleh lembaga independen Ernst & Young dan diselenggarakan oleh World Government Summit tersebut. Dengan memperoleh penghargaan Menteri Terbaik Dunia, bagaimana sebenarnya kinerja Sri Mulyani Indrawati?

Sri Mulyani Indrawati dilantik sebagai Menteri Keuangan pada 27 Juli 2016 lalu. Dalam waktu satu tahun pasca dilantik tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menunjukkan kinerjanya dengan pengesahan tiga peraturan menjadi Undang-undang (UU).

Pertama, UU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Kedua, UU APBN Perubahan 2017, dan ketiga, UU tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan.

Kemudian, mengenai program pengampunan pajak (tax amnesty), Sri Mulyani melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak sudah menuntaskan program yang dijalankan selama sembilan bulan. Realisasi penerimaan pajak dari tax amnesty mencapai Rp135 triliun, berasal dari uang tebusan Rp114 triliun, pembayaran tunggakan Rp18,8 triliun, dan pembayaran bukti permulaan Rp1,8 triliun.

Hal ini turut membuat kepatuhan pembayaran pajak Wajib Pajak Orang Pribadi meningkat di penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan 2016.

Dalam rilis realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa penerimaan pajak dan bea cukai menunjukkan hasil yang positif. (Baca juga Sri Mulyani Paparkan Indikator Makro, Ekonomi 2017 Diprediksi Tumbuh 5,05 Persen)

Pada 2017, penerimaan perpajakan menembus Rp1.339,8 triliun atau mencapai 91 persen dari target di APBN Perubahan (APBN-P) 2017 yang sebesar Rp1.450,9 triliun. Menurutnya, realisasi ini tertinggi sepanjang tiga tahun terakhir.

Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp192,3 triliun atau 101,7 persen dari target APBNP 2017. Realisasi ini terdiri dari penerimaan cukai yang sebesar Rp153,3 triliun, bea masuk Rp35 triliun, dan bea keluar sebesar Rp4 triliun. (Lihat Target Pajak RAPBN 2018 Melonjak 21 Persen dari Proyeksi Realisasi 2017)

"Pencapaian tersebut didukung oleh membaiknya kinerja cukai, peningkatan ekspor, komitmen pemerintah mengendalikan barang dengan negative externality, dampak positif program penertiban importir berisiko tinggi (PIBT) dan program penertiban cukai berisiko tinggi (PCBT) yang diluncurkan pada pertengahan Juli 2017," tambahnya. (hm)