BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba Bersih 2017 PGN Terendah dalam Enam Tahun, Ini Analisisnya

12 Maret 2018
Tags:
Laba Bersih 2017 PGN Terendah dalam Enam Tahun, Ini Analisisnya
Petugas memeriksa tekanan gas di Pressure Reducing Station PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Semarang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

PGN membukukan laba bersih 2017 sebesar US$143 juta, turun 52,9 persen dibandingkan tahun 2016

Bareksa.com - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2017, dengan perolehan laba bersih terendah dalam enam tahun terakhir. Meski perusahaan distribusi gas ini telah melakukan efisiensi, penurunan laba bersih pada tahun lalu masih tidak dapat dielakkan.

Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dirilis 9 Maret 2018, perusahaan BUMN penyalur gas itu mampu membukukan laba bersih 2017 sebesar US$143 juta, turun 52,9 persen dibandingkan laba bersih 2016 sebesar US$304 juta. Padahal, PGN masih mencatat peningkatan tipis 1,2 persen pada pendapatan menjadi US$2,96 miliar pada 2017 dari US$2,93 miliar pada 2016.

Di sisi lain, di tengah efisiensi yang dilakukan perseroan, tetap saja beban pokok pendapatan mengalami kenaikan 6,1 persen menjadi US$2,2 miliar dari US$ 2,1 miliar. Hal ini menyebabkan laba kotor perseroan langsung turun 10,1 persen menjadi US$797 juta pada 2017 dibandingkan angka pada 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Seperti terlihat di dalam grafik, pendapatan PGN relatif stagnan dalam enam tahun terakhir. Akan tetapi, laba bersih perusahaan terpantau turun selama lima tahun berturut-turut, dan menjadikan kinerja laba tahun 2017 merupakan yang terendah sejak 2012.

Illustration

“Kami melakukan berbagai upaya efisiensi, sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam press release di Jakarta, Jumat (9 Maret 2018).

Rahmat mengatakan perseroan masih optimistis kinerja akan semakin baik dengan pengembangan infastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional.

Pada kuartal IV-2017, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 175 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.450 km atau setara dengan 80 persen pipa gas bumi hilir nasional. Sementara itu, selama periode Januari – Desember 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 855,5 BBTUD dengan rincian, volume gas distribusi sebesar 771,55 BBTUD dan volume transmisi gas bumi sebesar 83,95 BBTUD. Seperti diketahui, sebesar 81 persen pendapatan perseroan adalah dari distribusi gas dan selebihnya adalah penjualan minyak dan gas, transmisi gas, dan lainnya.

Illustration

PGN sendiri menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN. Adapun pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah seperti Sumatera Utara, Kepri, Riau, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

Illustration

PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk transportasi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.

PGN memiliki Saka Energy yang menyediakan gas bumi di sektor hulu. PGN mengembangkan produk gas bumi yakni Liquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia, penyaluran CNG melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia.

Beberapa proyek infrastruktur masih dalam tahap pelaksanaan, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km, dan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 km. Selain itu, PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System ke Pulau Pemping, Kepulauan Riau.

Sementara itu, harga saham PGAS sendiri pada penutupan perdagangan Jumat (9 Maret 2018) mengalami penurunan 1,6 persen ke level Rp2390 per lembar saham. Dengan harga penutupan tersebut, saham PGAS sudah turun 10,49 persen sejak awal bulan ini. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,39%
Up5,52%
Up9,61%
Up9,80%
Up18,65%
Up8,33%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua