Harga Pulp Tertinggi Sejak 2012, Saham INKP Meroket 65 Persen dalam Sebulan
Sejumlah analis merekomendasikan buy untuk saham INKP di mana level taking profit di kisaran Rp10.000
Sejumlah analis merekomendasikan buy untuk saham INKP di mana level taking profit di kisaran Rp10.000
Bareksa.com - Mengawali tahun ini, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), menguat cukup signifikan sebesar 65,3 persen. Saham yang terafiliasi dengan grup Sinarmas ini dibuka seharga Rp5.400 pada awal Januari per saham. Adapun pada perdagangan kemarin (30/1), saham perseroan ditutup pada level Rp8.925. Tak heran jika sejumlah analis ramai untuk merekomendasikan buy untuk saham INKP pada level harga taking profit di kisaran Rp10.000 per saham. (Baca : IHSG Tertekan, Namun 4 Saham Ini Bukukan Nilai Transaksi di Atas Rp50 Miliar)
Harga Global Pulp Mencapai Level Tertinggi sejak 2012
Adanya kebijakan Pemerintah Cina yang ingin mengurangi polusi besar-besaran dengan cara menutup beberapa pabrik kertas pada 2017, membuat pasokan pulp dipasar global berkurang hingga 40 persen. Lembaga penyedia data hutan global, RISI memproyeksikan jika akan ada peningkatan permintaan tissue dan pulp sejak 2016 hingga 2020 masing-masing 5 dan 4 persen per tahunnya. (Lihat : Indah Kiat Bagi Dividen Rp 136,77 Miliar ke Pemegang Saham )
Promo Terbaru di Bareksa
Historikal harga pulp global (US$/metric ton)
Sumber : Indexmundi.com
Indonesia, negara produsen kertas dengan biaya terendah di dunia setelah Brazil
Salah satu alasan mengapa Indonesia adalah produsen kayu pulp dengan biaya terendah di dunia adalah karena pasokan kayu di Indonesia yang banyak sehingga mampu menekan harga.
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan paling luas dengan cakupan area 94 juta hektare, yang setara dengan 52 persen dari total luas lahan hutan di bumi. (Baca : Perusahaan Kertas Grup Sinar Mas, TKIM & INKP Bagi Deviden; Cum 17 Okt)
Alasan harga pulp akan kembali meningkat
1) Kenaikan dalam perdagangan global. Pertumbuhan perdagangan global telah berangsur pulih sejak awal 2015.
2) Pemulihan ekonomi Cina. Membaiknya beberapa data Cina seperti kenaikan listrik dan beberapa komoditas serta kenaikan impor Cina. Permintaan dan impor pulp Cina turut meningkat.
3) Komitmen Cina terhadap polusi. Gangguan pasokan dari Cina (penutupan pabrik) dan pembatasan impor kertas bekas, maka Cina menargetkan pengurangan kapasitas produksi 4 juta ton per tahun dari pabrik pulp dan kertas non kayu.
Pada kuartal IV 2017, Kementerian Industri Cina memberlakukan larangan impor atas 24 jenis sampah sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mengatasi pencemaran lingkungan secara besar-besaran. (AM) (Lihat : Operasikan Mesin Baru, Kertas Basuki Rachmat Target Penjualan Rp800 Miliar)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Capital Fixed Income Fund | 1.773,76 | 0,54% | 3,36% | 0,03% | 6,73% | 17,30% | 44,83% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.325,17 | 0,88% | 4,09% | 0,03% | 5,78% | 18,69% | - |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.752,53 | - 0,32% | 2,73% | 0,01% | 3,85% | 18,24% | 46,77% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.046,42 | 0,71% | 2,82% | 0,02% | 3,06% | - 1,49% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.037,25 | 0,52% | 3,63% | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.