Pasca Transaksi Jumbo di Harga Premium, BEI Periksa Kepemilikan Saham META
Apabila terjadi perubahan pemegang saham pengendali, pemilik saham baru perlu melakukan tender offer

Apabila terjadi perubahan pemegang saham pengendali, pemilik saham baru perlu melakukan tender offer
Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia bakal memeriksa komposisi kepemilikan saham usai transaksi penjualan saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Apabila terbukti terjadi perubahan pemegang saham pengendali usai transaksi tersebut, maka pemegang saham pengandali baru perlu melakukan penawaran tender (tender offer).
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang janggal dari nilai transaksi yang dilakukan Grup Rajawali dengan PT Matahari Kapital Indonesia, perusahaan terafiliasi Presiden Direktur dan Chief Executive Office (CEO) Nusantara Infrastruktur, Ramdani Basri.
Harga saham META saat transaksi crossing tersebut sebesar Rp 270 per saham, lebih tinggi dibandingkan harga di pasar regular sebesar Rp 190 per saham. “Jika ingin akuisisi perusahaan bisa beli pada harga premium, tetapi ada perhitungan bisnisnya,” jelas dia di Jakarta, Kamis, 28 September 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun, apabila terjadi perubahan pemegang saham pengendali, seharusnya pemilik saham baru melakukan tender offer. Menurut dia, Bursa akan mengecek komposisi pemegang saham pengendali Nusantara Infrastructure.
Dia melanjutkan, meskipun nantinya terbukti ada perubahan pemegang saham pengendali maka perseroan tidak langsung melakukan tender offer karena ada proses lagi untuk melakukan aksi tersebut. (Baca : Saham META Naik 27,4 Persen pada September, Ini Analisis Kinerja dan Sahamnya)
Transaksi di Harga Premium
Pada 8 September 2017, saham META ditransaksikan sebanyak 66 juta lot, pada harga premium Rp 270 per saham atau senilai Rp 1,78 triliun.
Transaksi tersebut dilakukan oleh broker BCA Sekuritas (SQ), adapun pembeli saham tersebut adalah investor lokal. Sementara penjual saham dilakukan oleh broker Credit Suisse Securities (CS) dan tercatat invetor asing yang melepas saham tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, jumlah saham tersebut setara dengan kepemilikan Rajawali Corporation melalui dua anak usahanya yaitu PT Hijau Makmur Sejahtera sebesar 32 juta lot saham atau setara 21 persen dari seluruh saham yang beredar.
Rajawali juga memiliki META melalui Eagle Infrastructure Fund Limited sebanyak 34 juta lot atau setara 22,32 persen.
Awalnya Rajawali tercatat membeli saham META pada 2010, di mana pembelian saham lewat Hijau Makmur Sejahtera langsung sebesar 23,63 persen dan Eagle Infrastructure Fund Limited membeli 22,37 persen dari saham yang beredar.
Transaksi tersebut mengakibatkan kepemilikan PT Bosowa Corporation di META berkurang menjadi 20,12 persen dari sebelumnya 56,46 persen. (Lihat : Benarkah Terjadi Perubahan Pemegang Saham Pengendali di META?)
Eagle Infrastructure Limited Fund
Menurut penelusuran Bareksa, Eagle Infrastructure Limited Fund menjual saham META kepada Credit Suisse International sebesar 2 persen atau senilai Rp 39,7 miliar. Sedangkan Eagle Infrastructure Limited Fund tidak diakui sebagai anak usaha dari Grup Rajawali mengacu pada website perusahaan.
Tak lama setelah kejadian tersebut, Darjoto Setyawan selaku Direktur Pengelola Pertambangan dan Sumber Daya Alam Rajawali Foundation sejak Tahun 2005 dan menjabat sebagai Komisaris Utama dari Tahun 2006 hingga 2009.
Singkat cerita pada 23 Mei 2012 dalam RUPSLB yang dihelat di Hotel JW Marriott, Darjoto Setyawan terpilih oleh investor untuk komisaris utama META menggantikan John Scott Younger.
Pengangkatan Darjoto menjadi Komisaris Utama ini menjadi pertanyaan, karena saat ini mayoritas kepemilikan saham di META bukan berasal dari grup Rajawali. Tak heran jika ini menjadi salah satu cara apakah Rajawali akan menguasai META. (Baca : Saham META Dijual Premium di Pasar Nego, Rajawali Corp Untung Rp 822 Miliar?)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.