BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Right Issue Belum Disetujui, Ini Analisa BUMI Gunakan Basis Keuangan Q1 2017

19 Juni 2017
Tags:
Right Issue Belum Disetujui, Ini Analisa BUMI Gunakan Basis Keuangan Q1 2017
Direktur/Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava berbincang dengan wartawan di Jakarta, Selasa (7/2).

Jika hingga 30 Juni belum memenuhi syarat, BUMI harus mengajukan permohonan baru dengan basis kinerja triwulan I 2017

Bareksa.com – Apabila berdasarkan jadwal seharusnya yang tertera dalam prospektus, right issue PT Bumi Resources Tbk (BUMI) seharusnya sudah memperoleh pernyataan efektif/persetujuan dari OJK pada 26 Mei 2017 lalu. Namun hingga berita ini dimuat ternyata belum ada pernyataan efektif apapun hingga Juni 2017.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya meminta sejumlah penjelasan dari Bumi Resources terkait pengajuan izin penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dalam rangka konversi utang senilai Rp 26,6 triliun. Salah satu fokus yang didalami oleh OJK, lanjutnya, terkait dengan penjelasan BUMI atas utang mana yang akan dikonversi menjadi saham baru perseroan.

"Kami tidak mempertanyakan kewajaran tingkat harga konversi. Yang penting, kami memastikan utang mana yang bisa dikonversi dan mana yang tidak," ujar Anggota Dewan Komisioner OJK, Nurhaida.

Promo Terbaru di Bareksa

Nurhaida menambahkan rencana rights issue BUMI didasarkan pada laporan keuangan per Desember 2016. Dengan begitu, BUMI wajib memenuhi seluruh syarat dan memberikan tanggapan OJK sebelum 30 Juni 2017. Apabila melewati batas waktu tersebut, BUMI harus mengajukan permohonan baru menggunakan basis laporan keuangan kuartal I/2017 atau semester I/2017.

"Jadi kalau memang bermaksud tetap pakai buku Desember 2016, mereka harus selesai sebelum akhir bulan ini," katanya.

Perbandingan Kinerja 2016 dan Kuartal I 2017

Bareksa mencoba untuk menganalisa laporan keuangannya apabila BUMI belum mendapatkan pernyataan efektif hingga Juni berakhir, kinerja periode mana yang lebih baik?

1. Laba Bersih

Pada 2016 BUMI berhasil membukukan laba bersih di area positif setelah sebelumnya membukukan kerugian. Emiten produsen batu bara ini berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 67,69 juta tahun lalu, dan membalikkan dari rugi US$ 1,92 miliar pada tahun sebelumnya.

Di kuartal I 2017, emiten produsen batu bara ini berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 88 juta sepanjang Januari-Maret 2017, atau meningkat hingga 290 persen dibandingkan US$ 22,5 juta pada periode yang sama tahun lalu.

2. Beban Bunga dan Keuangan

Pada akhir tahun 2016, Pasca langkah manajemen yang melakukan aksi korporasi dalam rangka penyelesaian utang dan mengkonversi sebagian utang menjadi saham (debt to equity swap), perseroan mampu menekan beban bunga yang terdiri dari Guaranteed Senior Secured Notes dan Obligasi Konversi sebesar US$ 198,4 juta atau menurun 43,77 persen menjadi US$ 254,8 juta.

Tahun 2017, Perseroan mampu menekan beban bunga pasca aksi korporasi dalam rangka penyelesaian utang dan konversi sebagian utang menjadi saham (debt to equity swap). Adapun beban bunga yang terbesar berasal dari Guaranteed Senior Secured Notes dan Obligasi Konversi, yang jumlahnya menurun hingga 73,8 persen menjadi US$ 44,5 juta sepanjang kuartal I-2017 dibandingkan US$ 168 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Grafik : Perbandingan Beban Bunga BUMI di Kuartal I (US$ Juta)

Illustration

Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa

Tren perbaikan keuangan ini sudah terjadi sejak 2016. Pada tahun lalu, Bumi Resources juga mampu menekan beban bunga dan keuangan serta menghilangkan penurunan nilai aset dan kerugian atas penghapusan piutang, karena ketiga akun tersebut telah diakui sebagai kerugian di 2015. Sangat wajar apabila sepanjang Tahun 2016, Bumi Resources mampu menghasilkan laba tahun berjalan mencapai US$ 120,25 juta yang murni dari cara manajemen hanya merestrukturisasi utang tanpa adanya performa dari peningkatan pendapatan perseroan.

Seiring restrukturisasi utang yang terus dilakukan sejak 2016, dampak kinerja fundamental terlihat makin membaik di mana berhasil membukukan laba bersih dan pada 3 bulan pertama Tahun 2017 bahkan mampu untuk meningkatkan laba bersihnya seiring usaha manajemen untuk menekan beban bunga dengan segala macam bentuk aksi korporasinya. Tak heran apabila dalam mengajukan pernyataan efektif ke OJK nantinya pun harus memakai laporan keuangan per kuartal I 2017 yang justru lebih baik dibanding laporan Tahun 2016.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua