Akuisisi Capai US$225 Miliar 2016, China Mengerem Investasi Luar Negeri
China merupakan investor asing kedua terbesar di Indonesia pada 2016, menurut data BKPM
China merupakan investor asing kedua terbesar di Indonesia pada 2016, menurut data BKPM
Bareksa.com - China sudah menanamkan uang senilai US$225 miliar (sekitar Rp3.000 triliun) untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan asing pada tahun lalu. Angka tersebut merupakan rekor yang menunjukkan dunia bahwa para pemimpin bisnis China memang suka tawar-menawar.
Namun, dengan kekhawatiran dana besar mengalir ke luar negeri, pemerintah China menghimbau sejumlah perusahaan untuk mulai mengerem investasi mereka.
Pada Sabtu, Beijing memberikan sinyal kepada publik mengenai pandangan investasinya. Menteri Perdagangan China, Zhong Shan, bahkan mencela investasi yang dianggap buta dan tidak rasional. Dalam sebuah paparan media dalam pertemuan tahunan kongres China, Zhong mengatakan pemerintah berencana untuk meningkatkan pengawasan terhadap sejumlah perusahaan tertentu.
Promo Terbaru di Bareksa
"Sejumlah perusahaan sudah membayarnya. Bahkan sebagian sudah memberikan dampak negatif terhadap citra nasional kita," ujar Zhong, yang dekat dengan Presiden Xi Jinping, seperti dikutip oleh CNBC.
Sehari sebelumnya, Gubernur People's Bank of China Zhou Xiaochuan juga mempertanyakan kebijakan transaksi akuisisi luar negeri oleh pebisnis China.
"Sebagian tidak sesuai dengan persyaratan dan kebijakan kami untuk investasi luar negeri, seperti dalam bidang olahraga, hiburan dan klub. Hal ini tidak membawa banyak manfaat untuk China dan menyebabkan sejumlah komplain dari luar negeri," ujarnya.
Sejumlah transaksi akuisisi China sudah batal pada musim dingin tahun lalu, meski belum tentu pemerintah telah turut campur, atau para pebisnis itu tiba-tiba menyadari mereka telah membuat kesalahan.
Pada Jumat, pemilik Dick Clark Productions, yang membuat acara Golden Globe Awards, mengatakan bahwa perjanjian senilai US$1 miliar untuk menjual perusahaan itu kepada konglomerat Dalian Wanda asal China dibatalkan. Dalian Wanda, raksasa real estate yang sudah merambah pembuatan film dan bioskop, enggan berkomentar.
Bisnis keluarga dan perusahaan asal China sudah membawa keluar sejumlah investasi dari negara tersebut selama setahun terakhir akibat kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi, pelemahan mata uang dan sejumlah masalah lain. Dana yang keluar termasuk besar, China telah mengeluarkan US$1 triliun sepanjang dua setengah tahun untuk menjaga nilai mata uangnya, dan mengancam untuk menghadang upaya negara dalam mendorong kehidupan kelas menengah.
Beberapa bulan belakangan, China telah meningkatkan upaya untuk mengurangi arus dana keluar dengan mengetatkan aturan yang membatasi jumlah uang keluar dari negara tersebut. Upaya itu nampaknya sukses. Data terakhir, pada Februari, menunjukkan sedikit peningkatan jumlah dana asing yang dikelola oleh regulator mata uang, yang merupakan satu dari pintu untuk uang keluar.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per kuartal IV-2016 menunjukkan di Indonesia, China merupakan investor asing kedua terbesar sepanjang tahun lalu dengan nilai realisasi investasi mencapai US$1,1 miliar (Rp14,7 triliun) atau 14,3 persen dari total investasi asing di Indonesia. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,74 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,32 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,13 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.