Defisit Indonesia Terendah Dalam 5 Tahun Terakhir
Keadaan baik ini didukung penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor

Keadaan baik ini didukung penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan penurunan ekspor
Bareksa.com – Pada hari Jumat, 10 Februari 2017, Bank Indonesia merilis Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk triwulan IV 2016. Dalam laporannya, defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pada triwulan IV 2016 menurun sejalan dengan perbaikan perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia.
CAD khusus di triwulan IV 2016 tercatat sebesar US$1,8 miliar (0,8 persen dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar US$4,7 miliar (1,9 persen dari PDB). Perbaikan defisit neraca pembayaran ditopang oleh peningkatan ekspor dan defisit neraca pendapatan primer menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah yang lebih rendah.
Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tahun 2016 meningkat signifikan menjadi US$29,2 miliar, dari sebelumnya US$16,8 miliar pada 2015. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan surplus investasi langsung dan investasi portofolio serta penurunan defisit investasi lainnya sejalan dengan masih baiknya persepsi pelaku ekonomi dan berlanjutnya repatriasi dana tax amnesty.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk keseluruhan tahun, kinerja NPI 2016 membaik ditopang oleh penurunan defisit transaksi berjalan (CAD) dan kenaikan surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan turun dari US$17,5 miliar (2,0 persen PDB) pada 2015 menjadi US$16,3 miliar (1,8 persen PDB) di 2016. Surplus neraca perdagangan meningkat karena penurunan impor yang sebesar 4,94 persen YoY lebih dalam dibanding penurunan ekspor yang sebesar 3,93 persen YoY.
Grafik : Pertumbuhan CAD Terhadap GDP Indonesia 2007 – 2016

Sumber : Bank Indonesia
Current Account Deficit (CAD) menggambarkan bahwa belanja negara (pengeluaran) lebih banyak dibandingkan pendapatan negara di APBN, sehingga tak heran apabila terselip kata-kata deficit. Berapapun selisihnya akan dibandingkan dengan PDB (GDP) Indonesia, dimana akan menghasilkan presentase seperti grafik di atas.
Kebijakan Menerapkan CAD, Tidak Selamanya Buruk
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menerapkan kebijakan CAD dalam usahanya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Kebijakan defisit merupakan kebijakan yang tidak dapat dihindari untuk dilakukan. Alasan utamanya terjadi gap antara penerimaan dan pengeluaran dan mengharuskan pemerintah melakukan kebijakan ekspansif dengan memperbesar pengeluaran yang ditujukan untuk menggenjot sisi produksi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah berkomitmen mempertahankan kebijakan makro ekonomi yang mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk dalam pengelolaan anggaran yang tidak defisit berlebihan. Pada saat yang sama, pemerintah berupaya senantiasa mengantisipasi keadaan ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian. Adapun, pemerintah membatasi CAD ini dalam UU No 17 Tahun 2003 dimana sebesar-besarnya -3 persen terhadap PDB. Apabila lewat dari batas yang ditentukan, pihak-pihak yang terkait dengan CAD akan disebut melanggar hukum.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.