BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Emmy Hafild: Mengapa Tidak Mempersoalkan Reklamasi Teluk Jakarta

Bareksa09 Februari 2017
Tags:
Emmy Hafild: Mengapa Tidak Mempersoalkan Reklamasi Teluk Jakarta
Emmy Hafild, mantan Direktur WALHI dan Greenpeace Southeast Asia.

Mantan Direktur WALHI dan Greenpeace Southeast Asia ini menjelaskan manfaat program yang diinisiasi sejak zaman Suharto

Bareksa.com - Reklamasi menjadi salah satu topik yang digunakan oleh salah satu calon gubernur DKI Jakarta dalam kampanyenya melawan gubernur petahana. Alasan lingkungan dan kesejahteraan nelayan diangkat oleh calon gubernur itu untuk menggagalkan proyek ratusan triliun yang sudah diinisiasi sejak pemerintahan Suharto.

Emmy Hafild, mantan Direktur WALHI dan Greenpeace Southeast Asia, yang bisa dibilang ahli untuk masalah lingkungan pun angkat bicara. Dalam akun Facebook-nya, wanita yang memegang gelar Master Ilmu Lingkungan dari Universitas Wisconsin, Madison, Amerika ini menjelaskan mengapa tidak mempersoalkan reklamasi Teluk Jakarta yang kini pelaksanaannya diteruskan oleh gubernur petahana, alias Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Ada lima poin utama yang menjadi alasan Emmy tidak menentang reklamasi ini:

Promo Terbaru di Bareksa

1. Teluk Jakarta adalah suatu ekosistem yang sudah rusak, sudah dalam tahap tidak dapat dikembalikan. Untuk memperbaikinya ke keadaan semula memerlukan biaya yang sangat besar dan hampir mustahil.

2. Sebab-sebab kerusakan:

2.1 endapan yang dibawa 13 sungai yang bermuara di sana, dalam jumlah berton-ton per hari selama puluhan tahun telah menutupi dasar laut Teluk Jakarta, sehingga penuh lumpur puluhan meter tingginya.

2.2 pencemaran yang terjadi selama puluhan tahun oleh industri di sepanjang 13 sungai itu telah menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat di berbagai titik sepanjang pantura Jakarta (Menurut BLH DKI).

2.3 penurunan muka tanah yang terjadi setiap tahun rata-rata 7,5 cm per tahun, di beberapa titik sampai 17 cm per tahun, akibat penyedotan air tanah berlebihan, telah menyebabkan daratan Pantura berada di bawa muka air. Banjir rob terjadi setiap bulan purnama, tanggul pun tidak akan mampu mencegah rob karena tanggulnya juga ikut turun.

2.4 reklamasi yang telah dilakukan di beberapa bagian Pantura seperti di PIK, Pantai Mutiara dsb, terhadap rawa-rawa yang seharusnya penyerap air banjir, itu telah merusak kemampuan ekosistem setempat untuk menyerap air.

3. Pantura Jakarta sudah tidak layak huni. Pilihan bagi Pantura adalah: ditinggalkan (abandoned) atau dilakukan adaptasi dengan membuat ekosistem baru.

4. Mengevakuasi Pantura berarti mengevakuasi ratusan ribu orang yang tinggal di sepanjang pantai Pantura. Ini hampir mustahil dan memerlukan biaya yang sangat besar.

5. Pilihan terakhir adalah adaptasi dengan membuat ekosistem baru sehingga layak dihuni. Hampir tidak ada habitat asli atau ekosistem yang dapat diselamatkan di Pantura Jakarta.

Sementara itu, Emmy juga menjelaskan bahwa reklamasi adalah bagian dari solusi yang menyatu dalam program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Pengembangan ini dibuat di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ditandatangani oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa dan yang diteruskan dengan tindakan yang lebih menyeluruh oleh gubernur petahana. Secara lebih rinci, tindakan itu adalah:

1. Menghentikan subsiden (penurunan) muka tanah dengan menghentikan penyedotan air tanah. Gubernur petahana merencanakan sekuat tenaga bahwa pada tahun 2019 seluruh Jakarta akan mendapat air bersih dari PAM. Halangannya adalah negosiasi dengan perusahaan air yang diswastakan sejak Gubernur terdahulu yang masih belum tuntas.

2. Membuat tanggul besar di seluruh Pantura untuk mencegah rob. Ini pun tidak mencukupi, karena tanggul ikut turun sesuai dengan muka tanah.

3. Membangun waduk penampung air 13 sungai di luar tanggul untuk mengatur muka air muara sehingga lebih rendah dari permukaan tanah agar air sungai dapat mengalir terus. Pada saat musim hujan dan air berlebih, maka air dikeluarkan ke laut untuk menjaga permukaan air muara tetap berada di bawah permukaan tanah.

4. Waduk ini juga dapat menjadi sumber air tawar untuk warga DKI. Untuk itu, maka fasilitas pengolahan limbah B3 dan pembersihan air dan daur ulang dibangun di dekat waduk sehingga air waduk layak untuk dijadikan sumber air PAM.

5. Sistem sanitasi air limbah rumah tangga akan dibangun dan akan tersambung dengan waduk, untuk kemudian didaur ulang dan menjadi sumber air bersih. Target Gubernur petahana, tahun 2022 semua air limbah RT di Jakarta akan didaur ulang.

6. Untuk menghentikan subsiden, perlu untuk mengisi kembali air tanah Jakarta, maka akan dibuat jutaan sumur resapan di seluruh Jakarta. Selain itu, kerjasama dengan Pemkab Bogor untuk membangun waduk yang menampung air limpahan dari Bogor yang disambungkan dengan jalur-jalur air tanah yang mengalir ke Jakarta.

7. Semua kegiatan ini memerlukan biaya yang besar. Untuk itu, maka dibangun perekonomian baru dalam bentuk ekosistem buatan yaitu pulau-pulau buatan untuk membiayai adaptasi ini.

8. Tanah dari pulau-pulau buatan ini milik Pemda DKI, pengembang hanya memiliki HGB. Setiap pengembang menjual tanah, Pemda DKI mendapatkan 5 persen dari hasil penjualan. Gubernur petahana ingin menaikkan kontribusi tambahan menjadi 15 persen dan itulah yang menyebabkan kasus suap yg terjadi pada anggota DPR DKI.

9. Selain itu, jika ekonomi terbangun dengan baik, Pemda DKI akan mendapatkan tambahan uang dari pajak dan PBB.

10. Untuk meningkatkan hunian nelayan agar layak dan mendekatkan mereka kepada laut yang lebih bersih, maka Pemda akan membangun kampung nelayan baru, di pulau-pulau buatan itu lengkap dengan Tempat Pelelangan Ikan. Ini dapat menjadi pusat wisata baru seperti Fishermen Wharf di Sydney, San Fransisco dan tempat-tempat lain dunia.

Intinya, menurut Emmy, untuk mengadaptasi ekosistem yang sudah rusak dan tidak dapat balik, adaptasi yang direncanakan oleh Gubernur petahana adalah yang paling realistis untuk dikerjakan.

Dia juga menyebutkan semua kota besar di pinggir laut melakukan reklamasi, seperti Hongkong, Osaka, Singapura, Dubai, dan Miami dll. Selain itu, kawasan pantai (water front area) menjadi kawasan wisata atau komersil yang dapat dinikmati oleh warga maupun turis dan menjadi pusat ekonomi baru yang menghidupi kota dan warganya.

Menurut dia, kalau rencana NCICD dapat terlaksana, maka Pantura Jakarta akan menjadi kawasan Metropolitan yang indah, bersih, dengan kawasan dan kehidupan nelayan yang moderen dan sejahtera, jauh dari kekumuhan.

Emmy ingin menambahkan dari rencana ini adalah pembuatan sabuk hijau Teluk Jakarta dengan membuat ekosistem bakau yang baru di sekeliling tanggul, waduk buatan maupun di pulau-pulau buatan dan kampung nelayan, untuk menjadi penahan gelombang ataupun untuk menjadi tempat hidup biota-biota laut yang berguna bagi nelayan.

Selain itu, proses rembug warga Pemda DKI perlu diperbaiki untuk meningkatkan rasa kepemilikan warga terhadap rencana ini. Beberapa rencana masih dapat disesuaikan dengan keinginan warga yang tulus.

"Menghentikan reklamasi berarti menumpuk persoalan yang akan menjadi bom waktu yang akan menyengsarakan ratusan ribu rakyat Jakarta yang hidup di sana," tutupnya.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,12

Up0,72%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,88%
Up17,24%
Up44,71%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.321,26

Up0,51%
Up3,95%
Up0,03%
Up5,58%
Up18,43%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,18

Down- 0,75%
Up2,71%
Up0,01%
Up3,86%
Up18,34%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.044,67

Up0,37%
Up2,44%
Up0,02%
Up2,86%
Down- 1,92%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,08

Up0,66%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua