BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET BRIEF: Rugi SMCB Menyusut; BTEK Rights Issue Rp4,5T

02 September 2016
Tags:
MARKET BRIEF: Rugi SMCB Menyusut; BTEK Rights Issue Rp4,5T
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (20/3). Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Suparni mengatakan penjualan semen di awal tahun 2015 mengalami penurunan dikarenakan buruknya cuaca serta belum adanya belanja infrastruktur pemerintah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

KAEF akan kurangi penggunaan bahan baku impor

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

Perusahaan semen swasta ini berhasil membukukan pendapatan Rp4,77 triliun sepanjang semester I 2016, naik 11,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,27 triliun. Seiring dengan itu, rugi bersih Holcim juga menyusut jadi Rp51,4 miliar, dari sebelumnya Rp138,1 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Holcim harus menurunkan harga jual rata-rata sebesar 17 persen sebagai dampak dari penurunan harga yang dilakukan oleh pesaing akibat pasokan berlebih. Presiden Direktur Holcim Indonesia Gary Schutz mengatakan, anjloknya harga masih akan terus berlangsung dan berdampak pada tergerusnya marjin.

PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK)

Perusahaan yang bergerak di bidang bioteknologi pertanian ini berencana melakukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp4,85 triliun. BTEK akan menawarkan sebanyak-banyaknya 4,85 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100.

"Setiap pemegang lima saham lama memiliki 22 HMETD, dimana satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp1.000 per saham,"Jelas manajemen melalui keterangan resmi, Kamis 1 September 2016.

Adapun hasil rights issue akan digunakan untuk membeli Golden Harvest Pte Ltd (GHPL) dari Golden Harvest Cocoa Ltd (GHCL), dimana pembayaran dilakukan dengan setoran saham hasil rights issue tersebut. Setelah aksi ini, GHCL akan menjadi pemegang saham pengendali BTEK dengan kepemilikan 80,83 persen.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Pada semester I 2016, TOWR membukukan peningkatan laba bersih menjadi Rp1,32 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp1,17 triliun. Pendapatan meningkat 13 persen dari Rp2,14 triliun menjadi Rp2,14 triliun.

Pendapatan terbesar diperoleh dari sewa menara Rp2,34 triliun, sementara sisanya berasal dari sewa VSAT dan sewa MWIFO masing-masing sebesar Rp52,4 miliar dan Rp27,35 miliar. Berdasarkan penyewanya (tenant), pendapatan terbesar diraih dari Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp1,37 triliun dan PT XL Axiata Indonesia Tbk (EXCL) Rp373,3 miliar.

PT Kimia Farma (Persero) TBk (KAEF)

Dalam jangka panjang, Kimia Farma menyatakan akan terus mengurangi penggunaan bahan baku impor untuk meningkatkan marjin. Manajemen KAEF mengatakan bahwa saat ini penggunaan bahan baku impor mencapai 100 persen.

"Kami berharap penurunan bahan baku impor bisa mencapai 5 persen dalam waktu lima tahun," kata Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma. Adapun pada semester I 2016, pemakaian bahan baku mencapai Rp233,08 miliar atau setara 13,7 persen dari beban pokok penjualan sebesar Rp1,69 triliun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua