BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: BTEK Akan Akuisisi Produsen Kakao; SMGR Cari Utang Rp2 Triliun

22 Maret 2016
Tags:
MARKET FLASH: BTEK Akan Akuisisi Produsen Kakao; SMGR Cari Utang Rp2 Triliun
Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Suparni (kanan) didampingi Direktur PT Semen Indonesia Ahyanizzaman memaparkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) 2015 di Jakarta, Jumat 23 Januari 2015 (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

BMRI angkat Kartika Wirjoatmodjo jadi direktur utama, SCBD jajaki pinjaman US$1,45 miliar

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK)

BTEK akan mengakuisisi perusahaan industri kakao PT Golden Harvest Cocoa Indonesia senilai Rp5,3 triliun. Dana akuisisi akan didapat dengan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue).

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam rights issue, PT Asabri dan Edi Suwarno Al Jab L Sing tidak akan melaksanakan haknya. Apabila masyarakat yang memegang 76,34 persen saham beredar BTEK tidak mengambil haknya, maka Golden Harvest Cocoa Ltd akan mengambil seluruhnya dengan penyetoran saham dalam bentuk selain uang. Sehingga, Golden Harvest akan memiliki 80,09 persen saham BTEK.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

SMGR berencana menarik pinjaman bank senilai Rp2 triliun sebagai salah satu sumber dana belanja modal tahun ini Rp7 triliun. Mayoritas dana belanja modal atau Rp5 triliun diambil dari kas internal. Penggunaan dana pinjaman untuk mendanai serangkaian proyek SMGR.

Saat ini perusahaan masih memiliki fasilitas pinjaman belum ditarik Rp1 triliun dari salah satu bank milik negara. Proyek yang sedang dibangun SMGR adalah dua pabrik baru di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Sumatera Barat.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) mengangkat Kartika Wirjoatmodjo menjadi direktur utama baru menggantikan Budi Gunadi Sadikin. Kartika, yang kerap disapa Tiko, menargetkan akan membawa Bank Mandiri bersaing di level regional.

Sebelumnya, Kartika adalah Direktur Keuangan dan Strategi. Selain itu, dia juga pernah menjabat Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Bankir kelahiran 1973 itu juga pernah menjadi CEO Indonesia Infrastructure Finance (2011-2013) dan Managing Director di PT Mandiri Sekuritas (2008).

PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD)

PT Grahamas Adisentosa, anak usaha dari SCBD, menjajaki pinjaman jangka panjang senilai hingga US$1,45 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun gedung tertinggi di Indonesia, Signature Tower Jakarta.

Grahamas menunjuk ICBC untuk menggelar roadshow penggalangan dana perbankan. Pinjaman yang diharapkan bertenor 13 tahun ini akan dicari melalui special purpose vehicle. Dalam persyaratan penggalangan dana, ada kalusul yang membatasi loan to value ratio di bawah 60 persen setelah gedung beroperasi komersial.

PT Link Net Tbk (LINK)

LINK mencatatkan pendapatan 2015 sebesar Rp 2,6 triliun, naik 20 persen dibanding perolehan tahun sebelumnya. Pemicu melesatnya pendapatan LINK adalah kenaikan unit pelanggan atau revenue generating unit (RGU) sebesar 18 persen menjadi 890.000 unit.

Efisiensi juga menjadi cara LINK menggenjot laba bersih tahun lalu. Alhasil, laba bersih perusahaan melesat 15 persen jadi Rp 640 miliar. Untuk tahun ini, LINK pun tetap menerapkan efisiensi guna menjaga beban-beban operasional bisnisnya guna menjaga kualitas bottom line.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

WIKA mulai masuk ke bisnis jalan tol setelah menjadi kontraktor dan investor di jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) Seksi IV, Krian Mojokerto sepanjang 18,47 km. Ruas tol itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (21/3).

Selain berinvestasi di bisnis jalan tol, WIKA tetap fokus mengejar kontrak baru. Hingga pekan ketiga Maret 2016, pencapaian kontrak baru WIKA mencapai Rp 4,67 triliun atau 8,84 persen dari target kontrak baru tahun ini yang sebesar Rp 52,8 triliun. Perolehan kontrak baru itu naik 37,35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF)

KAEF membidik penjualan konsolidasi tahun ini sebesar Rp5,75 triliun, naik 18,39 persen dari realisasi tahun lalu Rp4,86 triliun. Perusahaan farmasi ini optimis mencapai target didukung ekspansi bisnis garam industri dan gerai apotik baru. KAEF akan menambah 135 apotek baru dan 50 klinik baru di seluruh Indonesia.

Perseroan mulai mengoperasikan pabrik garam farmasi tahun ini di Watu Dakon. Selain itu, gerai apotek baru yang dibuka tahun lalu akan memberikan kontribusi secara penuh tahun ini. Per 2015, KAEF memiliki 725 apotek, 315 klinik dan 43 laboratorium klinik di seluruh Indonesia.

PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)

JRPT menargetkan pertumbuhan pendapatan prapenjualan (marketing sales) 5 - 10 persen tahun ini menjadi hingga Rp2,39 triliun. Target tersebut terbilang moderat karena perseroan belum melihat peningkatan signifikan untuk bisnis properti tahun ini.

Perusahaan masih mengandalkan proyek rumah tapak dan hunian bertingkat. JRPT akan mengincar penjualan dari lima proyek yaitu kluster Beryl di Graha Raya Tangerang, hunian Piazza di kawasan Bintaro Jaya, Apartemen Emerald Bintaro, Grand Batavia Puri Jaya Pasar Kemis, dan hunian tapak Jaya Imperial Park di Tangerang.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua