BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Ketua Asosiasi Penjual Reksa Dana Sarankan Investor Jangan Sering Cek Saldo

Bareksa10 September 2015
Tags:
Ketua Asosiasi Penjual Reksa Dana Sarankan Investor Jangan Sering Cek Saldo
Direktur Maybank Asset Management Denny Thaher (Sumber: Istimewa)

Denny Thaher, Direktur Maybank Asset Management berbagi tips untuk investor reksa dana saat pasar turun

Bareksa.com - Ambruknya nilai tukar rupiah hingga mencapai Rp14.300 per dolar Amerika menyeret penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 16,8 persen secara year-to-date. Investor ritel pun turut panik atas investasinya.

Berbagai pertanyaan pun muncul? Bagaimana dengan investasi kita di reksa dana? Perlukah kita khawatir terhadap aset dalam portofolio kita?. Untuk menjawabnya, Bareksa.com melakukan wawancara dengan Denny Thaher, Direktur Utama PT Maybank Asset Management Indonesia. Denny, yang juga aktif menjadi Ketua Asosiasi Penjual Reksa Dana Indonesia (APRDI), membagi strateginya untuk para investor ritel.

Bagaimana Anda menjelaskan situasi ekonomi pada saat ini yang dikatakan sedang mengalami krisis?

Promo Terbaru di Bareksa

Ekonomi Amerika Serikat bergantung pada konsumsi domestik, sama seperti Indonesia. Konsumsinya bahkan jauh lebih tinggi yakni mencapai 70 persen dari perekenomian, berakibat tingginya nilai impor di Amerika. Ketika dolar menguat, bagi Amerika barang impor menjadi lebih murah dan semakin merangsang konsumsi masyarakatnya.

Tak pelak hal ini mendorong naiknya inflasi di Amerika. Untuk menyeimbangkan kondisi itu, bank sentral Amerika mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga. Jika Amerika pulih sebetulnya positif untuk Indonesia, tetapi dalam jangka pendek tentu ada penyesuaian atas penguatan mata uang dolar.

Terlebih lagi Indonesia juga memperoleh tekanan akibat merosotnya permintaan komoditas dari China. Padahal salah satu kontribusi ekspor terbesar dari Indonesia berasal dari barang komoditas mentah seperti batubara dan bahan mineral.

Akan tetapi kita sebagai investor tetap harus optimis, karena tujuan investasi kita sejak awal memang percaya bahwa nilai investasi akan naik sehingga kita yakin bahwa ekonomi akan kembali membaik di masa depan.

Sejak awal tahun, investasi reksa dana malah memberikan return yang negatif. Apa yang harus investor lakukan?

Jangan terlalu sering melihat saldo portofolio reksa dana anda yang sedang turun. Memang kita perlu mengeceknya, tapi tidak usah setiap hari, cukup setahun sekali. Pengecekan juga sekaligus untuk melakukan rebalancing asset. Rebalancing adalah menyeimbangkan portofolio, sesuai dengan alokasi aset.

Jadi, sebagai investor, pertama kali kita harus mengetahui tujuan investasi kita. Investasi sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang. Dalam investasi itu, kita harus memilih alokasi aset, misalnya berapa di reksa dana, saham, dan deposito. Kita harus punya semua produk itu untuk diversifikasi aset, agar risikonya terbagi. Nah misalnya dalam alokasi aset kita mengalokasikan terbesar di saham, 40 persen, reksa dana 30 persen dan deposito 30 persen. Namun, saat pasar saham naik, return investasi kita di saham juga naik dan porsinya lebih besar daripada deposito misalnya. Atau pada satu saat satu instrumen sedang turun return-nya sehingga porsinya menjadi lebih kecil. Inilah saatnya kita melakukan rebalancing.

Memang, investor besar seperti dana pensiun atau BPJS harus sering mengecek portofolio mereka karena dana kelolaan yang sangat besar. Saat seperti ini, mereka pasti melakukan rebalancing. Tetapi untuk investor ritel seperti kita ini tidak perlu terlalu sering, karena sudah ada manajer investasi yang mengaturnya. Biar saja para MI yang pusing memikirkan rencana penaikan The Fed rate atau devaluasi yuan.

Jadi intinya, kita tidak usah mengkhawatirkan penaikan The Fed Rate atau devaluasi yuan?

Reksa dana sejak awal diciptakan di Amerika, memang ditujukan untuk orang awam. Ini adalah produk investasi yang paling simpel, karena investor tidak perlu banyak memikirkan investasinya. Selain itu, risikonya juga terbilang kecil bila dibandingkan dengan investasi di saham langsung. Produk reksa dana ini sudah ada yang mengurusnya, yaitu manajer investasi yang anda pilih. Percayakan saja pada mereka.

Apakah saat pasar sedang turun seperti ini kita harus melakukan switching atau rebalancing aset?

Sekarang kita andaikan investasi anda itu seperti emas. Anda sudah terbiasa disiplin berinvestasi tiap bulan membeli satu gram emas. Saat harga emas turun, apakah anda tidak mau membeli emas? Justru ini adalah kesempatan untuk membeli emas dengan harga murah. Begitu juga investasi di saham dan reksa dana. Kita jangan memandang dengan horison sempit atau jangka pendek saja. Kalau investasi anda turun, panjangkan horisonnya. Katakanlah lima tahun lagi, anda percaya nilainya pasti akan naik. Jadi tidak usah terlalu sering buka portofolio.

Investor juga harus melihat profil risiko mereka. Investor yang sadar dengan risiko tinggi boleh investasi di reksa dana saham. Saya sendiri taruh semua di saham, karena saya yakin investasi untuk jangka panjang, untuk pensiun nanti. Karena secara hitungan kasar, tabungan kita melalui BPJS yang dipotong dari gaji tidak akan cukup.

Bagaimana hitungannya?

Tiap bulan, 3 persen gaji (1 persen ditanggung pekerja, dan 2 persen ditanggung perusahaan) seorang pekerja disisihkan untuk iuran jaminan pensiun BPJS. Setahun, akan didapatkan 36 persen gaji bulanan. Bila pekerja berusia 26 tahun, maka pensiun dapat diambil pada 30 tahun mendatang. Pada saat itu, nilai pokok dari iuran adalah 36 persen gaji dikali 30 tahun yaitu 1080 persen gaji atau hanya sekitar 11 kali gaji bulanan. Cukupkah? Tentu tidak. Ingat, hitungan kasar itu tidak memasukkan peningkatan gaji dan imbal hasil investasi. Oleh sebab itu, investasi sendiri di luar jaminan pensiun harus dilakukan oleh seorang pekerja yang memiliki gaji bulanan.

Ilustrasi Investasi Reksa Dana Trim Kapital 10 Tahun

Illustration

Sumber: Simulasi Bareksa.com

Bagaimana cara memilih manajer investasi?

Soal pertimbangan untuk memilih manajer investasi, lihat yang track record-nya bagus dan sudah berdiri cukup lama. Selain itu, lihat juga jumlah dana kelolaannya. Untuk menghindari penipuan, kita bisa buka situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di situ ada daftar manajer investasi dan dana kelolaannya. Investor tidak perlu takut karena produknya dijamin OJK. Bila ada pertanyaan, investor pun bisa langsung menghubungi call center OJK. (np)

***

Anda tertarik berinvestasi reksa dana, produk investasi resmi yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan RI? Jika tertarik, silakan mendaftar menjadi nasabah marketplace reksa dana online terintegrasi Bareksa - Buana Capital dengan mengklik tautan ini.

Jika Anda ingin belajar dan mendalami investasi reksa dana, termasuk bagaimana menggunakan berbagai perangkat online untuk mengukur, membandingkan, dan memonitor reksa dana dengan return terbaik, silakan mengikuti workshop Bareksa Fund Academy online maupun offline. Untuk mendaftar klik tautan ini. GRATIS.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,44

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,81%
Up17,26%
Up44,73%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.323,46

Up0,67%
Up4,06%
Up0,03%
Up5,62%
Up18,63%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,18

Down- 0,54%
Up2,72%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,36%
Up46,76%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.044,67

Up0,52%
Up2,65%
Up0,02%
Up2,95%
Down- 1,71%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,08

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua