BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: BRAU Target Restrukturisasi Utang 2016; VIVA Akan Tarik Pinjaman

20 Agustus 2015
Tags:
MARKET FLASH: BRAU Target Restrukturisasi Utang 2016; VIVA Akan Tarik Pinjaman
Presiden Komisaris terpilih PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Erick Thohir (kiri), Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie (kedua kiri), Wakil Presdir VIVA, R Bismarka Kurniawan (kedua kiri), dan Direktur VIVA, A. Ardiansyah Bakrie (kanan) menyampaikan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Luar Biasa (RUPST-LB). ANTARA FOTO/ho/Mulya

Kinerja BUMN ditargetkan dalam RAPBN 2016; FREN kembangkan 4G LTE Advanced US$500 juta

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)

BRAU menargetkan proses restrukturisasi utang senilai total US$950 juta dapat selesai sebelum Januari 2016. Direktur Utama BRAU Fuganto Widjaja mengatakan saat ini manajemen sedang melakukan audit atas kondisi keuangan dan operasional perseroan secara keseluruhan. Perseroan juga fokus melakukan penghematan biaya dan meningkatkan produktivitas. Restrukturisasi akan dibantu oleh Argyle Street Management Limited, yang juga pemegang saham Asia Resource Minerals (ARMS) sekitar 5 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Argyle merupakan induk usaha Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE), pemegang saham mayoritas ARMS. Saat ini, ACE menguasai hampir 85 persen saham ARMS setelah mengambilalihnya dengan nilai sekitar US$208 juta pada Juni 2015. Adapun BRAU sudah berstatus default karena gagal membayar obligasi senilai US$450 juta yang jatuh tempo pada 8 Juli 2015.

Kinerja BUMN

Tidak seperti nota keuangan pada APBN beberapa tahun sebelumnya, target laba BUMN dicantumkan dalam Rancangan APBN 2016 sebagai salah satu target Kementerian BUMN. Berdasarkan Nota Keuangan APBN 2016, sebanyak 119 BUMN ditargetkan mengumpulkan laba senilai Rp143,91 triliun. Selain itu, BUMN juga ditargetkan memiliki aset Rp4.940 triliun serta kontribusi terhadap penerimaan negara yang terdiri atas dividen dan pajak mencapai Rp507,25 triliun.

PT Visi Media Asia Tbk (VIVA)

VIVA segera memperoleh pinjaman rupiah dari perbankan dalam negeri untuk melunasi pinjaman dari Credit Suisse senilai US$230 juta. Emiten penyiaran televisi free-to-air (FTA) milik Grup Bakrie itu memiliki utang dari Credit Suisse AG, cabang Singapura senilai pokok US$230 juta yang diperoleh pada 1 November 2013. David Burke, Direktur Visi Media Asia, mengatakan direksi sudah bertemu dengan beberapa bank untuk membahas pinjaman berdenominasi rupiah dan berharap pekan kedua September sudah aada keputusan dari bank.

Dengan depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang masih terus terjadi, perseroan memilih untuk meminjam dana dalam bentuk rupiah. Berdasarkan perjanjian pinjaman, tiap tiga bulan VIVA harus membayar cicilan pokok pinjaman Credit Suisse sebesar 5 persen yang nilainya setara dengan US$11,5 juta.

PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI)

PGLI berencana mencari pendanaan melalui penerbitan surat utang valuta asing untuk memuluskan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sumatera Utara. Presiden Direktur Pembangunan Graha Lestari Indah Nicholas Spassky Hutapea mengungkapkan PLTA itu memanfaatkan air Sungai Sei Wampu dan terdiri atas dua proyek, yakni Sei Wampu 1 dan Sei Wampu 2. PGLI akan bekerja sama dengan Arcadia Energy Trading Pty Ltd atau perusahaan asing dari Australia untuk pembangunan Sei Wampu 1 dengan investasi Rp100 miliar. Dengan demikian, komposisi kepemilikan saham proyek Sei Wampu 1 dengan tenaga minihydro terdiri atas 35 persen milik PGLI dan 65 persen milik perusahaan asal Negeri Kangguru tersebut.

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)

PWON meraih pendapatan pra-penjualan sebesar Rp2,16 triliun selama periode Januari Juli 2015, atau sekitar 63 persen dari target sepanjang tahun ini senilai Rp3,48 triliun. Meski nilai marketing sales sudah melebihi separuh dari target, Direktur Keuangan PWON Minarto Basuki menyatakan masih belum memiliki niat mengubah proyeksi akhir tahun ini.

Pendapatan pra-penjualan ini berasal dari sejumlah proyek seperti perumahan tapak di Grand Pakuwon dan Pakuwon City. Emiten properti itu tengah mengembangkan Kota Kasablanka fase II, Supermal Pakuwon Indah dan Tunjungan Plaza.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

FREN mencuri start mengembangkan teknologi 4G LTE-Advance, yang lebih canggih daripada 4G biasa. Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas itu menyiapkan US$500 juta untuk biaya pengembangan awal hingga teknologi siap operasi. Sumber dana dari pinjaman dan pendanaan lain, ujar Presiden Direktur FREN Merza Fachys. Meski demikian, kontribusi teknologi baru itu tidak dapat dirasakan dalam waktu dekat karena perseroan harus membangun basis pengguna terlebih dahulu.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

MEDC akan mengerjakan sejumlah proyek tahun ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pertama, pengapalan perdana kondensat dari Lapangan Senoro, Sulawesi Tengah pada 17 Agustus. Kedua, MEDC juga menunggu persetujuan SKK Migas untuk pengembangan Blok A di Aceh, yang akan dialirkan ke Sumatra Utara dalam kerja sama Dengan PT Pertamina. Ketiga, MEDC juga ikut tender beberapa bisnis power plant, termasuk PLTU Java 1 yang ada dalam program 35.000 MW yang dicanangkan oleh Presiden.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua