MARKET FLASH: Blue Bird Pangkas Capex
Grup Sinar Mas gaet Spinnaker Capital Limited ambil alih induk Berau Coal

Grup Sinar Mas gaet Spinnaker Capital Limited ambil alih induk Berau Coal
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
Blue Bird memangkas belanja modal (capex) menjadi Rp1,5 - 2 triliun pada tahun ini dari sebelumnya Rp2 - 2,5 triliun seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Operator taksi terbesar nasional itu akan menggunakan separuh capex untuk menambah armada dan sisanya menambah pool taksi. Sekitar 40 persen capex bersumber dari hasil dana penawaran perdana saham (IPO), sementara sisanya dari pinjaman dan arus kas.
Promo Terbaru di Bareksa
Berkenaan dengan realisasi capex, manajemen mengatakan akan memacu ekspansi pada semester kedua dengan sekitar 60 persen dari capex. Tahun ini, perseroan mengantongi izin usaha operasi taksi lebih dari 6.000 unit. Saat ini Blue Bird memiliki 31.900 armada terdiri atas 25.500 taksi reguler, 1.300 taksi eksekutif dan 4.500 limusin dan mobil sewa, serta 600 bis sewa.
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)
Grup Sinar Mas mendapat dukungan dari Spinnaker Capital Limited untuk mengambil alih saham Asia Resource Minerals plc (ARMS), induk usaha BRAU. Kendaraan investasi Sinar Mas, Asia CoalEnergy Ventures Limited (ACE) telah meneken kesepakatan (letter of intent/LOI) dengan Spinnaker.
Isi kesepakatannya Spinnaker akan memberi suaranya pada proposal Sinar Mas dan menolak proposal lain yang mungkin ditawarkan dalam rapat umum pemegang saham ARMS. Spinnaker memiliki 8,48 juta saham setara 3,52 persen saham ARMS.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
ITMG menutup satu tambang batu bara yang sudah habis cadangannya per Mei di bawah izin usaha pertambangan (IUP) PT Kitadin Tandung Mayang di Bontang, Kaltim dan saat ini tengah mereklamasi tambang. Penutupan konsesi tambang itu tidak berpengaruh signifikan pada total cadangan batu bara perseroan. Pasalnya, cadangan terbukti perusahaan afiliasi Banpu Pcl asal Thailand itu mencapai 147,2 juta ton, sementara cadangan terbukti Kitadin hanya 1,8 juta ton.
PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
Otoritas Jasa Keuangan menyatakan China Construction Bank (CCB) tengah mengincar salah satu bank menengah, PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Bank raksasa asal China itu tengah menyampaikan proposal akuisisi dua bank untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. CCB akan mengakuisisi dua bank bertahap dan menggabungkannya untuk mendukung konsolidasi perbankan. CCB dengan aset sekitar Rp37,05 triliun itu tertarik berekspansi ke Indonesia karena mengincar proyek infrastruktur yang digencarkan pemerintah.
PT Pelabuhan Indonesia IV dan PT PP Tbk
Pelindo IV dan PTPP menandatangani kontrak kerja sama pekerjaan reklamasi dan pembangunan dermaga Makassar New Port tahap Pertama A dengan nilai Rp326,8 miliar. Proses pengerjaan reklamasi hingga pembangunan tahap pertama mencapai dua tahun sehingga dapat beroperasi pada 2018. Proyek itu akan dikerjakan mulai pekan depan karena groundbreaking sudah dilakukan pada 22 Mei 2015.
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). PT Cakra Mineral Tbk (CKRA). PT Central Omega Resources TBk (DKFT)
Sebanyak tiga fasilitas pemurnian (smelter) dari dua emiten pertambangan mineral siap beroperasi pada 2016. Salah satu yang hampir rampung milik CITA di Ketapang, Kalimantan Barat. Saat ini pembangunan fasilitas senilai $1 miliar itu sudah mencapai 50 persen. Smelter yang dikerjakan oleh PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, patungan CITA dan China Hingqiao, itu berkapasitas 1 juta metrik ton pada tahap awal.
Sementara itu, CKRA berharap smelter feronikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ditargetkan beroperasi pada kuartal III-2016. Saat ini fasilitas tersebut tengah memasuki tahap akuisisi lahan dari yang direncanakan seluas 20 hektare dan diperkirakan segera mulai groundbreaking. Selain membangun smelter feronikel, CKRA juga berencana menyelesaikan fasilitas pengolahan bijih besi meski belum menentukan lokasi pastinya. Kemungkinan besar smelter senilai $35 juta itu akan berlokasi di Langkat, Sumatera Utara.
Adapun DKFT melalui anak usahanya PT Cor Industri Indonesia menunjuk dua perusahaan China untuk menggarap proyek smelter nickel pig iron di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Targetnya dapat berporoduksi pada semester pertama tahun depan.
Rupiah Cari Keseimbangan Baru
Nilai tukar rupiah tengah mencari titik keseimbangan baru setelah jatuh ke level terendah pasca-Agustus 1998 akibat kekhawatiran pasar atas risiko kenaikan inflasi jelang bulan puasa. Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom PT Samuel Asset Management, mengatakan revisi outlook rating RI oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) dari stabil menjadi positif belum mampu menahan pelemahan rupiah.
Pasalnya, secara riil permintaan dolar Amerika di Indonesia pada bulan ini sedang tinggi sehingga rupiah terpaksa tertekan lebih dalam. Saat ini pasar juga sedang mengantisipasi pertemuan Federal Reserve . Diperkirakan rupiah baru menguat perlahan kembali setelah pertemuan the Fed. Namun, penguatan itu tetap terbatas karena saat ini rupiah telah menembus level psikologis baru.
PT Anabatic Technologies Tbk
PT Anabatic Technologies Tbk mengincar Rp400 - 450 miliar dari proses penawaran umum perdana (IPO) dengan melepaskan 30 persen modal ditempatkan dan disetor penuh. Sekretaris Perusahaan Anabatic Technologies Ruth Kusnomo mengatakan perseroan bersama dengan penjamin pelaksana emisi yakni PT Bahana Securities akan melakukan roadshow ke Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Dengan melepas 642,85 juta lembar saham, harga penawaran saham perdana perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi tersebut akan berada di rentang Rp622 - 700 per saham.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.