Subsidi BBM 2015 Hanya Rp53 T, Defisit Anggaran 0,7% GDP: Erwan Teguh

Bareksa.com - Total subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk tahun 2015 diperkirakan hanya sekitar Rp53 triliun, turun menjadi hanya seperempatnya dari anggaran sebelumnya yang sebesar Rp221 triliun, menurut hitung-hitungan Erwan Teguh, analis CIMB.

Jumlah penghematan pengeluaran subsidi ini sesuai dengan yang diharapkan oleh pasar, ujar Erwan, yang memiliki estimasi harga keekonomian BBM Premium berkisar antara Rp8,862 sampai Rp9,301 per liter (termasuk 17 persen pajak dan pungutan).

Pemerintah semalam mengumumkan kenaikan harga BBM Premium menjadi Rp8.500 per liter dan BBM Solar menjadi Rp7.500 per liter.

Kenaikan harga BBM Premium dan Solar sebesar 31 persen dan 37 persen yang berlaku hari ini akan meningkatkan fleksibilitas fiskal pemerintah, walaupun dampak langsung kepada defisit neraca berjalan tidak langsung terasa, ujar Erwan dalam laporan riset yang dikirim ke investor pagi ini.

Pemerintah diharapkan akan dapat menyalurkan penghematan pengeluaran subsidi ini ke sektor infrastruktur dan program kesehatan. Defisit anggaran pemerintah tahun depan diperkirakan sebesar 0,7 persen dari Gross Domestic Product (GDP), sementara pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi dari dari rentang 5,1-5,5 persen yang diperkirakan selama ini, tambah Erwan.