BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Mengapa anak usaha TLKM beli saham TELE

Bareksa21 Mei 2014
Tags:
Mengapa anak usaha TLKM beli saham TELE
Dua handphone produk TiPhone (Antara/Suryanto)

Dengan adanya diversifikasi bisnis maka marjin laba TELE akan meningkat

IllustrationBareksa.com - PT PINS Indonesia (PINS), salah satu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), akan melakukan pembelian 10-20 persen saham PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Bagaimana sinergi yang akan terbentuk dari kerjasama kedua perusahaan tersebut?

PINS memiliki pilar bisnis di solusi perangkat keras, layanan integrasi perangkat dan jaringan serta pemeliharaan perangkat dan jaringan. Ruang lingkup yang dijual meliputi perangkat mobile dan aplikasi. Selain juga menjual perangkat kerja seperti komputer, printer, LCD projector dan peralatan komputerisasi lainnya. PINS juga menyediakan jaringan data dalam bentuk LAN/WAN.

Sementara TELE memiliki pilar bisnis sebagai distributor penjualan voucher dan kartu perdana dari provider telekomunikasi dan juga melakukan penjualan telepon seluler. Tahun 2013, penjualan dan laba bersih TELE masing-masing meningkat sebesar 28 persen dan 45 persen. Marjin laba bersih juga meningkat dari 2,5 persen di tahun 2012 menjadi 2,8 persen di tahun 2013. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan kontribusi penjualan telepon seluler. Tahun 2013 ini, kontribusi penjualan telepon seluler terhadap total penjualan TELE meningkat menjadi 20,7 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya mencapai 6 persen. Kontribusi penjualan telepon seluler TELE meningkat setelah bekerjasama dengan distributor telepon seluler khusus handset Samsung dan Apple iPhone.

Promo Terbaru di Bareksa

Dengan adanya PINS membeli TELE tentunya dapat menambah jaringan distribusi untuk penjualan produk-produk saat ini. Selain itu juga dapat melakukan kolaborasi pembuatan dan penjualan handset telepon seluler, karena TELE memang sedang gencar menumbuhkan pendapatan dari penjualan handset . Dikutip dari berita di website Telkomel, pada Februari 2014 lalu TELE berkolaborasi dengan Foxconn dan Telkomsel meluncurkan smartphone Android terbaru yakni TiPhone A508 yang dibandrol dengan harga Rp600 ribu dan di-bundle dengan kartu Simpati sehingga memberikan benefit yang lebih yakni gratis internet dan cash back pulsa.

Dalam laporan yang kami pelajari untuk segmen menengah ke bawah, yakni masyarakat yang membeli handset di bawah Rp1 juta, mereka tidak loyal terhadap merek-merek tertentu, namun lebih sensitif terhadap harga dan promosi-promosi. Dan untuk handset dengan harga di bawah Rp1 juta, marjinnya lebih tinggi dibandingkan dengan segmen yang lain.

Sebelumnya memang sudah banyak kerjasama yang dilakukan antara TELE dengan grup Telkom. Selain TELE merupakan salah satu distributor voucher dan kartu perdana TLKM, di bulan Juni 2013 lalu, TELE bekerjasama dengan Telkomsel, anak usaha TLKM untuk membentuk Telkomsel Shop yang merupakan gabungan antara pusat layanan GraPARI dari Telkomsel dengan outlet penjualan handset dari Telesindo Shop. Selain itu di tahun 2013 juga TELE bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) untuk mendistribusikan voucher ke Hongkong dan Malaysia.

Untuk kinerja saham, TELE saat ini berada pada posisi overvalue berdasarkan analisa Price Earning Band menggunakan periode data 1 tahun yang terdapat di Bareksa.com. Hal ini karena sudah hampir Price Earning Ratio TELE saat ini telah mendekati band kedua (garis merah) artinya probabilitas terjadinya koreksi di saham TELE dalam jangka pendek ini cukup tinggi.

Grafik Price Earning Band

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Namun jika kita melihat prospek jangka panjang, sinergi ini tentu akan membawa dampak positif bagi TELE khususnya, karena diversifikasi bisnis yang bisa dibentuk antara TELE dan PINS akan meningkatkan marjin laba TELE. Dari data Bareksa.com juga terlihat dalam satu tahun terakhir TELE telah memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan IHSG dan sektor ritel.

Grafik Perbandingan Indeks

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Sementara untuk TLKM, dampak pembelian TELE terhadap keuangan TLKM tidak akan menghasilka perubahan yang signifikan. Dampak yang terjadi lebih kepada dampak tidak langsung yakni penambahan servis bagi pelanggan TLKM. Sedangkan dari segi pembiayaan memang belum ada kesepakatan harga pembelian. Finalisasi baru akan selesai pada Juli 2014 ini. Jika dilihat dari kapitalisasi pasar TELE per 20 Mei 2014, yakni sebesar Rp4,5 triliun, maka pembelian 10-20 persen saham TELE akan membutuhkan biaya Rp450-900 miliar. Dengan nilai investasi tersebut kemungkinan sebagian besar biaya akan dibiayai dengan kas, karena TLKM sendiri telah memberikan anggaran belanja modal tahun 2014 seperti yang dikutip dari Bisnis.com, yakni sebesar Rp 22,3 triliun.

*Ni Putu Kurniasari adalah Head of Research Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,57

Up0,36%
Up5,38%
Up9,72%
Up9,86%
Up18,65%
Up8,78%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,86

Up0,46%
Up5,00%
Up8,84%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,16

Up0,41%
Up4,45%
Up9,64%
Up9,88%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,96

Up1,04%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua