PTPP incar kontribusi pendapatan lewat proyek swasta
Kontribusi dari sektor ini dipatok hingga 60%, naik dari realisasi kontrak pada tahun 2013

Kontribusi dari sektor ini dipatok hingga 60%, naik dari realisasi kontrak pada tahun 2013
IQPlus - PT PP (persero) Tbk (PTPP) mulai mengincar proyek sektor swasta guna mengerek pendapatannya. Pasalnya, kontribusi dari sektor ini dipatok hingga 60%, naik dari realisasi kontrak pada tahun 2013 yang hanya mencapai 48%.
Padahal pada tahun lalu, emiten pelat merah ini masih mengandalkan proyek BUMN untuk mendongkrak pendapatannya, sekitar 52% dihasilkan dari proyek pemerintah dan BUMN pada tahun 2013 lalu.
"Hal ini merupakan imbas dari adanya strategi perseroan yang menetapkan batasan proyek yang akan digarap," ujar Direktur Keuangan PTPP, Tumiyana di Jakarta, akhir pekan lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Ia mengungkapkan bahwa perseroan hanya mengerjakan proyek-proyek diatas Rp100 miliar. Pada tahun ini, proyek dari sektor swasta diharapkan dapat menyumbang sekitar Rp15 triliun, sementara Rp10 triliun sisanya akan digenjot melalui proyek BUMN dan pemerintah.
"Kami harapkan dari proyek swasta dapat menyumbang sekitar Rp15 triliun, sedangkan Rp10 triliun sisanya dari pemerintah," katanya.
Lebih lanjut ia bilang, kalau di tahun ini perseroan akan lebih mengandalkan proyek pembangunan gedung dan apartemen karena dalam proyek ini, PTPP mendapatkan marjin yang lebih tebal daripada proyek infrastruktur atau EPC (engineering, procurement, construction).
Catatan saja, marjin laba dari sektor properti berada diangka 25% hingga 30%, naik dibandingkan proyek lainnya. Bila target kontrak perseroan sesuai dengan proyeksi, bukan tidak mungkin marjin laba bersih PTPP akan bergerak positif, pasalnya pada tahun 2013, marjin laba bersih perseroan hanya berada diangka 3,60%, turun jika dibandingkan marjin laba bersih pada tahun 2012 yang berada diangka 3,86%.
Selain itu, hingga saat ini perseoan tengah berusaha untuk merampungkan tahap valuasi atas proses akuisisi perusahaan alat berat, PT Prima Jasa Aldo Dua (PJA).
Hal tersebut dikatakan Direktur Keuangan PTPP, Tumiyana di Jakarta. Ia menambahkan, perseroan menargetkan pada kuartal 2 tahun ini aksi anorganik tersebut sudah rampung dilakukan.
"Kontribusinya dari sektor baru ini kira-kira bisa menyumbang sekitar Rp60 miliar terhadap pendapatan perseroan," ujarnya di Jakarta.
Selain itu, emiten pelat merah ini tampaknya serius menggenjot bisnisnya dari sektor properti. Hal itu tampak dari rencana perseroan guna mendorong salah satu entitas usahanya, PT PP Properti, untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia.
Tumiyana menambahkan, awal tahun mendatang, PP Properti diharapkan sudah dapat menjadi anggota Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka. Dari rencana inital public offering (IPO) tersebut, perseroan mengincar angka Rp1,5 triliun dengan melepas 30% saham.
Dana ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan bisnis PP Properti sendiri. Hingga saat ini perseroan telah memiliki sejumlah proyek dengan nilai cukup besar, diantaranya adalah Grand Kamala Lagoon Bekasi senilai Rp11 triliun.
Selain itu juga ada proyek Tanjung Duren Jakarta senilai Rp3 triliun, Grand Sungkono Lagoon Surabaya senilai Rp5 triliun, Bukit Permata Puri Semarang senilai Rp146 miliar dan Gunung Putri Bogor senilai Rp750 miliar. Proyek-proyek tersebut akan mendorong penjualan PP Properti sekitar Rp1,9 triliun per tahunnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.