Prospek Bank BTN (BBTN) di tengah melambatnya laju kredit
BTN membukukan portofolio kredit mayoritas untuk segmen perumahan, lebih dari 86 persen.

BTN membukukan portofolio kredit mayoritas untuk segmen perumahan, lebih dari 86 persen.
Bareksa.com - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menargetkan mengucurkan kredit sebesar Rp109,40 triliun pada akhir 2014 nanti. Angka ini meningkat sekitar 17-18 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang besarannya mencapai Rp100,46 triliun. Seperti dikutip IQPlus, Maryono, Direktur Utama BTN, mengatakan komposisi pinjaman dan pembiayaan perusahaan masih didominasi sektor perumahan, yang mencapai 85 persen. Sedangkan net NPL (non performing loan) perseroan diperkirakan turun menjadi 2,61 persen dibandingkan dengan NPL bersih pada akhir tahun 2013 sebesar 3,04 persen. Total NPL bersih perseroan pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp2,86 triliun.
Menurut analis PT AmCapital Indonesia, Yap Swie Cu, BTN melaporkan laba lebih baik dari perkiraan untuk kuartal keempat 2013. Perbedaan utamanya berasal dari lonjakan fee based income. Bank juga menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kualitas kredit -- yang menjadi masalah pada setahun terakhir.
BTN membukukan laba bersih Rp1,562 triliun pada tahun 2013 (14,5 persen YoY), masing-masing sekitar 7 persen dan 9 persen lebih tinggi dari konsensus dan estimasi AmCapital. Perbedaan ini berasal dari lonjakan fee based income. Pada kuartal ke-4 2013, layanan bank dan pendapatan biaya administrasi melonjak hampir dua kali lipat masing-masing menjadi Rp288 miliar, dari Rp148 miliar pada kuartal sebelumnya. Manajemen menerangkan kenaikan itu berasal dari penambahan rekening nasabah dan bisnis berbasis biaya yang baru.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu, pendapatan bunga bersih BTN naik 19,3 persen YoY dan pinjaman meningkat 23,4 persen YoY. KPR non-subsidi terus menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan kredit total, hingga mencapai 35,8 persen YoY, dibandingkan pertumbuhan hipotek bersubsidi yang melambat (+11,2 persen YoY). Dikutip Tempo.co, Maryono menyatakan prospek pertumbuhan kredit melambat menjadi 16–18 persen pada 2014 seiring aturan hipotek yang diketatkan oleh bank sentral serta meningkatnya tingkat suku bunga yang dapat menahan laju permintaan hipotek.
Marjin bunga bersih (NIM, net interest margin) sedikit turun menjadi 5,4 persen pada FY13 dari 5,5 persen di kuartal ke-3 2013. Ini karena meningkatnya biaya dana karena ada pertumbuhan yang kuat di time deposits (+10,8 persen QoQ). Selain itu, tercatat ada pertumbuhan yang lebih tinggi pada total simpanan (+8,7 persen QoQ) dan kredit (+4,1 persen QoQ). Adapun rasio loan-to-deposit (LDR) turun menjadi 104,4 persen pada akhir 2013, dari 109 persen pada kuartal terakhir tahun yang sama.
Seperti yang diterangkan oleh manajemen BTN pada kuartal terakhir, gross NPL turun menjadi 4,1 persen dari 4,9 persen pada akhir September 2013. Berdasarkan skema interest only balloon payment (IOBP), NPL perseroan turun menjadi 9 persen dari 11 persen di kuartal tiga 2013. Dengan menggunakan model Gordon Growth dan dengan asumsi cost-of-equity 16,4 persen, serta ROE berkelanjutan sebesar 17 persen, AmCapital menargetkan harga untuk 12 bulan ini sebesar Rp1.300/saham -- mewakili perkiraan PER 2014 dan PBV masing-masing sebesar 7,3x dan 1,1x.
Table : Rasio Keuangan emiten PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Source : Bareksa.com
Mengenai target pertumbuhan kredit yang diungkapkan Maryono, analis PT Jisawi Finance, Hendri Prasetyo, menilainya sudah sangat konservatif. Tahun 2013, pertumbuhan kredit BTN mencapai 23 persen. BTN membukukan portofolio kredit mayoritas untuk segmen perumahan. Lebih dari 86 persen komposisi kredit BTN disalurkan untuk segmen ini. Padahal, sebagaimana diketahui, tahun lalu sektor perumahan terus dihantam kenaikan BI Rate dan aturan pemerintah soal kredit. Artinya, kondisi tersebut tidak terlalu berpengaruh pada permintaan KPR di BTN. Untuk tahun ini, diperkirakan pertumbuhan sektor properti akan melambat akibat faktor suku bunga dan aturan pemerintah tadi dan BTN bakal mengambil sikap konservatif dengan menaikkan proyeksi angka pertumbuhan kredit mereka menjadi 17 persen.
Table : Kinerja saham BBTN dan grafik pergerakan harga saham BBTN, selengkapnya (klik di sini)
Source : Bareksa.com
Menelisik kinerja perusahaan, Hendri memperkirakan target pertumbuhan kredit itu terkait dengan NPL. BTN harus mengikuti instruksi BI tentang kredit berkualitas untuk mengurangi tingginya tingkat rasio NPL saat ini, dengan cara menurunkan kreditnya tahun ini. Soal penurunan Ratio on Asset (ROA), Hendri melihatnya sebagai akibat kenaikan aset perusahaan.
Menimbang berbagai faktor di atas, Hendri merekomendasikan BUY untuk BBTN. Menurutnya, secara valuasi, saham bank ini cukup murah. Dengan PBV 0,8x dan P/E 6x, harga saham masih jauh di bawah peers-nya (P/E emiten dibandingkan P/E industri). (kd/np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.