BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dibelit 3 persoalan, inilah performa grup media Hary Tanoe (

24 Januari 2014
Tags:
Dibelit 3 persoalan, inilah performa grup media Hary Tanoe (
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibyo (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sengketa dan pemilihan umum mendatang juga dinilai membebani valuasi MNCN dalam jangka pendek.

Bareksa.com - Tahun 2013 ditutup sebagai tahun yang sarat tantangan bagi PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Dalam laporan PT CLSA Indonesia mengenai pangsa pasar pemirsa televisi di prime time, total pangsa pasar ketiga stasiun televisi MNC Group mengalami penurunan -- dari 35,4 persen pada November 2013 menjadi 32,6 persen pada Desember 2013.

Penyebabnya, pangsa pasar RCTI (PT Rajawali Citra Televisi Indonesia) di segmen ini merosot dari 19,1 persen di November 2013 menjadi 17 persen pada bulan berikutnya. Penurunan ini tanpa ampun membuat RCTI tergeser dari posisi puncak ke peringkat dua. Hal serupa terjadi pada Global TV yang pemirsanya menciut menjadi 6,2 persen pada Desember 2013, dari posisi 7.1 persen pada bulan sebelumnya. Hanya MNC TV yang berhasil membukukan kenaikan tipis menjadi 9.4 persen, dari semula 9.2 persen.

Jumlah pemirsa terbanyak pada Desember 2013 disedot Trans TV, dengan kenaikan sebesar 3,5 persen dari bulan sebelumnya, menjadi 23,1 persen. Trans TV mengalahkan SCTV (PT Surya Citra Media Tbk, SCMA) dan RCTI.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain soal menurunnya pangsa pasar MNCN, persoalan lain juga membelit grup media milik Hari Tanoesoedibjo ini. Sengketa hukum antara MNC TV dengan TPI terus memberikan dampak negatif pada harga saham MNCN. Perlu diketahui, MNC TV menyumbang 15-20 persen pendapatan bersih MNCN.

Saat ini valuasi saham MNCN yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sudah terdiskon 30 persen, yang mencerminkan valuasi MNCN tanpa MNC TV. Sementara itu, kapitalisasi pasar secara YTD sudah melorot 10 persen.

Akan tetapi, menurut analisis CIMB Securities, turunnya performa MNCN lebih dominan disebabkan faktor sentimen ketimbang fundamental. Penyebabnya ada dua, sengketa hukum tentang kepemilikan MNC TV (dahulu bernama TPI) dan masuknya pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo ke kancah politik -- bahkan kini menjadi calon wakil presiden dari Partai Hanura. Dua hal ini memicu melonjaknya kekhawatiran atas risiko MNCN.

Secara fundamental, MNCN sebetulnya masih memiliki demand yang kuat pada kuartal 4 2013 hingga kuartal 1 2014. Lanjutan program "Indonesian Idol" yang mulai ditayangkan kembali di RCTI sejak 27 Desember lalu diproyeksikan bakal kembali mendongkrak jumlah pemirsa, seperti yang telah terjadi selama tujuh musim terakhir.

Manajemen MNCN memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di tahun 2014 sebesar 15 persen, yang sebagian besarnya ditopang oleh kenaikan tarif iklan. Target tersebut dipandang konservatif oleh sebagian pakar industri media, yang memperkirakan angka pertumbuhan bisa mencapai 23 persen, seiring rencana MNCN menaikkan tarif iklan mereka.

Namun, tampaknya kedua faktor di atas -- sengketa hukum MNC TV dan nasib Hary Tanoe di pemilu -- masih akan membebani valuasi MNCN dalam jangka pendek. Pelaku pasar diperkirakan masih akan wait and see hingga kedua permasalahan tersebut menjadi lebih jelas akhirnya. (kd/ma)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua