Ambisi Prajogo Pangestu Bawa BREN ke MSCI? Strategi Tambah Free Float
Kepemilikan Green Era Energy turun dari 23,35% menjadi 22,99%, atau setara 30,76 miliar saham setelah transaksi 2 Oktober 2025

Kepemilikan Green Era Energy turun dari 23,35% menjadi 22,99%, atau setara 30,76 miliar saham setelah transaksi 2 Oktober 2025
Bareksa Insight – Langkah-langkah strategis konglomerat Prajogo Pangestu untuk memperkuat posisi saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) di pasar modal kian jelas. Melalui entitasnya, Green Era Energy Pte Ltd, Prajogo kembali melepas sebagian kepemilikan saham BREN. Joseph Gabetua, Founder Namora Hub & Market Researcher, menilai tujuan aksi ini tak lain adalah untuk memperbesar free float dan membuka peluang bagi BREN masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia pada periode rebalancing November 2025 mendatang.
Langkah Strategis Tambah Free Float
Berdasarkan keterbukaan informasi, Green Era Energy menjual 481,22 juta saham BREN pada 2 Oktober 2025 dengan harga rata-rata Rp8.650 per saham. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan Green Era Energy turun dari 23,35% menjadi 22,99%, atau setara 30,76 miliar saham.
“Tujuan dari transaksi untuk menambah free float dan likuiditas saham yang beredar di pasar,” tulis Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BREN, Agus Sandy Widyanto, dalam keterbukaan informasi tertanggal 6 Oktober 2025.
Promo Terbaru di Bareksa
Langkah ini bukan yang pertama. Sejak Agustus hingga awal Oktober 2025, Green Era Energy tercatat telah melakukan beberapa kali transaksi. Sehingga, jumlah kepemilikan sahamnya berkurang dari 31,56 miliar atau 23,6% dalam dua bulan terakhir.
Free Float Naik, Konsentrasi Kepemilikan Menurun
Data Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom menunjukkan bahwa porsi kepemilikan publik di bawah 5% meningkat menjadi 13,3% per September 2025, dari sebelumnya sekitar 10% pada pertengahan tahun. Menurut Joseph, peningkatan ini merupakan sinyal positif dari sisi struktur kepemilikan.
“Entitas Prajogo mengurangi kepemilikan di BREN bukan untuk profit taking, tetapi memperbesar free float agar memperkuat struktur kepemilikan publik,” ujar Joseph, dikutip dari akun media sosialnya.
Meski free float meningkat, jumlah pemegang saham justru menurun dari 51.959 pihak (Juli 2025) menjadi 40.485 pihak (September 2025). Hal ini menunjukkan konsolidasi kepemilikan di tangan investor dengan modal besar — seperti institusi atau dana global — yang umumnya menjadi sinyal kesiapan untuk masuk indeks premium.
Menuju Indeks MSCI Indonesia
Masuknya saham ke dalam indeks MSCI Indonesia bukan sekadar prestise, tetapi juga membuka potensi aliran dana dari manajer investasi global yang mengelola dana ratusan miliar dolar AS. Salah satu syarat utama untuk masuk ke indeks tersebut adalah tingkat free float, nilai kapitalisasi besar, serta likuiditas perdagangan yang stabil.
Dengan kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp1.300 triliun, saham ini kini menggeser posisi BBCA sebagai emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia. Secara valuasi, BREN sudah jauh memenuhi kriteria kapitalisasi MSCI, dan peningkatan free float menjadi kunci terakhir untuk membuka pintu indeks tersebut.
Dampak ke Investor
Dari sisi investor, peningkatan free float dapat membawa dua implikasi penting:
Likuiditas meningkat – memudahkan transaksi jual beli dengan spread harga yang lebih ketat.
Potensi revaluasi harga – jika BREN resmi masuk MSCI, akan ada inflow dana pasif dari ETF dan fund global yang mengikuti indeks tersebut. Bahkan, Joseph mengatakan bahwa ada kemungkinan harga saham BREN bisa dijaga di atas Rp10.000.
Namun, investor juga perlu mewaspadai volatilitas jangka pendek, mengingat pelepasan saham dalam jumlah besar bisa menekan harga dalam waktu terbatas sebelum stabil kembali.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/hm)
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.