Para Pemburu Cuan, Ini Daftar Saham Pemberi Imbal Hasil Dividen Terbesar, Siap Serok?
Setidaknya ada 33 saham pemberi imbal hasil dividen terbesar pada 2024 dan 5 tahun terakhir, rata-rata di atas 8%, bahkan ada yang mencapai 42%
Setidaknya ada 33 saham pemberi imbal hasil dividen terbesar pada 2024 dan 5 tahun terakhir, rata-rata di atas 8%, bahkan ada yang mencapai 42%
Bareksa.com - Kamu sedang berburu cuan dari saham-saham pemberi imbal hasil dividen (dividend yield) terbesar? Saham-saham dividend yield jumbo kerap diburu investor karena berpotensi meraih cuan ganda, yakni dari potensi kenaikan harga dan dividennya. Tak heran, jika saham-saham ini sering diincar dan dikoleksi.
Perlu dicatat, menurut Tim Analis Bareksa, dalam mengoleksi saham pemberi imbal hasil dividen tertinggi, kamu juga perlu mempertimbangkan momentumn. Sebab, menilik kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah naik signifikan dan menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high) di atas 7.600, maka biasanya akan rawan aksi ambil untung (profit taking).
IHSG tercatat sudah naik sekitar 12% dari titik terendah di bulan Juni 2024 menjadi 7.609 pada Senin (26/8). Selain itu jelang akhir Agustus, Tim Analis Bareksa menyarankan agar investor mencermati kinerja historis 10 tahun terakhir, peluang penurunan IHSG pada September mencapai 70%. Momentum ini justru bisa jadi peluang untuk berburu saham-saham pemberi imbal hasil dividen terbesar.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut catatan Tim Analis Bareksa, setidaknya ada 33 saham pemberi imbal hasil dividen terbesar pada 2024 dan dalam periode 5 tahun terakhir. Rata-rata saham itu memberikan dividend yield di atas 8%, bahkan ada yang mencapai 42%.
Daftar lengkap saham-saham pemberi imbal hasil dividen terbesar
No | Kode Saham | Dividend Yield 2024 | Rata-rata Dividend Yield 5 Tahun | PBV Ratio |
1 | MPMX | 11.4% | 42.8% | 3.70 |
2 | BSSR | 18.8% | 35.3% | 0.65 |
3 | ITMG | 16.7% | 32.8% | 0.61 |
4 | MBAP | 42.0% | 31.5% | 1.01 |
5 | PTBA | 14.6% | 27.7% | 3.03 |
6 | HEXA | 12.1% | 25.0% | 0.15 |
7 | DMAS | 13.9% | 20.7% | 2.25 |
8 | MLPT | 12.4% | 16.3% | 18.30 |
9 | ADRO | 12.5% | 15.6% | 0.80 |
10 | UNTR | 9.1% | 13.7% | 2.34 |
11 | POWR | 11.0% | 13.6% | 1.70 |
12 | PANS | 11.2% | 13.2% | 1.80 |
13 | AMAG | 8.1% | 12.0% | 0.78 |
14 | MERK | 8.4% | 11.5% | 1.06 |
15 | PBSA | 18.7% | 10.7% | 1.12 |
16 | ADMF | 8.4% | 10.6% | 6.10 |
17 | MCOL | 12.5% | 10.3% | - |
18 | DLTA | 11.1% | 10.3% | 0.18 |
19 | BJBR | 9.6% | 10.2% | 0.29 |
20 | ASDM | 8.1% | 10.2% | 0.24 |
21 | GEMS | 18.7% | 10.1% | 3.87 |
22 | CLPI | 12.1% | 9.9% | 0.21 |
23 | NRCA | 8.1% | 9.8% | 29.71 |
24 | IPCC | 20.0% | 9.7% | 0.40 |
25 | BJTM | 9.8% | 9.6% | 1.29 |
26 | LPPF | 13.3% | 9.5% | - |
27 | TPMA | 11.1% | 9.3% | - |
28 | SOHO | 31.9% | 9.2% | 2.13 |
29 | HMSP | 10.4% | 8.5% | 1.05 |
30 | INDR | 8.6% | 8.3% | - |
31 | PLIN | 8.6% | 8.2% | 1.05 |
32 | TEBE | 18.9% | 8.2% | 0.18 |
33 | SPTO | 9.3% | 8.1% | 0.21 |
Sumber: Investing.com
Namun, investor perlu mencermati kembali apakah saham tersebut masih murah atau tidak dengan cara melihat rasio harga saham terhadap nilai bukunya (PBV). Umumnya, rasio PBV yang baik adalah mendekati 1. Sehingga, selain berpotensi meraih keuntungan dari dividen besar, investor bisa sekaligus berburu saham murah dengan PBV mendekati atau di bawah 1.
Saham yang rutin membagikan dividen besar umumnya cocok untuk investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang. Karena itu, walaupun pasar saham berfluktuasi tinggi, masih ada keuntungan rutin yang didapatkan investor, yaitu dividen. Investor dengan tujuan investasi jangka pendek dan lebih menyukai keuntungan yang didapatkan dari capital gain juga bisa memanfaatkan momentum pembagian dividen.
Strateginya, investor dapat mencermati saham yang tergolong murah dan melakukan akumulasi beli hingga pengumuman dividen berikutnya. Kemudian, ketika cum date biasanya harga saham akan naik lebih tinggi menyesuaikan besaran dividend yield. Pada saat itu, investor jangka pendek bisa melakukan aksi ambil untung dari potensi capital gain.
Meski begitu, Tim Analis Bareksa tetap mengingatkan potensi risiko pembelian saham-saham dividend yield terbesar ini. Utamanya risiko jika terjadi perlambatan ekonomi, sehingga bisa berdampak ke menurunnya kinerja bisnis emiten dalam daftar tersebut. Kondisi itu bisa mengakibatkan perolehan labanya tergerus dan bisa menekan harga sahamnya.
Karena itu, jangan terlambat memanfaatkan momentum untuk serok saham-saham pemberi imbal hasil dividen terbesar dan berharga murah ya! Jangan lupa beli sahamnya di fitur Bareksa Saham, yang tersedia di super app investasi Bareksa.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,39 | 0,78% | 3,86% | 6,20% | 7,90% | 18,56% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.830,22 | 1,10% | 3,97% | 5,83% | 7,51% | 17,35% | 41,91% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.069,4 | 0,76% | 3,79% | 6,05% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.244,77 | 0,70% | 3,52% | 5,34% | 6,93% | 19,53% | 35,46% |
Reksa Dana Syariah Syailendra Tunai Likuid Syariah | 1.157,86 | 0,30% | 2,45% | 3,83% | 4,99% | 14,18% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.