Bareksa.com – Pengetahuan masyarat terhadap investasi reksadana yang terus berkembang, membawa Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) bersama dengan Asosiasi Agen Penjual Efek Reksa Dana (ABAPERDI) meluncurkan Program National Campaign Reksa Dana 2019. Keberadaan program ini diharapkan semakin menumbuhkan jumlah investor serta dana kelolaan reksadana.

Ketua Presidium Dewan APRDI Prihatmo Hari M menyampaikan, setidaknya ada tiga inti kegiatan program National Campaign Reksa Dana 2019. Salah satunya digital campaign melalui micro site, akun media sosial, dan serial talk show di IDX Channel.

Kemudian ada kegiatan tatap muka dengan investor potensial reksadana melalui program sekolah reksadana dan kuliah umum reksadana.

“Serta acara puncak berupa festival reksadana 2019 pada kuartal III mendatang,” ujar Hari di Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019.

Hari menjelaskan, program ini disusun sedemikian rupa, agar edukasi reksadana dapat dilakukan secara berkesinambungan, masif, dan menyajikan materi-materi yang mudah diakses oleh masyarakat.

“Karena itu kami memfokuskan pada penggunaan media komunikasi digital, namun tetap memberikan kesempatan tatap muka bagi calon-calon investor yang berminat memperdalam pengetahuan mengenai reksadana,” tambah Hari.

National Campaign Reksa Dana 2019 didukung secara penuh oleh Bursa Efek Indonesia. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bursa Efek Indonesia dengan Dewan APRDI.

Intisari Nota Kesepahaman adalah bahwa kedua pihak akan bekerjasama dalam pengembangan industri Pengelolaan Investasi, khususnya dalam bidang pengembangan basis investor ; pengembangan produk ; dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia pelaku.

Wakil Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Bambang Subiantoro menambahkan, National Campaign Reksa Dana 2019 memiliki slogan “Mudah dan Tanpa Batas”. Untuk itu, dalam pengembangan reksadana tak hanya melibatkan bank tapi juga financial technology (fintech).

“Terutama fintech karena disitulah literasi reksadana yang mudah dibandingkan dulu hanya pameran saja,” imbuh Bambang.

Bambang menyebut, pertumbuhan jumlah investor reksadana dalam beberapa tahun ke belakang cukup banyak dikontribusikan portal penjual reksadana. Hanya saja, dari sisi dana kelolaan, nilai yang masuk portal penjual reksadana belum maksimal.

Bambang mengungkapkan, jika tahun lalu jumlah investor reksadana sudah mendekati angka 1 juta, maka dalam kurun jangka menengah diharapkan bisa mencapai 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau berkisar 2 juta investor.

Sementara itu, Hari berharap, nilai dana kelolaan reksadana tahun ini bisa bertumbuh pada kisaran 12 persen sampai 15 persen. Pada 2018, dana kelolaan industri reksadana menembus angka Rp505 triliun, artinya dana kelolaan tahun ini bisa mencapai Rp565,6 triliun hingga Rp580,75 triliun.

(AM)