BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Penjualan Batu Bara Semester I Adaro Melambat, Tapi Saham ADRO Masih Naik

01 Agustus 2018
Tags:
Penjualan Batu Bara Semester I Adaro Melambat, Tapi Saham ADRO Masih Naik
Petugas memantau heavy dump truck yang menurunkan batubara di kawasan tambang batubara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Produksi batu bara Adaro sepanjang periode Januari-Juni 2018 mencapai 24,06 juta ton

Bareksa.com – Emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat produksi yang melambat pada peruh pertama 2018 dibandingkan periode sama tahun lalu, meski yakin masih bisa mencapai target dalam panduan tahun ini. Di tengah perkembangan isu kebijakan pemerintah terkait kewajiban memasok pasar domestik (domestic market obligation/DMO), harga saham ADRO terpantau menguat pada hari ini 1 Agustus 2017 pasca anjlok kemarin.

Berdasarkan laporan operasional yang dirilis 1 Agustus 2018, kinerja Adaro hingga kuartal dua tahun 2018 ini masih tercatat melambat tipis. Hal itu terlihat dari produksi batu bara Adaro sepanjang periode Januari-Juni 2018 mencapai 24,06 juta ton (mt) melambat sebesar 4 persen (year on year) jika dibandingkan paruh pertama 2017 lalu yang mencapai 25,13 juta ton. Secara akumulasi, volume penjualan Adaro hingga paruh pertama 2018 ini mencapai 23,80 juta ton atau melambat 6 persen jika dibandingkan 25,27 juta ton pada paruh pertama 2017.

Produksi Batu Bara dan Volume Penjualan Adaro Energy year on year

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Berdasarkan laporan perusahaan, secara geografis penjualan Adaro Energy terbesar masih didominasi oleh penjualan domestik, yaitu sebesar 22 persen. Selebihnya, penjualan ke beberapa negara lain di kawasan Asia dan Eropa termasuk Malaysia, China, India, Jepang, Korea Selatan dan Hong Kong.

Grafik Distribusi Penjualan Batu Bara Adaro Energy Berdasarkan Negara

Illustration

Meski penjualan paruh pertama turun secara yoy, Adaro Energy telah mendapatkan komitmen bagi sebagian besar volume penjualan batu bara sampai akhir tahun ini dan terus aktif dalam menciptakan pemahaman dan penerimaan pasar untuk produk perusahaan, yakni E4700 dan E4200.

Sementara itu, Adaro Energy terus mempertahankan panduan produksi batu bara pada rentang 54-56 Mt untuk tahun 2018. Hal ini seiring perkiraan akan adanya kenaikan volume produksi maupun penjualan pada kuartal ketiga 2018 yang didukung oleh peningkatan area lokasi penambangan PT Adaro Indonesia yang telah dikembangkan, percepatan waktu pengiriman alat penambangan baru dan perkiraan kondisi cuaca yang lebih baik.

Selain itu, diperkirakan permintaan terhadap batu bara masih akan tetap tinggi terutama permintaan dari China, mengingat adanya aktivitas pengisian persediaan seiring mulainya musim panas dibelahan bumi utara dan juga peningkatan produksi listrik di China dan India untuk menunjang kenaikan aktivitas ekonomi mereka.

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen dari keputusan pemerintah yang membatalkan pencabutan peraturan harga batubara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) masih menjadi katalis bagi pergerakan saham dan kinerja perusahaan-perusahaan batu bara secara umum.

Kemarin, pasca pemerintah mengumumkan pencabutan kebijakan DMO dengan harga yang sudah ditetapkan, harga saham ADRO dan sejumlah saham batu bara lain tertekan. Namun, hari ini saham ADRO terpantau berbalik arah.

Sebagai informasi, harga saham ADRO sampai pada penutupan sesi pertama hari ini tercatat meningkat 2,88 persen ke level harga Rp1.960 per saham, setelah pada penutupan perdagangan kemarin tercatat turun 8,85 persen ke level Rp1.905 per saham. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua