BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Inflasi AS pada Januari Melampaui Perkiraan, Apa Dampak ke Pasar Saham?

15 Februari 2018
Tags:
Inflasi AS pada Januari Melampaui Perkiraan, Apa Dampak ke Pasar Saham?
New York Stock Exchange (Sumber : akun twitter @NYSE)

IHK AS pada Januari 2018 naik 0,5 persen dibandingkan bulan Desember 2017, melampaui perkiraan 0,3 persen

Bareksa.com - Indeks Harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) naik lebih tinggi dari yang diperkirakan pada Januari 2018, dengan ukuran inflasi yang mendasari pencapaian kenaikan terbesar dalam setahun.

Kenaikan itu memperkuat ekspektasi bahwa tekanan harga akan meningkat tahun ini. Kondisi itu juga mendorong laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada Maret mendatang dari Bank sentral AS, The Fed.

Secara bulanan, IHK AS pada Januari 2018 naik 0,5 persen dibandingkan bulan Desember 2017, melampaui perkiraan 0,3 persen. Sedangkan secara tahunan, IHK AS pada Januari 2018 naik 2,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, atau melampaui perkiraan 1,9 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu IHK inti AS yang mengukur perubahan harga barang dan jasa namun tidak termasuk makanan dan energi secara bulanan naik 0,3 persen pada Januari 2018 dibandingkan Desember 2017. Sedangkan secara tahunan, IHK inti AS pada Januari 2018 naik 1,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, atau melampaui perkiraan 1,7 persen.

Data inflasi tersebut menjadi momok dan kembali memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan dipaksa lebih agresif menaikkan suku bunga acuannya.

Namun, kekhawatiran inflasi tersebut tidak didukung oleh data penjualan ritel AS yang justru menunjukkan penurunan 0,3 persen dari bulan lalu karena rumah tangga mengurangi pembelian kendaraan bermotor dan bahan bangunan. Penurunan itu merupakan yang terbesar dalam hampir satu tahun dan sangat berbeda dengan perkiraan ekonom untuk kenaikan 0,2 persen.

Suku Bunga The Fed

Mengutip Reuters, Joseph Lavorgna, Kepala Ekonom Natixis CIB Americas, mengatakan masalah besar bagi The Fed adalah apakah mereka dapat menahan keinginan untuk memperketat tingkat bunga agresif.

"Inflasi yang lebih tinggi akan menjadi satu-satunya cara The Fed untuk menormalkan dan melakukannya dengan cara yang tidak akan mengganggu pasar keuangan karena mereka yang menciptakan rally menakutkan ini dalam aset berisiko," ujarnya.

"Inflasi harus dimasukkan ke dalam konteks. Tingkat inflasi secara tahuhan pada intinya masih di bawah 2 persen. IHK inti (indeks pengeluaran konsumsi pribadi), yang menurut The Fed lebih baik, bahkan lebih rendah jauh di bawah 2 persen," katanya.

Keyakinan banyak investor adalah ekonomi AS tetap kuat dan pemotongan pajak yang diberlakukan tahun ini akan memacu pendapatan perusahaan dan mengarahkan konsumen untuk membelanjakan uangnya lebih banyak.

Pasar Saham AS

Sementara itu, pasar saham AS terpantau menguat untuk keempat hari beruntun dengan Dow Jones Industrial Average yang melonjak 1,03 persen menjadi 24.893,49. Sedangkan S&P 500 naik 1,34 persen di level 2.698,63 dan Nasdaq Composite melonjak 1,86 persen di level 7.143,62.

Kondisi tersebut menggambarkan kegelisahan investor mulai mereda karena pelaku pasar mulai beralih untuk fokus pada pendapatan yang sehat dan data ekonomi yang relatif solid, sehingga menyelesaikan keresahan selama beberapa minggu terakhir terhadap pasar saham AS yang bergejolak. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.770,56

Up0,58%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,89%
Up17,19%
Up44,49%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.317,1

Up0,19%
Up3,37%
Up0,02%
Up5,62%
Up18,27%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,49

Down- 0,88%
Up2,77%
Up0,01%
Up3,89%
Up18,26%
Up46,70%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,44

Down- 0,02%
Up2,04%
Up0,02%
Up2,98%
Down- 2,22%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,35

Up0,51%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua