BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BUMN Tambang dan Migas Semakin Agresif Tahun Ini

30 Januari 2018
Tags:
BUMN Tambang dan Migas Semakin Agresif Tahun Ini
Aktivitas proses pemindahan LNG dari Kapal Kargo LNG Aquarius ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Nusantara Regas Satu milik PT Nusantara Regas di Teluk Jakarta, Jakarta, Kamis (4/1). PT Nusantara Regas menerima pengiriman LNG perdana dari PT Pertamina Hulu Mahakam pascadioperasikan oleh Pertamina pada tahun 2018. (ANTARA FOTO/Wahyu P)

Untuk memenuhi kebutuhan capex tahun ini, mayoritas BUMN akan menggunakan kas internal

Bareksa.com – Enam badan usaha milik negara (BUMN) sektor pertambangan dan minyak bumi (migas) meningkatkan alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) dibandingkan dengan tahun lalu. Sebagian kenaikan capex disebabkan karena kenaikan harga komoditas.

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menjelaskan, capex BUMN sektor migas dan pertambangan tahun ini meningkat karena terdapat proyek hilirisasi dan pembangunan smelter.

“Banyak program-program yang akan dijalankan,” jelasnya di Jakarta, Senin, 29 Januari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Tercatat, empat BUMN tambang menyiapkan capex tahun ini meningkat signifikan dibandingkan realisasi capex tahun lalu. Tidak berbeda, dua perusahaan migas, yakni PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyiapkan capex lebih tinggi pula dari tahun sebelumnya.

Menurut Harry, kenaikan capex BUMN migas dan pertambangan tahun ini terjadi karena meningkatnya sejumlah harga komoditas dan terdapat BUMN yang melakukan investasi bersama tahun ini.

Untuk memenuhi kebutuhan capex tahun ini, mayoritas BUMN akan menggunakan kas internal. Selain itu ada juga yang akan mencari pinjaman dan menerbitkan obligasi.

“Bukit Asam mau obligasi, kita belum tahu waktunya,” terang Harry.

Sebanyak empat BUMN sektor pertambangan tercatat menyiapkan belanja modal tumbuh signifikan. Pertumbuhan capex paling signifikan adalah PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang menyiapkan capex 2018 sebesar Rp4,36 triliun, meningkat 31,2 persen dari realisasi capex tahun lalu sebesar Rp1,08 triliun.

Selanjutnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan capex 2018 sebesar Rp6,54 triliun, meningkat 264,1 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp1,79 triliun. Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bakal menyiapkan dana sebesar Rp3,23 triliun, lebih tinggi 132,3 persen dsari realisasi capex tahun lalu sebesar Rp1,39 triliun.

Capex BUMN Pertambangan 2018 (Rp miliar)

Illustration
Sumber: presentasi perusahaan di DPR, 29 Januari 2018

Capex BUMN Migas

Di sektor lain, PT Pertamina menyiapkan belanja modal pada 2018 sebesar US$5,59 miliar, meningkat dari realisasi capex 2017 yang senilai US$3,6 miliar. Sementara PGN menyiapkan capex US$600 juta, jauh lebih tinggi dari realisasi capex 2017 senilai US$168 juta.

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik menjelaskan bahwa Pertamina bakal mengalokasikan sebagaian besar capex tahun untuk ekspansi di sektor hulu, yakni sebesar 59 persen dari capex. Selanjutnya, alokasi capex perseroan yang terbesar lainnya untuk pemasaran dan megaproyek pengolahan dan petrokomia masing-masing sebesar 15 persen.

“Alokasi investasi yang disediakan perusahaan setiap tahun sekitar US$5-6 miliar,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa terdapat tantangan untuk memenuhi kebutuhan biaya ekspansi. Tetapi, perseroan telah menyiapkan solusinya dengan melakukan kemitraan strategis dan mencari pendanaan yang inovatif.

Capex BUMN Migas (US$ juta)

Illustration
Sumber: presentasi perusahaan di DPR, 29 Januari 2018

Capex PGN US$600 Juta

PGN menyiapkan capex sebesar US$600 juta tahun ini, meningkat dari realisasi capex tahun lalu senilai US$168 juta. Perseroan bakal menggunakan kas internal untuk memenuhi capex tahun ini.

Direktur Keuangan PGN, Nusantara Suyono, menerangkan tahun lalu sebenarnya PGN mengalokasikan belanja modal sebesar US$300 juta, tetapi hanya terserap kurang lebih separuhnya karena proyek pembangunan jaringan pipa gas Dumai-Duri baru terealisasi tahun ini.

“Jadi sebenarnya flat saja capex kita, hanya ada shifting dari proyek Dumai-Duri,” kata dia.

Nusantaara mengatakan bahwa perseroan masih memiliki cash cukup besar untuk memenuhi kebutuhan capex. Namun, apabila diperlukan perseroan akan mencari sumber dana lainnya. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,44

Up0,08%
Up3,33%
Up0,02%
Up5,55%
Up18,27%
-

Capital Fixed Income Fund

1.769,29

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,32%
Up43,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,07

Down- 0,93%
Up3,17%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,21%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.036,37

Down- 0,18%
Up1,84%
Up0,01%
Up2,73%
Down- 2,13%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,65

Up0,48%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua