Bareksa.com – Menjelang rapat Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), perdagangan saham pada Rabu, 20 September 2017 berhasil ditutup di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik tipis 0,09 persen ke level 5.906,57.

Sesuai dengan ekspektasi pasar, pada Rabu malam, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya di level 1-1,25 persen, sembari memberikan sinyal akan adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan pada akhir 2017.

The Fed memberikan sinyal yang cenderung lebih hawkish dari perkiraan sebelumnya. Pasca pertemuan The Federal Reserve kali ini, para pembuat kebijakan di Bank Sentral AS masih memperkirakan kenaikan Fed Fund Rate satu kali lagi di Tahun 2017, serta tiga kali kenaikan suku bunga acuan di Tahun 2018.

Sebagai informasi, tingkat inflasi negeri Paman Sam pada Agustus 2017 meningkat 1,9 persen secara year on year, di atas 1,7 persen pada Juli dan ekspektasi pasar 1,8 persen. Angka tersebut adalah yang tertinggi dalam tiga bulan, karena meningkatnya biaya penampungan dan bensin karena Badai Harvey yang menutup kilang di sepanjang pantai Teluk. (Baca : Reksa Dana Hari Ini : Suku Bunga The Fed Tetap, Reksa Dana Saham Masih Negatif)

Adapun meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS di akhir tahun juga memicu penguatan kurs dolar AS terhadap mata uang global sehingga turut memberikan tekanan terhadap mata uang Asia termasuk nilai tukar rupiah.

Kurs Rupiah

Mengutip Bloomberg, Kamis (21 September 2017) di pasar spot rupiah melemah 0,42 persen ke level Rp 13.339 per dolar AS. Sementara dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini Jumat, 22 September 2017 diperkirakan juga akan menjadi salah satu fokus pelaku pasar.

Penguatan tipis pada IHSG tersebut seiring masih berlanjutnya aksi jual investor asing di pasar saham. Di mana, pada perdagangan Rabu lalu investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 45,83 miliar di seluruh pasar. (Lihat : Sektor Industri Dasar Dorong Reksa Dana HPAM Ultima Cetak Return Tertinggi)

Sepanjang 2017, asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 8,24 triliun di seluruh pasar. Namun aksi jual yang mendera pasar saham, tidak menggoyahkan kinerja IHSG yang masih bertahan mencatatkan penguatan 11,51 persen sepanjang 2017 ini (per 20 September 2017).

Jika dilihat lebih jauh, dalam lima tahun terakhir IHSG telah mencatatkan penguatan 40,05 persen. Kinerja IHSG pun turut menopang kinerja reksa dana saham, dikarenakan jenis reksa dana ini menempatkan sebagian besar aset investasinya pada efek saham.

Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata return reksa dana saham mencatatkan perolehan yang cukup tinggi, yakni sebesar 20,23 persen per 20 September 2017. (Baca : Indeks Dolar Naik, 5 Reksa Dana Saham Ini Cetak Return Tertinggi dalam Sepekan)

Berikut daftar 5 (lima) besar reksa dana saham yang tersedia di Marketplace Reksa Dana Bareksa dengan return tertinggi dalam lima tahun terakhir;

Sumber : Bareksa.com

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..