Semen Indonesia dan Telkom Siap Bagi Dividen 50-60 Persen dari Laba Bersih
ANTM diusulkan tidak membagi dividen
ANTM diusulkan tidak membagi dividen
Bareksa.com – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom mengusulkan kontribusi dividen bagi pemerintah yang akan dibayarkan tahun depan sebesar Rp 6,13 triliun, meningkat tipis dari realisasi tahun ini sebesar Rp 6,05 triliun. Telkom memproyeksikan dividen payout ratio (DPR) sebesar 60 persen.
Berdasarkan data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) , Telkom bakal berkontribusi paling besar terhadap usulan dividen pemerintah dari BUMN sektor tambang dan industri strategis. Porsi Telkom mencapai 74,18 persen.
Kementerian BUMN mengusulkan perolehan dividen untuk negara dari BUMN sektor tambang dan industri strategis sebesar Rp 8,27 triliun yang akan dibayarkan pada 2018. Dividen itu dari kinerja keuangan Tahun Buku 2017. Jumlah tersebut naik 5,8 persen dari realisasi tahun ini sebesar Rp 7,8 triliun dari Tahun Buku 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menjelaskan bahwa kontribusi dividen Telkom dari kinerja 2017 diusulkan meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu. “Realisasi dividen dari Telkom sebelumnya Rp 6 triliun,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 6 September 2017.
Target kontribusi dividen Telkom itu merupakan hasil revisi dari usulan yang dirilis sebelumnya, yakni Rp 5,8 triliun. Meningkatnya kontribusi dividen Telkom karena rilis laporan keuangan perseoran semester I 2017 bagus.
Usulan kontribusi dividen kepada pemerintah paling besar selanjutnya berasal dari PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebesar Rp 944 miliar dengan rasio dividen sebesar 50 persen.
Plt Direktur Utama Semen Indonesia, Johan Samudera, mengatakan awalnya perseroan mengusulkan kontribusi dividen kepada pemerintah sebesar Rp 944 miliar dengan asumsi rasio dividen 40 persen. Akan tetapi bisnis Semen Indonesia mengalami tekanan harga semen tahun ini sehingga kinerja keuangannya belum sesuai target.
“Jadi dengan kontribusi dividen Rp 944 miliar itu kami proyeksikan setara dengan rasio dividen 50 persen,” ujar dia.
Daftar Dividen dan Usulan Dividen BUMN Sektor Tambang dan Industri Strategis (Rp Miliar)
Sumber: Kementerian BUMN
Laba Semester I 2017
Pada semester I 2017, TLKM berhasil mengantongi laba sebesar Rp 12,1 triliun atau melonjak 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 9,8 triliun. Kenaikan laba utamanya terdorong melonjaknya pendapatan perusahaan. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 64 triliun di semester I 2017 atau naik 14,2 persen dari sebelumnya sebesar Rp 56 triliun di semester I 2016.
Adapun Semen Indonesia mencatatkan laba bersih semester I 2017 anjlok 44 persen dari Rp 1,96 triliun menjadi Rp 1,09 triliun. Penurunan laba bersih utamanya disebabkan kenaikan beban pendapatan yang melonjak 18,4 persen, sedangkan pendapatan perseroan hanya naik 2 persen menjadi Rp 12,7 triliun. Akibatnya laba kotor perseroan turun 22,7 persen menjadi Rp 3,8 triliun.
PT LEN Diprediksikan Mulai Bagi Dividen
Di sisi lain, PT LEN Industri diproyeksikan bakal memberikan kontribusi dividen kepada pemerintah untuk pertama kalinya. Kontribusi dividen LEN Industri diharapkan sebesar Rp 1,2 miliar, atau sebesar 10 persen dari target laba bersih tahun ini Rp 12 miliar.
Harry menjelaskan, ekuitas LEN Industri sudah membaik dan berhasil mencatatkan laba bersih. Kinerja keuangan LEN mulai membaik, meskipun pendapatannya besar tetapi labanya masih kecil. “Sekarang dia bakal pertama kali setor dividen. Yang tidak setor dividen malah Antam,” kata Harry.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mencatatkan kerugian sebesar Rp 496 miliar pada enam bulan pertama di 2017. Emiten berkode ANTM itu sempat mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2017 sebesar Rp 6,64 miliar dan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11 miliar. Ada beberapa hal yang menyebabkan Antam mengalami kerugian di semester I 2017, antara lain penurunan penjualan dari Rp 4,16 triliun di periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 3,01 triliun. Angka penjualan ini anjlok hingga 27,66 persen.
Meski begitu laba kotor perusahaan naik 12,35 persen menjadi Rp 134,6 miliar. Kenaikan laba kotor ditopang menurunnya harga pokok penjualan (HPP) sebesar 28 persen menjadi Rp 2,87 triliun.
Grafik : Perbandingan Penjualan dan Beban Keuangan ANTM (Rp Miliar)
Sumber : Perusahaan, diolah Bareksa
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.312,44 | - 0,08% | 3,34% | 0,02% | 5,46% | 18,23% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.768,97 | 0,54% | 3,38% | 0,02% | 6,87% | 17,31% | 43,84% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.747,79 | - 0,93% | 3,15% | 0,01% | 3,84% | 18,26% | 46,65% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,9 | - 0,36% | 1,69% | 0,01% | 2,70% | - 2,29% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.034,47 | 0,49% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.