BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

DK OJK Baru Diharap Dorong Peran Analis Pasar Modal

04 April 2017
Tags:
DK OJK Baru Diharap Dorong Peran Analis Pasar Modal
Kampanye Yuk Nabung Saham 2017 Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama CSA Institute dan Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI). (dok: AAEI)

Mengacu kasus JP Morgan, terlihat jelas bagaimana analis bisa mempengaruhi pasar

Bareksa.com – Profesi analis efek di industri pasar modal masih kurang mendapat perhatian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menjadi pengawas bagi industri ini. Padahal, profesi ini kerap memberikan pengaruh besar kepada pasar dengan pernyataan maupun riset yang dikeluarkan.

Misalnya saja laporan JP Morgan Chase Bank yang beberapa waktu lalu sempat mengguncang ekonomi Indonesia, khususnya pasar modal. Dari kasus ini, sangat jelas bagaimana peran analis efek dalam menggerakkan pasar.

Untuk itu, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan punya harapan besar bagi Dewan Komisioner OJK yang baru. Haryajid berharap, analis efek bisa menjadi ujung tombak di pasar modal.

Promo Terbaru di Bareksa

“Analis efek bisa berperan menjadi marketing yang akan membawa investor dengan pernyataan yang akan mempengaruhi pasar,” terang Haryajid kepada Bareksa, pekan lalu.

Dari contoh itu, Haryajid menilai, analis efek punya peran yang sangat luas. Ini bisa terlihat di perusahaan efek, asset management, dana pensiun, dan lain sebagainya. Bahkan, lanjut Haryajid, banyak kalangan analis sudah bisa menjadi direksi di berbagai perusahaan.

Haryajid pun beranggapan, hal itu bisa menjadi semacam pengakuan dari OJK. “Sehingga, ke depannya analis efek bisa dilibatkan lagi dalam beberapa kebijakan. Seperti yang sudah dilakukan selama ini dengan pemerintah,” katanya.

Dengan begitu, jika OJK memberikan pengakuan yang luas terhadap analis, maka profesi ini akan semakin seksi dan diminati banyak orang. Sangat disayangkan, kata Haryajid, industri pasar modal yang luas dan besar hanya diisi sedikit profesi analis efek.

Terlepas dari harapan itu, Haryajid mengakui, dua calon Ketua DK OJK yakni Wimboh Santoso dan Sigit Pramono merupakan dua sosok yang layak dan mumpuni untuk memimpin OJK. Artinya, siapa pun pemenangnya, orang tersebut layak dan kompeten.

Haryajid menambahkan, Ketua DK OJK nanti bisa membawa keselarasan dunia keuangan, khususnya pasar modal, sehingga mampu didengar mampu dan dilihat menjadi sesuatu yang memberi kontribusi besar bagi Indonesia. “Karena dunia investasi geliatnya, tidak lagi dikuasai perbankan. Tentu dengan IKNB, ditambah dengan keuangan digital, saya pikir pasar modal kita akan tumbuh lebih kuat,” imbuh dia.

Di sisi lain, Haryajid juga ingin DK OJK Baru memperhatikan soal kepemilikan asing yang sudah cukup besar. “Kalau kepemilikan asing bertambah, bagaimana dengan pertumbuhan pengusaha indonesia, kemudian dengan praktisinya. Akhirnya beralih ke investornya. Jika pasar modal bisa menumbuhkembangkan jumlah investor atau pemodal lokal semakin besar, akan membuat pasar modal kita kuat,” terang Haryajid.

Sebagai informasi, AAEI telah berdiri sejak tahun 2003. Pada awalnya AAEI didirikan untuk menyatukan analis-analis yang ada di lingkungan industri pasar modal. Analis yang tergabung di AAEI pada awalnya hanya analis saham. Namun, saat ini lingkupnya semakin berkembang dan tidak saja analis saham tetapi juga analis fixed income dan analis di reksa dana.

Jumlah Anggota AAEI saat ini kurang lebih mencapai 500 orang anggota. Dari jumlah tersebut, terbagi menjadi dua, yakni anggota yang belum memiliki sertifikasi dan anggota yang telah memiliki sertifikasi analis seperti Certified Securities Analyst (CSA) maupun Registered Securities Analyst (RSA). AAEI pertama kali menyelenggarakan pelatihan CSA pada tahun 2012 yang dilaksanakan di MM UGM Jakarta.

AAEI sebagai Asosiasi yang mencetuskan adanya Sertifikasi Profesi berbasis kompetensi yang akhirnya di ikuti oleh asosiasi-asosiasi lain dalam membangun sertifikasi kompetensi bagi anggotanya. Saat ini industri pasar modal telah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal (LSPPM) yang dipelopori oleh AAEI. AAEI juga merupakan member dari Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI). Masuknya AAEI kedalam APPMI merupakan upaya penguatan wadah organisasi profesi yang ada di pasar modal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.775,36

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,74%
Up17,31%
Up44,99%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.326,18

Up0,93%
Up4,25%
Up0,03%
Up5,89%
Up18,89%
-

STAR Stable Income Fund

1.925,85

Up0,48%
Up2,96%
Up0,02%
Up6,01%
Up29,39%
Up64,87%

I-Hajj Syariah Fund

4.822,06

Up0,51%
Up3,05%
Up0,02%
Up6,14%
Up21,89%
Up40,51%

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.140,38

Up0,49%
Up2,80%
Up0,02%
Up4,93%
--
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua