BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

KPPU Intensif Identifikasi Praktek Kartel Pangan

27 November 2015
Tags:
KPPU Intensif Identifikasi Praktek Kartel Pangan
Talkshow bertema ‘Memerangi Kartel Pangan di Agenda Media dan Publik’ yang digelar Bareksa.com bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada (Senin, 9/11)

Keuntungan yang bisa diraup para pelaku praktik kartel pangan sangat luar biasa, mencapai Rp 11 triliun per tahun

Bareksa.com – Portal investasi dan marketplace reksa dana Bareksa.com bekerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menggelar program talkshow di Smart FM Radio Jakarta (95,9 FM) pada Senin, 9 November 2015.

Talkshow bertema ‘Memerangi Kartel Pangan di Agenda Media dan Publik’ ini menghadirkan tiga narasumber, seperti Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Pieter Gero (Redaktur Senior Harian Kompas) dan Taufik Basari (Redaktur Harian Bisnis Indonesia).

Acara yang dipandu oleh penyiar SMART FM, Uli Maribot, ini disiarkan secara live ke ruang pemirsa. Selama kurang lebih satu jam, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Pieter Gero berdiskusi dan bergantian memberi pandangan dan analisisnya tentang Kartel Pangan.

Promo Terbaru di Bareksa

Dari Talkshow tersebut terungkap bahwa “mata “ KPPU ternyata selalu terjaga dan setiap hari memonitor perkembangan harga komoditas pangan strategis, seperti beras, daging, jagung, ayam, bawang putih, garam dan kedelai. Menurut Syarkawi Rauf, KPPU mengidentifikasi sisi demand dan supply komoditas pangan strategis tersebut, baik pada momen hari Raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru dan di luar hari Raya.

Identifikasi itu penting untuk memastikan harga komoditas pangan strategis berada pada tingkat yang wajar. “Berdasarkan pengalaman sebelumnya ada komoditas pangan yang harganya tidak wajar dan merugikan masyarakat,” katanya.

Syarkawi mencontohkan, kenaikan harga tidak wajar pernah terjadi pada harga bawang putih tahun 2013 lalu. Harga bawang putih melonjak menjadi Rp 120.000 per Kg dari biasanya Rp 25.000 per Kg. Hasil investigasi KPPU ternyata menunjukkan kenaikan harga bawang putih itu disebabkan ada praktik kartel oleh sejumlah importir. Dari 19 importir, ternyata semuanya berasal dari 5 pemain besar saja. “Kelima pemain besar ini bersepakat mengendalikan pasokan dan harga.”

Tahun ini juga KPPU, menurut Syarkawi, berhasil mengungkap praktek kartel daging sapi. Hasil temuan KPPU menunjukkan sejumlah pemain besar feedloter bersepakat mengurangi pasokan sapi ke Rumah Potong Hewan (RPH), sehingga membuat ketersedian daging sapi di pasar menjadi langka dan harganya melonjak tajam (di atas Rp 100.000 per Kg.

Menurut Pieter Gero, keuntungan yang bisa diraup para pelaku praktik kartel pangan sangat luar biasa. “Nilainya mencapai Rp 11 Triliun per tahun,” ujarnya.”Masyarakat dirugikan karena membayar lebih mahal di atas cost produksi produsen pedagang,” kata Taufik Basari menambahkan.

Media Massa, ujar Taufik, mendukung upaya KPPU menciptakan persaingan usaha yang sehat. Pieter Gero sepakat dan bahkan, kata dia, media massa juga mendukung penguatan peran KPPU, misalnya memiliki wewenang mengusut dan melakukan penggeledahan untuk mencari bukti dari para pelaku usaha yang melakukan praktek tidak sehat, termasuk yang melakukan praktik kartel pangan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua