BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

POLICY FLASH: Pemerintah Terbitkan Samurai Bond 60 Miliar Yen

04 Agustus 2015
Tags:
POLICY FLASH: Pemerintah Terbitkan Samurai Bond 60 Miliar Yen
Ilustrasi Surat Utang Negara (SUN) - (AntaraFoto)

OJK akan siapkan sistem electronic bookbuilding; BI fokus pada kebijakan moneter

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait kebijakan pemerintah atau regulator yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Samurai Bond

Pemerintah menerbitkan surat utang negara berdenominasi yen atau samurai bond, setelah dua pekan lalu menerbitkan euro bond. Penawaran utang itu sudah berlangsung sejak pekan lalu dengan nilai 60 miliar yen, sebagian besar dijamin Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Promo Terbaru di Bareksa

Penerbitan terdiri atas tiga tenor mulai 3-10 tahun. Tenor 10 tahun menawarkan kupon Yen Swap Rate + 27 bps, sedangkan kupon obligasi tiga tahun dengan kupon yen Swap Rate plus 87 bps. Kupon obligasi lima tahun ditawarkan 108 bps lebih tinggi dari Yen Swap Rate. Tiga arranger penerbitan ini adalah Mizuho Bank, Nomura, dan SMBC Nikko Securities.

Proses IPO

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengimplementasikan sistem electronic bookbuilding pada tahun depan dalam rangka meningkatkan transparansi dan fairness antar investor. Sistem itu juga diharap dapat memperluas basis investor dan partisipasi masyarakat di pasar modal.

Dengan sistem electronic bookbuilding, nantinya seluruh anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dan investor di dunia dapat membeli saham yang dilepas saat penawaran umum saham perdana (initial public offering) secara online. Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, mengatakan sistem dan peraturan ditargetkan selesai pada 2016.

Adapun, saat ini BEI tengah menyusun primary support system, sedangkan OJK menyiapkan aturannya. Aturan penjualan saham IPO via online akan mencakup porsi penjatahan. Saat ini dikenal dua jenis penjatahan, yakni penjatahan secara pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling allotment).

Kebijakan Moneter

Bank Indonesia mengingatkan fokus otoritas moneter diarahkan kepada perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter terutama pengendalian inflasi dan nilai tukar rupiah. Namun, ekonom tetap mengharapkan Badan Pemeriksa Keuangan melakukan audit investigasi terhadap pelaksanaan operasi moneter yang dilakukan oleh BI. Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menjelaskan bank sentral tidak pernah menjadikan persoalan laba atau rugi di laporan keuangan sebagai isu.

Mengenai korelasi antara depresiasi nilai tukar rupiah dan melesatnya laba selisih kurs BI pada 2014, Perry menegaskan hal tersebut hanyalah dampak dari kebijakan moneter yang ditempuh otoritas moneter atau tekanan terhadap valuasi rupiah. BI dilaporkan meraih surplus Rp41 triliun pada 2014, dengan penghasilan Rp93 triliun, naik Rp22 triliun dari tahun sebelumnya Rp71 triliun.

Kontributor utama surplus dalam laporan keuangan itu didapatkan dari selisih kurs transaksi valas, yang meningkat Rp18 triliun dari Rp34 triliun menjadi Rp52 triliun. Surplus, penghasilan, dan laba kurs itu rekor tertinggi dalam sejarah BI.

Cukai Rokok

Momentum Lebaran ternyata belum mampu memperbaiki performa penerimaan cukai hingga akhir Juli karena realisasi pemasukan dari sektor tersebut belum mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan tahun lalu. Penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu penyebabnya.

Realisasi penerimaan cukai per 31 Juli, berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), mencapai Rp65,7 triliun terkontraksi dibandingkan dengan capaian per 25 Juli 2014 senilai Rp67,6 triliun. Realisasi itu juga menunjukkan masih besarnya gap dengan target dalam APBN Perubahan 2015 Rp145,7 triliun. Penurunan konsumsi tersebut memang sudah terindikasi sejak awal tahun terutama dengan adanya penurunan produksi rokok. Bahkan, dua pabrik rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Lumajang dan Jember baru-baru ini tutup.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua