BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba BCA Semester 1/2015 Naik 8,5%, Biaya Operasional Melonjak

30 Juli 2015
Tags:
Laba BCA Semester 1/2015 Naik 8,5%, Biaya Operasional Melonjak
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kedua kanan) bersama Presiden Komisaris DE Setijoso (kanan), Direktur Subur Tan (kiri) dan Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (kedua kiri) berbincang sebelum acara Rapat Umum Pemegang saham (RUPS) BCA di Jakarta, Kamis (9/4). ANTARA FOTO/Andi

BCA membuka hingga 60 cabang setahun

Bareksa.com - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat kenaikan biaya operasional sepanjang semester pertama tahun ini, seiring dengan ekspansi pembukaan cabang yang ditargetkan 50-60 kantor setahun. Pada saat bersamaan, laba bersih bank berkapitalisasi pasar terbesar nasional ini naik 8,8 persen.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan bank yang terafiliasi Grup Djarum itu akan terus menambah jaringan untuk memperkuat posisi di Tanah Air, saat persaingan regional bertambah ketat akibat adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Untuk menghadapi MEA sudah jelas posisi BCA tidak akan penetrasi ke negara tetangga tetapi akan memperkuat pasar di dalam negeri. BCA tiap tahun menambah 50-60 cabang termasuk kantor cabang kas dan cabang pembantu," katanya di depan wartawan 29 Juli 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

Dia mengakui biaya untuk ekspansi tersebut cukup besar karena harus menambah sewa bangunan atau ruko, menambah personel, memasang sistem IT dan membeli komputer. Oleh sebab itu, biaya operasional perseroan pun membengkak 23,5 persen pada semester 1/2015 menjadi Rp11,25 triliun dibanding Rp9,11 triliun periode sama tahun lalu.

Di samping itu, perseroan juga memperkenalkan anjungan tunai mandiri (ATM) yang dapat digunakan baik untuk setoran maupun penarikan. ATM yang disebut dengan Setar (setor-tarik) ini membutuhkan investasi US$ 20.000 per unit, hampir tiga kali lipat ATM dengan teknologi biasa untuk tarik saja US$7.000 per unit.

"Ke depan, ATM ini lebih hemat biaya operasional karena uangnya tidak perlu sering diisi. Memang awal investasi lebih besar hingga tiga kali lipat ATM biasa sehingga operational expenses kami besar," jelasnya.

Ditambah lagi, katanya, biaya ini pun kena depresiasi yang nilainya 50 persen di tahun pertama sehingga semakin membebani operasional. Namun, tambahnya, ekspansi cabang dan ATM baru ini tidak akan berlanjut agresif pada tahun depan. Tahun ini, target pembukaan ATM Setar sebanyak 2.000 unit.

Tahun depan, perseroan hanya menargetkan pembukaan 30 cabang baru, separuh dari target tahun ini karena untuk menjaga rasio efisiensi, yaitu biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).

"Melihat kondisi sekarang, tahun depan tidak akan berani buka sampai 60 cabang. Paling banyak 30 atau 35 cabang saja. Kalau terlalu banyak buka cabang, cost tinggi, BOPO tinggi, cost efficiency ratio jelek," ujarnya.

BCA akan menjaga cost efficiency ratio tidak sampai 50 persen. Pada kuartal pertama, rasio ini sudah melampaui 53 persen akan tetapi saat ini sudah berkurang menjadi 49 persen. "Target cost efficiency kami dijaga di antara 45- 50 persen."

Sementara itu, BCA juga menyiapkan Rp1,5 triliun untuk menyuntik modal anak usaha. Jahja mengatakan Rp500 miliar sudah diberikan kepada BCA Finance, anak usaha di bidang pembiayaan. Perseroan tengah mengincar setidaknya dua bank untuk diakuisisi dengan sisa Rp1 triliun. "Jangan cuma satu, kalau bisa dua. Nanti kita lihat dulu di bulan September," katanya tanpa mau memberikan rincian nama bank yang akan diincar.

Laba Bersih

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, BCA mencatat laba bersih Rp8,5 triliun, naik 8,8 persen dibanding Rp7,9 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatan operasional BCA meningkat 14,2 persen menjadi Rp22,6 triliun dibandingkan Rp19,8 triliun.

Meningkatnya laba perseroan seiring dengan non-interest income yang naik 23,9 persen menjadi Rp5,44 triliun. Sementara itu, net interest income naik 11,4 persen menjadi Rp17,18 triliun.

Outstanding kredit tercatat Rp347 triliun pada akhir Juni 2015, naik 8,0 persen dibandingkan posisi setahun sebelumnya. Hal itu didorong kenaikan kredit konsumer 9,2 persen menjadi Rp96,4 triliun dan kredit komersian serta UKM naik 8,3 persen menjadi RP137,5 triliun. Kredit korporasi hanya tumbuh 6,4 persen menjadi Rp113,2 triliun.

Kualitas kreidt masih baik dengan kredit macet (NPL) dijaga di level 0,7 persen dengan rasio cadangan kerugian kredit (provisi) 292,7 persen. Meskipun demikian terjadi kenaikan pada special mention loan mencapai Rp6,3 triliun akhir Juni 2015 dibandingkan Rp4,8 triliun pada setahun lalu.

Jahja menjelaskan bahwa kenaikan kredit dalam perhatian khusus itu karena adanya pergeseran pembayaran yang diatur oleh otoritas. Bunga kredit sebelumnya dibayar pada tanggal 1 tiap bulan, tetapi sekarang digeser menjadi tanggal 25. "Banyak nasabah belum siap untuk membayar pada tanggal 25 sehingga pembayaran telat. Bukan karena penurunan kapabilitas nasabah, tetapi karena adanya policy baru," jelasnya.

Dana pihak ketiga tumbuh 8 persen menjadi Rp455 triliun per akhir Juni 2015. Dana giro dan tabungan (CASA) meningkat 6,4 persen menjadi Rp345,9 triliun. Dana murah itu mencakup 76 persen total dana pihak ketiga. Dana deposito naik 13,7 persen menjadi Rp109,1 triliun. Secondary reserves tercatat Rp75,5 triliun per akhir semester pertama tahun ini.

Meskipun terjadi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, perseroan masih yakin untuk mencapai target tahun ini. "Meskipun ekonomi melambat, daya beli lemah, lapangan kerja kurang, saya optimis kredit naik 12 persen seperti target awal tahun. Akan tetapi kita harus melihat situasi pasar kebutuhan nasabah untuk mendapat kredit," katanya.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua