BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Waskita Tambah Capex; Indosat Beli Kembali Surat Utang

29 Juni 2015
Tags:
MARKET FLASH: Waskita Tambah Capex; Indosat Beli Kembali Surat Utang
Pekerja menyelesaiakan proyek konstruksi jalan layang tol akses Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (5/5). BPS menilai realisasi proyek infrastruktur yang dananya cair pada Mei 2015 itu akan memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan menjadi 4,71 persen pada triwulan I 2015. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

LSIP akuisisi perusahaan properti; volume penjualan CPO AALI turun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), emiten kelapa sawit milik Grup Salim mengakuisisi 50 persen saham perusahaan properti Asian Assets Management Pte. Ltd (AAM) sekitar $39 juta. AAM memiliki investasi ekuitas baik langsung maupun tidak langsung sebesar 100 persen atas saham PT Aston Inti Makmur, perusahaan properti yang memiliki dan mengoperasikan gedung kantor Ariobimo Sentral di kawasan Kuningan, Jakarta. LSIP telah melakukan penyertaan sebanyak 56,7 juta saham atau 50 persen dari total saham diterbitkan AAM pada 24 Juni 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

Volume penjualan periode Januari-Mei 2015 minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menurun 15,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut melanjutkan kondisi bulan sebelumnya. Penjualan lima bulan pertama tahun ini mencapai 455.964 ton, turun dibanding 540.887 ton pada periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya volume penjualan olein naik 114,5 persen menjadi 142.198 ton. Penjualan inti sawit (kernel) juga naik 0,2 persen menjadi 142.236 ton. Sebagian produksi CPO AALI dialihkan menjadi olein sehingga berdampak pada kenaikan volume penjualan olein yang signifikan.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mempertimbangkan mengubah target kinerja tahun ini karena terjadinya perlambatan ekonomi. Namun, besaran revisi belum diungkapkan. Direktur WIKA Yusmar Anggadinata mengatakan sejumlah proyek tidak sesuai dengan prediksi akibat banyak faktor. Pada tahun ini emiten konstruksi pelat merah ini menargetkan total kontrak Rp54,39 triliun. Terdiri atas kontrak baru Rp31 triliun dan lanjutan (carry over) Rp22,75 triliun.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menambah belanja modal (capex) tahun ini menjadi Rp4,3 triliun dari sebelumnya RP1,8 triliun seiring dengan perolehan dana penyertaan modal negara (PMN). Emiten konstruksi pelat merah ini menargetkan Rp5,3 triliun dari rights issue dengan Rp3,5 triliun porsi dari pemerintah. Sebagian besar dana rights issue untuk investasi di sejumlah ruas tol. Hingga saat ini capex perseroan telah terserap Rp575 miliar.

PT Trada Maritime Tbk (TRAM)

TRAM menargetkan pelunasan utang $35 juta tuntas dalam tiga bulan ke depan. Sumber dananya berasal dari pembayaran klaim asuransi dalam waktu dekat. Adapun pinjaman yang akan dibayar berasal dari International Finance Corporation (IFC). Utang itu awalnya digunakan untuk biaya modifikasi FSO Lentera Bangsa, tetapi kapal itu terbakar saat dikerjakan. Kebakaran ini membuat perseroan dianggap gagal bayar. Pelunasan utang itu menjadi fokus utama perseroan tahun ini karena telah mempersulit ekspansi ke depan.

PT Indosat Tbk (ISAT)

Indosat menyiapkan dana hingga $697,9 juta atau Rp9,2 triliun untuk membeli kembali surat utang perseroan. Meski mengeluarkan dana besar, anak usaha Ooredoo Group itu masih memiliki dana cukup untuk ekspansi semester kedua tahun ini. Indosat akan membayar penuh surat utang bergaransi senilai $650 juta pada 29 Juli 2015. Selain membayar pokok, perseroan juga membayar price value dan premi sebesar $23,96 juta.

Saat call back, Indosat juga membayar bunga periode berjalan selama enam bulan. Kupon notes itu 7,37 persen per tahun. Untuk membiayainya, Indosat akan menggunakan pinjaman valas $500 juta, dan sisanya dari dana eksternal rupiah, termasuk pinjaman bank dan sebagian obligasi.

Penyertaan Modal BUMN

Menteri BUMN Rini Soemarno berencana mengkaji ulang besaran usulan penyertaan modal negara dalam Rancangan APBN 2016 senilai Rp43 triliun untuk 29 BUMN karena beberapa pertimbangan. Poin yang dikaji termasuk kemungkinan penambahan modal dengan cara di luar PMN, seperti revaluasi aset. Sementara besarannya diusulkan bisa lebih rendah dari rencana semula. Hal itu sudah disampaikan pada Komisi VI DPR dan masih dapat berubah.

PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX)

Emiten perdagangan alat berat KOBX memasang target konservatif tahun ini akibat belum pulihnya permintaan. Langkah konservatif tercermin dari rencana pembangunan kantor cabang yang hanya bertambah satu pada tahun lalu menjadi 12 kantor saat ini. Besaran belanja modal juga konservatif sekitar $880 ribu pada tahun ini, sama dengan nilai pada 2014. Target volume penjualan juga sama dengan realisasi tahun lalu sebanyak 550 unit dan pada kuartal pertama 2015 sudah tercapai 130 unit.

Saham IPO

Kondisi pasar yang tidak meyakinkan serta minimnya sentimen positif mengakibatkan minat investor terhadap saham-saham perdana rendah. Apalagi pasar tengah menanti babak akhir krisis Yunani yang berpeluang besar mengalami gagal bayar. Kondisi itu menimpa PT Anabatic Technologies Tbk, di mana harga penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham ditetapkan di Rp700 per lembar saham, di ambang bawah kisaran penawaran Rp650 sampai Rp800. Size pun lebih rendah dari target awal 30 persen menjadi 20 persen. Analis menilai harga saham tercatat saja sudah banyak yang terdiskon, apalagi harga IPO yang belum terlihat fundamentalnya sehingga mereka meminta harga di ambang bawah.

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS)

TMAS mencari pinjaman sekitar Rp548 miliar untuk mendanai anggaran belanja modal perseroan untuk setahun ke depan senilai total Rp685 miliar. Direktur Pelayaran Tempuran Emas Ganny Zheng mengatakan belanja modal tersebut setara dengan US$50 juta yang dialokasikan untuk anggaran Juni 2015 hingga Juni 2016. Dari jumlah itu, $6 - 7 juta digunakan sebagai penunjang, dan $43 juta lainnya untuk beli kapal.

Sumber dananya 20 persen dari ekuitas dan 80 persen dari pinjaman bank. Sebelumnya, perseroan sempat berencana melakukan rights issue. Namun, kondisi pasar saat ini yang dinilai tidak kondusif membuat TMAS memilih menunda opsi tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,04%
Up3,59%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,25%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,40%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,17%
Up43,56%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,79%
Up3,43%
Up0,01%
Up3,97%
Up18,39%
Up46,82%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,45%
Up1,56%
Up0,01%
Up2,14%
Down- 2,42%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua